Part 32

3.5K 49 0
                                    

Dari ucapan mana bisa disimpulkan bahwa bukan orang yang berkhianat saja yang akan dijatuhi hukuman mati, bahkan semua orang yang berada bersamanya akan turut mengalami nasib tragis yang sama. Selesai membacakan pasal peraturan itu, dengan wajah yang amat sedih si pencuri sakti Go Jit berkata lebih jauh :
"Aku si pencuri tua tak ingin menyusahkan rekan-rekan sekalian, harap kalian sudi memaafkan!"

Kembali dia melanjutkan perjalanannya kearah Hian im ji li berdua. Thi Eng khi tahu kalau keputusan tersebut terpaksa diambil oleh pencuri sakti Go Jit demi keselamatan rekan rekannya, apalagi setelah menyaksikan keteguhan hatinya itu, anak muda tersebut sadar bahwa rekannya ini tak mungkin bisa dibujuk dengan sepatah dua patah kata saja apalagi saat itu memang tiada banyak waktu untuk mengajaknya banyak berbicara, maka sambil tertawa terbahak bahak katanya :
"Haaahhh. ..haaahhh....haaahhh.... Go tayhiap, selama aku Thi Eng khi masih berada di sini, jangan harap rencanamu untuk mengorbankan diri bisa terwujud seperti apa yang kau inginkan!"

Belum selesai dia berkata, tampak bayangan manusia berkelewat lewat, tahu tahu pencuri sakti sudah kena dicengkeram oleh Thi Eng khi dan dilemparkan kearah Keng it totiang dari Bu tong pay.

"Harap lindungi keselamatan Go tayhiap dengan barisan Jit seng kiam tin perguruan kalian!"

Selesai berkata, dia sudah melayang balik ketempat semula. Hian im Tee kun sama sekali tidak berkutik dari posisinya semula meskipun dia menyaksikan Thi Eng khi mencengkeram orang dan dilemparkan kedalam barisan Jit seng kiam tin. Menanti si anak muda itu sudah balik kembali ke tempatnya semula, dia baru berkata sambil tertawa :
"Patung lumpur hendak menyeberang jalan, untuk melindungi keselamatan sendiri pun tak mampu, masih ingin menyelamatkan jiwa orang ..... Hmmm! Thi sauhiap, apakah kau tidak kuatir kalau tindakanmu itu akan menimbulkan bencana bagi orang orang Siau lim pay dan Bu tong pay?"

Mendengar perkataan tersebut, Thi Eng khi menjadi tertegun, kemudian pikirnya :
"Kalaupun aku sendiri tidak memikirkan persoalan ini, memang tidak seharusnya menyeret orang lain dalam keadaan seperti ini. Yaa, tindakan yang kuambil sekarang memang kelewat ceroboh!"

Perasaan menyesal segera timbul dalam hati kecilnya, baru saja dia akan berpaling untuk minta maaf kepada rekan rekan dari Siau lim pay dan Bu tong pay, mendadak terdengar Keng hian totiang, ketua dari Bu tong pay sudah terkata dengan ilmu menyampaikan suara.

"Suatu persahabatan sejati tidak memperhitungkan soal untung rugi, apalagi musuh tangguh berada didepan mata sekarang, harap Thi ciangbunjin jangan memecahkan perhatian sehingga situasi kena ditunggangi musuh."

Dari ucapan mana sudah jelas terdengar kalau mereka semua siap sedia untuk menghadapi bencana bersama sama, disamping memperingatkan kepada Thi Eng khi untuk meningkatkan kewaspadaannya.

Thi Eng khi menjadi amat terperanjat, dengan cepat dia berusaha untuk menenangkan pikirannya, kemudian menghimpun te¬naga dalamnya untuk bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan, setelah itu dengan sikap tak acuh katanya sambil tertawa hambar :
"Aku tidak kuatir untuk menghadapi banyak persoalan, lihat saja nanti akan hasilnya."

Hian im Tee kun betul betul gusar sekali, namun diluar dia tetap bersikap lembut dan lunak, kembali dia berkata :
"Thi ciangbunjin memang seorang enghiong hohan, pun Tee kun paling suka dengan pemuda seperti kau, lebih baik tak usah kita bicarakan lagi tentang masalah yang memuakkan hati itu, bagaimana kalau kita berbincang kembali dari awal untuk mencoba menjajaki suatu kerjasama diantara kita berdua?"

Dengan cepat Thi Eng khi menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Tiada persoalan yang dibicarakan lagi diantara kita berdua, aku bersedia menerima petunjuk dari Tee kun!"

Meledaklah amarah dalam hati Hian im Tee kun, dia segera mendongakkan kepalanya dan tertawa seram.

"Haaahhh.... haaahhh... haaahhh.... kau, kau...., kau anggap kepandaian yang kau miliki itu sudah mampu untuk menandingi pun Tee kun? Pada seratus tahun berselang pun Tee kun sudah pernah mencoba kehebatan dari ilmu Heng kian sinkang tersebut akhirnya yang mampus bukan pun Tee kun melainkan pihak lawan. Huuuh, dengan mengandalkan hasil latihanmu selama dua puluh tahun, sekalipun balik pada seratus tahun berselang pun paling banter hanya bisa bertarung seimbang denganku, tapi hari ini .... hmmm, kuanjurkan kepadamu, lebih baik janganlah keblinger oleh kata kata pujianku tadi sehingga tak tahu diri!"

Pukulan Naga Sakti - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang