Sam ku sinni serta Pek leng siancu So Bwe leng yang menyaksikan kejadian tersebut semakin merasa berat untuk meninggalkan tempat itu, mereka segera menyembunyikan diri sambil mengintip ke arah pintu gerbang.
Tampak bocah lelaki itu berjalan menuju ke depan pintu gerbang kemudian mengetuk beberapa kali, ketika tidak memperoleh jawaban, dia segera berteriak keras :
"The bungkuk, ayo buka pintu, sebentar nona Kan akan segera sampai disini!"Entah siapakah nona Kan tersebut, tak lama kemudian tampak kesibukan yang luar biasa didalam gedung tersebut, semua penghuni bermunculan untuk menyambut kedatangan dari nona Kan tersebut.
Berapa saat kemudian, terdengar suara derap kaki kuda bergema tiba, kemudian tampaklah empat orang lelaki berpakaian ringkas dan delapan orang kakek berjenggot putih muncul mengiringi sebuah kereta yang amat indah bentuknya. Tatkala tiba didepan pintu gerbang, orang orang yang menunggang kuda itu serentak berlompatan turun, sebaliknya kereta tersebut langsung menembusi pintu gerbang dan bergerak masuk ke halaman dalam.
Dengan demikian Sam ku sinni serta Pek leng siancu So Bwe leng tak sempat untuk menyaksikan macam apakah orang yang dinamakan nona Kan tersebut. Tapi mereka sempat mendengar suara yang amat merdu berkumandang keluar dari balik ruang kereta itu :
"Hadiahkan satu tahil emas murni untuk setiap orang!"Pek leng siancu So Bwe leng menjadi tertegun, dengan cepat dia merasa kalau suara tersebut sangat dikenal olehnya. Seorang lelaki berpakaian ringkas muncul dengan membawa sebuah kentongan besar, setiap orang yang muncul di depan pintu gerbang untuk menyambut kedatangan nona Kan segera diberi hadiah satu keping emas murni seberat sepuluh tahil tiap orang.
Benar benar suatu tindakan yang luar biasa, tak heran kalau orang orang itu begitu senang menyambut kedatangan nona Kan tersebut. Mendadak Pek leng siancu So Bwe leng mendepak depakkan kakinya berulang kali sambil berseru :
"Hmmm! Sekarang aku sudah tahu siapa gerangan keparat tersebut....!"Sam ku sinni tak tahu apa sebabnya Pek leng siancu So Bwe leng menjadi sewot, buru buru tegurnya dengan wajah tertegun :
"Leng ji, jangan bertindak sembrono!"Menyaksikan gurunya menjadi begitu gelisah, Pek leng siancu So Bwe leng segera mengulum sekulum senyuman diujung bibirnya, katanya kemudian :
"Siapa yang akan bertindak sembrono? Mari kita pulang saja ke penginapan!"Setelah mendengar ajakan tersebut, Sam ku sinni baru menghembuskan napas lega, bersama Pek leng siancu So Bwe leng, berangkatlah mereka kembali ke rumah penginapan.
Sekembalinya ke rumah penginapan, pertama tama yang dilakukan oleh Pek leng siancu So Bwe leng adalah mencari tahu siapakah pemilik gedung tersebut. Ternyata gedung tersebut milik seorang dari marga The yang bernama Kongtiong, dia merupakan satu satunya orang terkemuka dari kota Ngo hoo, sudah lama menjadi pembesar pemerintah dan baru tahun berselang mengundurkan diri dari jabatannya untuk kembali ke desa.
Pada hakekatnya mereka sama sekali bukan anggota persilatan seperti apa yang diduganya semula. Pek leng siancu So Bwe leng merasa agak kecewa namun dia pantang menyerah dengan begitu saja, kembali tanyanya kepada pemilik rumah penginapan tersebut, apakah ia tahu tentang urusan nona Kan dari gedung keluarga The.
Menyinggung soal nona Kan dari keluarga The, pemilik penginapan itu nampak bersemangat sekali, katanya dengan suara keras :
"Aaah, berbicara tentang nona Kan dari The loya tersebut, dia benar benar seorang nona yang luar biasa, mana wajahnya cantik, supel lagi, cukup berbicara dari perbuatan mulia yang banyak dilakukan olehnya, sulit rasanya untuk menemukan orang ke dua semacam itu di wilayah Ngo hoo..."Kemudian setelah menelan air liur, pujinya lebih lanjut :
"Terhadap siapa saja, sikapnya selalu ramah tamah dan halus berbudi terutama fakir miskin, apa saja yang diminta pasti dikabulkan, hampir setiap orang di kota Ngo hoo ini tahu kalau dia adalah seorang nona berwajah cantik berhati pousat, luar biasa, dia memang seorang nona baik yang luar biasa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukulan Naga Sakti - Gu Long
Fiksi UmumKeng thian giok cu Thi keng serta putra kesayangannya Giok bin Coan cu (Coan cu berwajah kemala) Thi Tiong giok dari Dunia Persilatan secara beruntun lenyap dari keramaian dunia persilatan, bahkan tersiar pula berita tentang kematian mereka. Menyusu...