ArVi 4.

16.8K 1K 7
                                        

Jangan lupa untuk tinggalin jejak kalian.
Jangan pelit.

Enjoy this part...

•°•°•°•

Saat ini, Arland sedang berada di rooftop SMA Persada, tempat Arland berserta ketiga sahabatnya kumpul. Tapi saat ini, Arland hanya bersama dua sahabatnya yang tak lain adalah Rio dan Bani.

Satu lagi sahabatnya yang otaknya masih bisa dibilang waras, tak seperti Rio dan Bani yang sudah mulai tidak waras, Fabian. Atau yang sering dipanggil Bian, adalah orang yang mungkin irit ngomong tetapi banyak berbuat.

Dibalik ke diaman-nya Bian, dia sendiri memiliki cara tersendiri untuk membantu temannya yang sedang dalam masa-masa sulit mereka.

Diam-diam Bian peduli dan ambil alih dalam mengurus masalah yang mereka punya. Dan ketiga sahabatnya termasuk Arland, tau itu.

"Eh, Ban lo tau dimana Bian gak? Tumben dia gak ikut ngumpul."tanya Arland.

Orang yang ditanyapun hanya melirik Arland, tapi tetap fokus pada games yang ada pada ponselnya.

Arland yang melihat kelakuan Bani hanya menggeleng sambil melemparnya dengan kaleng minuman bersoda yang sudah kosong.

"Eh... si bangke, ditanya malah dikacangin lagi."gerutu Arland yang hanya dibalas cengiran dari Bani.

"Lagian, lo manggil nama gue yang lengkap kek?! Ban Ban Ban... lo kira gue tukang jual ban?"tanya Bani kesal.

"Eh lo berdua berisik banget dari tadi. Gue jadi sedih kan karna sad ending."timpal Rio.

"Apaan yang sad ending Yo?"tanya Bani bingung.

"Nih, game gue. Pemeran utamanya mati, ya jadi sad ending."jawab Rio enteng yang dibalas dengan jitakkan dari Bani.

"Lagian Land, lo kayak gak tau Bian aja, palingan dia lagi di kelas. Duduk anteng sambil merhatiin guru yang ngajar di kelasnya."jawab Rio.

"Land?"panggil Rio.

"Hmmm."yang dijawab gumaman dari Arland.

" Lo masih mau ngegebet si Aravika itu?"

"Hmm.. iya. Mangnya kenapa sih?"

"Bukan gitu Land. Kita cuma gak mau lo sakit hati. Aravika kan kayaknya ilfeel banget sama lo, semenjak lo gangguin dia mulu."ucap Bani.

Keheningan tercipta usai Bani mengucap kata-kata yang mungkin memiliki makna yang mendalam bagi Arland tersendiri.

"Ya. Tapi gue punya alasan yang kuat untuk ngelakuin ini."

"Alasan itu lagi?"tanya Rio yang membuat Arland terdiam.

"Gini ya Land. Gue bukannya ngelarang lo buat raih cewek yang lo suka. Tapi lo tau, masa kecil tetap masa kecil. Gak akan ada pengaruhnya sama orang yang gak inget itu lagi."jelas Rio.

"Ya tapi kan dia cuma gak-"

"Gak inget? Dia bukan hanya sekedar gak inget, dia hilang ingatan. Atau mau gue perjelas? Dia ngalamin amnesia jangka pendek. Yang berarti dia lupa hal-hal yang dulu pernah dia lakuin termasuk masa kecilnya sama lo! Lo harus sadar itu."ucap Rio emosi.

"Iya. Gue tau itu. Dan itulah gunanya gue ketemu lagi sama dia! GUE HARUS BISA NGEBANTU DIA NGINGAT MASA KECILNYA!"teriak Arland yang sudah tersulut emosi, membuat Bani segera bergerak membuat jarak diantara mereka.

"Kita cuma pengen lo bahagia Land. Tapi lo gak ngerti apa maksud baik dari kami. Gue cabut!"ucap Rio kemudian berlalu dari hadapan Arland.

Bani menghampiri Arland, lalu menatapnya prihatin. Bani menepuk bahu Arland pelan seolah memberikan kekuatan padanya.

My Possessive BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang