Gadis itu berjalan tergesa-gesa di sepanjang koridor kelas XII. Seakan menghindar dari seseorang. Sesekali ia tersenyum dan membalas sapaan beberapa orang yang menyapanya.
Ia masih berjalan dengan terburu-buru hingga terdengar suara seseorang yang memanggilnya, sehingga mau-tak mau gadis itu menghentikan langkahnya sejenak, kemudian berbalik dengan ragu-ragu.
"Ara!"
Orang itu memanggil gadis ini dengan semangat sambil sesekali berlari kecil menemui Aravika.
Ya, Aravika nama gadis ini. Lengkapnya Aravika Keana Steven. Anak kedua dari dua bersaudara di keluarga besar Steven. Memiliki satu saudara yang tak lain adalah Rafael Putra Steven.
Aravika menghela napas pelan ketika menemukan orang yang paling ingin di hindarinya menemuinya dengan wajah yang merasa tak bersalah sama sekali.
"Pagi Ara,"sapanya dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya sedari tadi.
Aravika hanya tersenyum kecil-lebih tepatnya malas menanggapi sapaan orang ini.
Orang inilah yang sedari tadi ingin Aravika hindari. Orang ini yang dianggap Aravika-atau yang lebih dikenal orang dengan sebutan Vika-sudah gila.
Orang ini adalah Arland. Dengan nama lengkap Arland Keyvan Xander. Salah satu dari sekian Badboy di SMA Persada. Dan salah satu orang yang paling ingin di hindari oleh Aravika sendiri.
Bukan tanpa alasan Aravika ingin menjauhi Arland. Walaupun dari segi wajah, Arland dapat dikategorikan goodlooking malahan sangat tampan. Dengan hidung yang mancung, rahang yang tegas, yang menambah kesan maskulin di wajahnya. Yang di lengkapi dengan postur tubuh proposional-nya. Tinggi dan Atletis.
Sempurna. Satu kata yang mewakili fisik Arland. Tapi dari balik kata sempurna itu yang Aravika ingin jauhi. Menurutnya Arland sendiri sangat-sangat tidak waras. Selama ia pindah ke SMA Persada ini, dengan tanpa sebab Arland yang notabene-nya adalah orang populer di SMA ini, selalu mendekatinya.
Aravika pindah dari SMA Aksara Bandung ke SMA Persada ini pada waktu mereka naik ke kelas XII. Dan selama itulah Arland selalu menguntit Aravika kemanapun. Dan yang paling mengejutkan ialah Arland sendiri tau asal-usul Aravika hingga akun media sosial Aravika-pun ia tau. Mulai dari Line, Instagram, BBM, hingga ke akun ask.fm nya.
Dan itu semua membuat Aravika mulai membayangkan hal yang tidak-tidak. Bagaimana bisa Aravika masih bisa tenang-tenang saja sementara Arland, orang asing tiba-tiba dekat dengannya tanpa suatu alasan yang jelas.
"Mau ke kelas Ra?"tanya Arland dengan wajah riang-nya yang sudah ratusan-bahkan ribuan kali Vika melihatnya.
"Mmm... dan lo jangan gangguin gue, apalagi sampe nguntit gue kayak kemarin." Balas Vika sedikit kesal. Ada nada peringatan yang tersirat dalam kalimatnya tadi tapi tetap saja Arland adalah Arland. Seorang cowo yang suka bersikap seenaknya. Dia tidak perduli maksud dari perkataan Aravika tadi.
"Ayo gue anter ke kelas lo. Keburu bel bunyi,"ucap Arland menghiraukan tatapan tidak terima dari Aravika.
Arland menarik tangan Vika lembut dan menuntunnya ke arah kelas XII IPA 2, sedangkan Arland sendiri berada di kelas XII IPA 4. Cukup jauh dari kelas Vika.
Itu yang membuat Vika merasakan kehangatan melihat Arland. Ia sendiri heran, mengapa Arland yang notabenenya Badboy, dan ketua tim basket SMA Persada ini mau memperlakukan seorang Aravika Keana Steven dengan baik, meskipun telah di marahi dan dilarang oleh Vika-nya sendiri.
Sesampainya di kelas XII IPA 2, Arland tersenyum lembut ke arah Vika, dan mengecup tangan Vika pelan. Hal yang biasa dilakukan Arland kepada Vika semenjak dia bertemu dengan Vika. Bahkan Arland pernah membuat pengumuman untuk meng-klaim Aravika sebagai miliknya dan tidak ada seorang-pun yang boleh mengambil gugat Aravika.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Badboy
Teen FictionHighest ranking: #34 in teenfiction (17-02-17) #26 in teenfiction (19-02-17) Potongan-potongan memori itu kembali, membawa luka lama yang kembali berdarah. Menyisakan kesakitan bila diingat kembali. Dan disaat semua sudah mulai berubah, disaat 'nyam...