ArVi 22.

7.5K 708 12
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca, ok?

Arland mulai melangkahkan kakinya dengan terburu-buru sambil sesekali berlari kecil. Dengan gesit dia menghindari beberapa orang yang sibuk berlalu-lalang di koridor klinik tersebut.

Langsung saja Arland menghampiri receptionist dan menanyakan teman-temannya yang dirawat saat ini. Setelah mendapatkan jawaban dari receptionist, Arland langsung berlari kecil ke arah ruangan besar yang berada diujung koridor. Disana teman-teman Arland sudah mendapatkan perawatan pada luka lebam ditubuh mereka akibat perkelahian tiba-tiba.

Arland menghela napas lega, ketika mendapati seluruh temannya sudah mendapatkan perawatan dan juga tak ada yang mendapatkan luka parah ataupun menghasilkan korban jiwa. Dia menghampiri David yang terbaring dengan luka lebam yang terlihat diseluruh wajahnya dan tubuhnya.

"Gimana?"

David mengerutkan keninngnya bingung. "Gimana apanya?"

"Gimana cerita lengkapnya. Lo semua jadi gini gimana bisa?!"ucap Arland sambil menahan emosinya. Dia tau, disini bukan David yang salah, melainkan dirinya dan Gavin. Jadi dia berusaha untuk meredam emosinya sementara, dia harus tau kejelasan cerita dari mereka, yang mengakibatkan Persada kembali mengalami perang dingin maupun memanas dengan Arthamega.

David mulai berdehem, ingin menceritakan semua kejelasan dan rincian cerita. Rio, Fabian dan juga Bani telah sampai dan langsung saja mengambil posisi untuk mendengarkan penyebab dan rincian cerita dari David.

"Kita semua lagi ngumpul, beberapa ada yang main catur, pegang handphone. Tiba-tiba aja pintu di dobrak sama Gavin dngan cara ditendang, otomatis kita langsung diri, trus ngumpul dihadapan anak Arthamega yang udah siap perang sambil megang balok."

Arland mengernyitkan dahinya. Ada yang tidak beres disini, kenapa Gavin tiba-tiba tau dimana markas mereka?

"Gavin bilang apa sama kalian?"

"Dia bilang kalo lo punya utang besar sama dia Land. Gue juga gak tau kenapa dia bilang itu, tapi satu hal, gue masih inget dia bilang kalo dia mau nantangin lo. Kalo lo nerima tantangan dia, temuin dia hari minggu jam 10 pagi di gang Rawa deket SMA Arthamega. Dia bilang mau nepatin janjinya duel sama lo one by one , dan gue saranin lebih baik lo gak usah kesana Land,"ucap David sambil menggelengkan kepalanya sesekali meringis menahan sakit pada luka lebamnya.

Arland mengangguk mengerti, dia mengerti jalan pikiran Gavin saat ini. Dia mengerti sekarang rincian ceritanya. Dia mengerti sekarang mengapa kejadian ini bisa terjadi, dan dia berjanji. Dia berjanji akan menyelesaikan seluruh masalah ini hingga ke akarnya. Tanpa melibatkan banyak pihak, tanpa menjatuhkan korban jiwa. Dia yakin dia bisa.

"Gue setuju sama David, Land. Lebih baik lo gak usah datang, itu deket sama markasnya Arthamega. Lo bisa dikeroyok kalau mau datang sendiri, jadi kalo lo mau dateng, kita akan ikut, buat jagain lo disana. Takutnya lo nanti dikeroyok sama mereka,"larang Bani.

"Lagipula, Gavin itu licik banget. Selain dia bisa berpeluang buat ngeroyok elo disana, dia juga bisa aja udah nyiapin jebakan. Karna itu dekat markas mereka'kan? Kalo lo mau pergi, kita ikut."tambah Fabian.

"Iya, kalo lo pergi, kita ikutan. Kita gak akan gangguin duel lo sama Gavin, tapi kita cuma mau ngelindungin elo. Seenggaknya buat jagain lo dari kelicikannya dia,"kali ini Rio mulai serius menanggapi hal ini. Dia merasa jika ini bukan lagi masalah sepele seperti tawuran yang lalu. Tapi ini menyangkut dendam pribadi Gavin terhadap Arland yang cuma Gavin yang tau apa itu. Karena Arland pun bahkan tidak tau apa yang menjadi dendam Gavin selama ini.

Arland mengangguk, dia akan pergi kesana. Tapi, dia harus memastikan kalau Aravika aman dari jangkauan Gavin. Karena Gavin akan menyakiti, siapapun yang berhubungan dengannya termasuk Aravika. Dan dengan sekuat tenaganya, Arland akan menghentikan Gavin.

My Possessive BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang