Part 46

3.5K 44 0
                                    

Tujuannya yang terutama di dalam melancarkan serangan ini adalah untuk menyelamatkan nona Ting Un dari kegegabahannya melancarkan serangan, karenanya sementara tangan kanan melepaskan serangan, tangan kirinya dipergunakan untuk menahan nona Ting Un agar tidak maju lebih ke muka.

"Adik Un," teriaknya keras keras, "untuk menghadapi manusia jahat seperti ini, lebih baik kita bertiga sama sama mencabut senjata...!"

Maksud dari teriakannya itu adalah menyadarkan nona Ting Un agar secepatnya meloloskan pedangnya.

Hian im li Cun Bwee sendiri ketika menyaksikan sikap Ting Un begitu polos dan kekanak kanakan, bahkan ingin menghadapinya dengan tangan kosong belaka, dengan perasaan geli dia lantas berhenti bergerak, dia ingin melihat dulu gerak serangan dari lawannya sebelum turun tangan meringkus gadis tersebut.

Menurut perhitungannya, seandainya Ting Un berhasil dibekuk dan dijadikan sandera, niscaya dia tak perlu repot repot lagi untuk melangsungkan pertarungan. Siapa tahu Hui cun siucay Seng Tiok sian sangat menguatirkan keselamatan Ting Un dan tiba tiba saja menyerobot maju ke depan sambil melepaskan serangan.

Tatkala Hui cun siucay Seng Tiok sian mempergunakan gerakan Hu kong keng im untuk pertama kalinya tadi, oleh karena kecepatannya diluar dugaan Hian im li Cun Bwee, maka walaupun tenaga dalam yang dimiliki gadis itu cukup lihay, namun berhubung dia tak tahu kalau ilmu Hu kong keng im yang dipelajari Hui cun siucay Seng Tiok sian sudah mencapai pada kesempurnaan, dalam gugupnya dia kena terdesak mundur sejauh tiga langkah lebih.

Sebagai gadis yang cerdik, Ting Un segera dapat merasakan betapa kasihnya Hui cun siucay Seng Tiok sian untuk melindungi keselamatannya tadi, dia menjadi terperanjat. Sekarang dia baru menduga kalau Hian im li adalah seorang manusia yang sukar dihadapi, itulah sebabnya Hui cun siucay Seng Tiok sian baru menghadang dihadapannya untuk melindungi keselamatan jiwanya..... Maka setelah mundur ke belakang, dengan cepat dia meloloskan kembali pedang Gin kong kiamnya untuk bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan.

Setelah bergeser tiga langkah ke samping, Hian im li Cun Bwee segera mendengus dingin seraya berseru :
"Baru berpisah beberapa hari, kemajuan yang kauperoleh benar benar pesat sekali, sejak kapan kau berhasil mempelajari ilmu gerakan tubuh Hu kong keng im nya si Kian tua?"

Kemudian setelah berhenti sejenak, dia berkata lagi :
"Dengan dasar kepandaian silat yang kau miliki sudah pingin pelajari ilmu gerakan tubuh Hu kong keng im? Hmmm, aku lihat akhirnya toh tiada gunanya juga."

Telapak tangannya segera diayunkan ke depan melancarkan sebuah pukulan dahsyat yang membuat bayangan kipas dari Hui cun siucay Seng Tiok sian tergetar keras dan mencelat ke samping.

Diantara kalangan angkatan muda, Hui cun siucay Seng Tiok sian termasuk seorang jagoan yang menonjol, apalagi setelah memperoleh banyak kebaikan dari Bu im sin hong Kian Kim siang selama berada di istana Ban seng kiong, tenaga dalamnya boleh dibilang sudah maju setapak lagi. Siapa tahu serangan yang dianggapnya cukup dahsyat tersebut dalam kenyataannya berhasil dipunahkan oleh Hian im li Cun Bwee dengan sangat gampang, ini menyebabkan hatinya tercekat, segera bentaknya keras keras :
"Adik Un, Seng Liang, mari kita maju bersama sama."

Dengan jurus Keng to pak an (ombak dahsyat memecah ditepian) kipas emasnya disodok kembali menyerang Hian im li Cun Bwee. Seng Liang dengan mengayunkan golok raksasanya memainkan jurus Heng sau cian kun (menyapu rata seribu prajurit), segulung desingan angin golok segera menyambar di udara dengan amat dahsyat.....

Nona Ting Un tidak ambil diam, pedang Gin kong kiamnya memainkan jurus Tin go ci hou (Tin go menusuk harimau) dan memancarkan serentetan cahaya perak yang amat menyilaukan mata. Tampak Hian im li Cun Bwee memutar badannya dua lingkaran serta menghindarkan diri dari sambaran pedang Gin kong kiam dari nona Ting Un dan bacokan golok dari Seng Liang, kemudian tiba tiba saja dia memutar pergelangan tangannya dan secara beruntun melepaskan tiga jurus serangan berantai ke arah Hui cun siucay Seng Tiok sian.

Pukulan Naga Sakti - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang