Jangan lupa untuk meninggalkan jejak terlebih dahulu ok.
Enjoy this part...
•°•°•°•
Arland melangkah menyusuri koridor kelasnya. Beberapa pasang mata selalu memperhatikannya yang selalu diacuhkan begitu saja olehnya. Matanya masih mencari-cari keberadaan seseorang.
Gotcha...
Arland menemukannya. Ia menemukan orang yang sedari tadi dia cari. Ia langsung mengambil ponselnya yang berada pada kantong celananya, lalu menghubungi seseorang.
"Halo Land,"sapa seseorang dari seberang sana.
"Rio, gue udah nemuin dia. Selanjutnya lo kabarin anak-anak buat stay di tempatnya masing-masing."perintahnya kepada Rio.
"Ok. Beres Land."
Sambungan dimatikan oleh Arland sendiri. Saat ini dia akan menjalankan lanjutan rencananya dengan bantuan ketiga sahabatnya juga. Dia melangkah, melewati beberapa orang yang membuatnya keheranan.
Dan di setiap benak mereka ada pertanyaan "untuk apa Arland kemari?"
Pasalnya, Arland yang notabenenya seorang anak jurusan IPA mampir ke jurusan IPS. Sedangkan ketiga sahabat karibnya juga adalah anak IPA. Jadi untuk apa seorang 'Arland' sudi mampir ke tempat ini?Dia berjalan ke arah... Tasya!
Ya, Tasya yang sedang asik bercengkrama dengan kedua teman se-geng-nya yang tak lain adalah Stefi dan Karen. Bahkan Tasya sama sekali tidak sadar bahwa Arland sedang menuju ke arahnya saat ini, saking dia terlalu asik hingga tidak memperdulikan sekitarnya.
Tapi itu tidak berlangsung lama, Karen yang menyadari Arland menuju ke arah mereka. Lantas dia langsung menyikut Tasya pelan. Tasya yang merasa terganggu dengan sikutan Karen, hanya menatapnya bingung. Karen langsung mengarahkan dagunya kearah Arland yang masih berjalan dengan santainya.
Tasya yang penasaran langsung menolehkan kepalanya ke arah yang Karen tunjukkan. Matanya melebar kaget sekaligus tidak percaya, melihat Arland berjalan ke arahnya dengan gaya cool yang biasa dipasangnya.
Karen tersenyum pada Stefi penuh arti. Stefi yang menangkap maksud dari senyum Karen, membalas senyumannya dengan menaikkan sebelah ujung bibirnya.
"Gi—gimana dong ini?"tanya Tasya gugup.
"Btw, dia ngapain ya nyamperin gue?"tanyanya lagi.
"Ya mungkin aja dia mau coba pdkt sama lo,"ujar Stefi.
"Atau mungkin dia mau ngajak lo jalan?"tambah Karen semangat.
Tasya yang mendengar jawaban-jawaban dari Karen dan Stefi semakin tidak sabar ingin mengetahui alasan kenapa Arland mau repot-repot menghampirinya. Karena jarak koridor IPA dengan koridor IPS itu terbilang cukup jauh. Dan Arland mau repot untuk melaluinya hanya demi Tasya?
Tasya masih sibuk dengan spekulasi tentang Arland, sedangkan Arland sudah berdiri tegap dihadapan mereka. Tasya tersadar dari lamunannya dan menatap ke arah Arland yang masih memasang smirk nya.
"Hai Sya,"sapa Arland.
"Hai juga Land."Tasya tersenyum kikuk.
Berhadapan dengan Arland akan membuatnya selalu berolahraga jantung. Dan tatapan mengintimidasi Arland juga selalu membuatnya merasa tidak mempunyai kekuasaan apa-apa.
"Gue mau ngomong berdua sama lo."Arland melirik Stefi dan Karen.
"Boleh?"tanyanya lagi.
Tasya mengangguk dan tersenyum gugup. Tasya melirik Stefi dan Karen, lalu menatap mereka, meminta ijin untuk pergi bersama Arland sebentar lewat tatapan matanya. Stefi dan Karen langsung menganggukan kepala mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Badboy
Ficțiune adolescențiHighest ranking: #34 in teenfiction (17-02-17) #26 in teenfiction (19-02-17) Potongan-potongan memori itu kembali, membawa luka lama yang kembali berdarah. Menyisakan kesakitan bila diingat kembali. Dan disaat semua sudah mulai berubah, disaat 'nyam...