ArVi 8.

12.2K 789 3
                                    

Jangan pelit tinggalin jejak ya guys.

Gue cuma mau cerita ini di beri apresiasi.

Enjoy this part...

•°•°•°•

"Kean!"panggil bocah lelaki itu sambil berlari kecil menghampiri Kean.

"Key, kamu darimana? Kean udah dari tadi nungguin key."

"Key abis temenin mama belanja, Key minta maaf ya kalau lama,"ucap Key dengan wajah polosnya.

Kean mengangguk sambil tersenyum manis.

"Gak apa-apa kok. Kean kan udah pernah bilang kalau Kean suka nungguin Key,"balas gadis kecil itu.

"Kalau gitu Key juga mau nungguin Kean suatu saat nanti."

"Emang nanti Kean mau kemana, sampai harus Key tungguin?"tanya Kean dengan raut bingungnya.

Key menggeleng, "nggak tau? Tapi Key janji Key akan nungguin Kean kalau Kean pergi,"ucap Key sambil tersenyum manis.

"Ini Kean,"Key mengulurkan tangannya yang membawa lolipop kecil.

"Ini buat Kean? Kenapa Key kasih?"tanya Kean sambil mengambil lolipop yang ada di tangan Key.

"Itu karna Kean udah mau terus nungguin Key. Itu belinya pakai uang Key kok,"ucap Key sambil menunduk malu.

Kean tertawa kecil, "makasih ya Key. Nanti kalau Key yang nungguin Kean, Kean yang ngasih lolipop'nya sama Key."

"Ya udah, kalo gitu sekarang kita pergi main ke danau,"Key menarik tangan Kean pelan menuju danau kecil di taman itu.

"Key, kalau kita udah besar trus kita gak pernah ketemu lagi gimana?"tanya Kean sambil mengemut lolipop'nya.

"Kean kok ngomong kayak gitu? Kean gak mau main sama Key lagi ya?"tanya Key yang mulai cemberut.

"Bukan Key. Maksud Kean, kalau kita gak bisa ketemu lagi gimana? Kean gak mau kehilangan Key,"jelas Kean sambil memegang lengan Key yang sudah mulai cemberut.

"Mmm.. kalau Kean mau ketemu Key, Kean datang aja ke danau ini. Nanti Key akan terus nungguin Kean di danau ini."

Kean mengangguk, menyetujui ucapan Key. Kemudian mereka berlarian mengelilingi danau kecil itu. Suara tawa yang nyaring memenuhi danau tersebut, yang menyimpan sejuta kenangan di antara bocah kecil itu.

Aravika kembali terbangun pada tengah malam. Matanya mencari-cari jam yang tertempel di dinding. Seperti biasa, ini masih terlalu pagi untuk bersiap berangkat ke sekolah.

Entah kenapa beberapa hari ini mimpi itu selalu menghantuinya tiap malam. Membuat Vika terbangun pada waktu yang sama, tiap hari. Dan itu membuat Aravika semakin penasaran akan mimpinya itu.

Dia seakan diajak untuk kembali mengingat potongan demi potongan masa lalunya.

Kemudian Aravika kembali teringat dengan Arland, percakapannya yang terakhir dengan Rafael, kakaknya dan peristiwa yang sudah terjadi diantara Arland dan dirinya.

Aravika masih belum mengerti semua hubungan antara rentetan kejadian demi kejadian yang telah dia alami.

Aravika beranjak dari tempatnya, berjalan pelan menembus kegelapan rumahnya. Belum ada orang yang bangun jam segini dirumahnya kecuali dia dan...

"Lo mau kemana dek?"

...Rafael.

Aravika masih bergeming, tidak berniat menjawab pertanyaan Rafael dan juga tidak berminat untuk sekedar menolehkan kepalanya mencari tau siapa yang menyapanya tadi.

My Possessive BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang