Setelah menjura, kepada Sam ciat jiu Li Tin tang katanya :
"Mari kita segera berangkat!""Thi ciangbunjin, kau harus ikut kami menuju ke Thio kong si!" ketua dari Cing sia pay Ting Kong tetap bersikeras dengan pendiriannya semula.
Dengan sorot mata yang tajam Thi Eng khi segera memandang sekejap kearah enam orang itu, kemudian serunya :
"Apakah kalian hendak main kerubut?"Didengar dari ucapan mana, seakan akan dia hendak berkata begini : Jika kalian harus bertarung satu lawan satu, maka siapaun tak akan berhasil menangkan aku.
Cuma dari keenam orang tersebut, kalau bukan sebagai seorang ketua dari suatu perguruan besar tentulah seorang jago lihay yang sudah mempunyai nama besar dalam dunia persilatan, bila orang orang itu diharuskan main kerubut, sudah barang tentu tak seorang pun diantara mereka yang bersedia untuk melakukannya.
Tapi kalau diharuskan bertarung satu lawan satu, Unta sakti Lok It hong merupakan contoh yang paling jelas, apalagi mereka semua pun mempunyai perhitungan sendiri, kalau Lok It hong saja tidak mampu, apalagi yang lain?
Sayangnya, Thi Eng khi mengucapkan perkataan itu dengan perasaan gusar sehingga tak bisa dihindari, kata kata yang dipergunakan kasar sekali, rupanya kata kata yang kasar inilah yang menyebabkan semua orang tak tahan.
Beberapa orang jago itu segera saling berpandangan sekejap, sementara hawa amarah telah menyelimuti wajah mereka. Keadaan benar benar terjerumus dalam suasana serba rikuh yang menegangkan.
Di saat yang amat kritis inilah, mendadak terlihat sesosok bayangan manusia berkelebat lewat. Sungguh tajam pandangan mata orang itu, dari kejauhan sudah kedengaran dia berseru keras :
"Thi siauhiap, kau jangan berbincang bincang terus dengan para ciangbunjin di tempat ini, tahukah kau kalau ibumu sudah menghadapi musibah dan lenyap tak berbekas?"Thi Eng khi menjadi amat terperanjat setelah mendengar perkataan itu, untuk sesaat dia berdiri tertegun. Sementara itu, orang tersebut sudah meluncur datang dengan kecepatan luar biasa. Dengan cepat para ciangbunjin dari pelbagai perguruan besar itu mengenali orang tadi sebagai Sam ku sinni, dengan perasaan terperanjat dan tidak mengerti, mereka berseru :
"Locianpwe, apa maksudmu?"Sementara itu, Thi Eng khi sudah mendepak depakkan kakinya berulang kali sambil berseru dengan gemas :
"Aaai.... gara gara kalian aku jadi begini!"Tanpa mengucapkan sepatah kata pun dia segera berkelebat meninggalkan tempat itu, dalam waktu singkat bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan mata. Menyaksikan Thi Eng khi berlalu dengan terburu buru sebelum ia sempat menyelesaikan kata-katanya, dengan cepat Sam ku sinni berkata lagi dengan ilmu menyampaikan suara :
"Go Jit dan muridku juga ikut datang, sekarang mereka sedang menantimu dalam kuil dewa gunung sepuluh li di depan sana, kau berangkatlah selangkah duluan, pinni akan segera menyusul."Sewaktu berlalu tadi, Thi Eng khi telah menggunakan ilmu gerakan tubuh yang lihay sekali, jangankan para ciangbunjin itu bermaksud menghalanginya, dengan gerakan tubuh apakah dia berlalu ternyata tak diketahui pula oleh mereka.
Sekarang kawanan jago lihay dari dunia persilatan ini baru sadar, rupanya selama ini Thi Eng khi masih mengalah terus, seandainya dia benar benar akan turun tangan keji, kendatipun mereka maju bersama pun belum tentu akan berhasil.
Sementara itu Sam ku sinni telah menegur dengan perasaan tercengang dan tidak habis mengerti :
"Apakah antara kalian dengan Thi siauhiap telah terjadi suatu perselisihan yang mengakibatkan kedua belah pihak sama sama tak enak hati ..... ?"Secara ringkas Sam ciat jiu Li Tin tang segera menceritakan kembali apa yang telah terjadi barusan. Selesai mendengar penuturan tersebut, dengan wajah serius Sam ku sinni segera berseru :
"Aaaai...... bagaimanapun juga kalian toh seorang dedengkot silat yang sudah mempunyai nama ..... "
![](https://img.wattpad.com/cover/86860955-288-k70340.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukulan Naga Sakti - Gu Long
Ficción GeneralKeng thian giok cu Thi keng serta putra kesayangannya Giok bin Coan cu (Coan cu berwajah kemala) Thi Tiong giok dari Dunia Persilatan secara beruntun lenyap dari keramaian dunia persilatan, bahkan tersiar pula berita tentang kematian mereka. Menyusu...