Bu im sin hong Kian Kim siang yang dituding orang sambil dicaci maki habis habisan cuma bisa berdiam diri belaka, namun pandangan terhadap Bu Im juga turut berubah. Hanya sayang keadaan yang sebenarnya tak dapat diterangkan kepadanya maka sambil menuding ke arah Thi Eng khi katanya :
"Kalau begitu, dalam hati kecilmu sudah menuduh lohu berdua sebagai musuhmu? Tapi dia adalah Thi Eng khi, Thi sauhiap, ciangbunjin dari Thian liong pay saat ini, dalam pandanganmu dia adalah seorang teman? Ataukah seorang musuh?"Bu Im mengira Bu im sin hong Kian Kim siang ada maksud untuk membohonginya, dengan gusar dia lantas berseru :
"Thi ciangbunjin ada seorang enghiong hohan, mana mungkin dia akan melakukan perjalanan bersamamu? Bila kau berani bersikap kurang hormat lagi terhadap lohu, jangan salahkan kalau lohu akan membinasakan dirimu lebih dulu!"Bu im sin hong Kian Kim siang segera tertawa.
"Entah dia adalah Thi ciangbunjin atau bukan, bila kau berani turun tangan keji kepadanya, maka bisa diketahui sampai dimanakah watakmu yang sebenarnya!"
Bu Im menjadi semakin gusar sehingga mencak mencak, sekali lagi dia menerjang ke arah Bu im sin hong Kian Kim siang keras keras.
"Untuk membereskan dirimu lebih dulu pun sama saja!"
"Weeesss!" sebuah pukulan dahsyat segera dilontarkan ke tubuh Bu im sin hong Ki¬an Kim siang. Dengan cekatan Bu im sin hong Kian Kim siang berkelit ke samping, pada saat itulah dia menyaksikan ada dua sosok bayangan tubuh sedang meluncur datang, segera bentaknya keras keras :
"Jangan bertarung dulu, ada orang datang!"Belum habis dia berseru, Bu Im telah membalikkan badan sambil menyongsong kedatangan ke dua orang tersebut, terdengar dia berseru dengan amat girang :
"Nona Ciu, Cici! Setelah bertemu dengan kalian, siaute pun merasa berlega hati, kuil Sam sim an kalian apakah telah dibakar oleh setan tua she Kian ini?"Rupanya yang datang adalah nenek Bu dan Ciu Tin tin, nenek Bu memandang sekejap ke arah Bu Im, kemudian sambil menghela napas katanya :
"Adik Im, jangan bersikap kurangajar terhadap Kian cianpwe!"Kemudian sambil menggape ke arah Bu Im, dia berjalan menghampiri Bu im sin hong Kian Kim siang serta Thi Eng khi. Sementara kakak beradik itu sedang bertanya jawab, Ciu Tin tin sudah melihat bagaimana Thi Eng khi berdiri menyendiri dibelakang tubuh Bu im sin hong Kian Kim siang.
Ketika menyaksikan gadis itu muncul, mendadak saja dia melengos ke samping, dia tak tahu kalau Thi Eng khi berbuat demikian karena merasa menyesal kepadanya, dianggapnya pemuda itu malu untuk berjumpa dengannya karena pemuda itu tidak dapat memahami perasaannya. Padahal selama ini dia tak dapat melupakan Thi Eng khi barang sekejap mata pun, maka setelah berjumpa muka sekarang, diapun terpaksa harus mengeraskan kepalanya untuk melayang turun dihadapan Thi Eng khi kemudian panggilnya dengan sedih :
"Adik Eng..... !"Kemudian setelah hening sejenak, terusnya lagi :
"Apakah kau belum bersedia memaafkan diriku?"Dari balik biji matanya yang jeli segera meleleh keluar dua titik air mata, Thi Eng khi menjadi terharu dan malu setelah menyaksikan hal tersebut, serunya agak tergagap :
"Enci Tin! Aku merasa bersalah kepadamu.... sudikah kau untuk memaafkan aku?"Mencorong sinar tajam dari balik mata Ciu Tin tin, serunya kejut bercampur girang :
"Adik Eng, apa kau bilang?""Dalam peristiwa yang lampau, akulah yang salah, aku mohon kau sudi memaafkan diriku!" jawab Thi Eng khi dengan nada bersungguh sungguh.
Sebetulnya Ciu Tin tin adalah seorang gadis yang alim dan tenang, akan tetapi sesudah mendengar perkataan dari Thi Eng khi, tanpa merasa malu lagi, dia segera menubruk ke pelukan Thi Eng khi. Siapa tahu lantaran tenaga terjangannya kelewatan besar, apalagi tenaga dalam yang dimiliki Thi Eng khi sudah punah bagaimana mungkin dia bisa menahan terjangannya itu
![](https://img.wattpad.com/cover/86860955-288-k70340.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukulan Naga Sakti - Gu Long
Ficción GeneralKeng thian giok cu Thi keng serta putra kesayangannya Giok bin Coan cu (Coan cu berwajah kemala) Thi Tiong giok dari Dunia Persilatan secara beruntun lenyap dari keramaian dunia persilatan, bahkan tersiar pula berita tentang kematian mereka. Menyusu...