ArVi 21.

8.4K 575 12
                                    

Budidayakan vote sebelum/sesudah membaca, ok.

Rio dan Bani sampai dirumah Aravika setelah tersesat sampai salah rumah. Mereka tertawa bodoh ketika mengingat kejadian itu. Bayangkan saja, mereka sudah mengetuk-ngetuk pintu rumah yang mereka pikir rumah Vika hingga meneriakkan namanya Arland dan Vika.
Dan hampir saja mereka disiram air oleh pemilik rumah karena mereka telah membuat keributan dirumah orang.

"Jadi, senin depan kalian ujian apa?"tanya Vika setelah mendengar cerita mereka.

"Kata bu Sri, kita remedial dipelajaran Fisika, Matematika, Kimia. Jadi senin depan ujian Matematika, selasa Kimia, rabunya Fisika."jelas Bani yang mendapat anggukan dari Vika.

"Kalo gitu, kita punya waktu 3 hari untuk belajar. Hari ini, sabtu besok, sama minggu. So, kita belajar Matematika sekarang."Aravika mulai membuka bukunya.

"Jadi, bab berapa yang kalian belum paham?"tanyanya sambil menatap wajah mereka satu persatu.

Rio, Arland dan Bani terdiam, kemudian serentak menunjukkan cengiran mereka.
Fabian menggelengkan kepalanya melihat kelakuan temannya. Seakan mengerti arti dari cengiran yang mereka tunjukkan.

"Vik, mereka gak ngerti semua Bab."

"Haaahh... serius lo?! Demi apa kalian semua gak paham satu materipun? Gils.."pekik Aravika tidak percaya.

"Ok, kalo gitu kita pelajari dari awal, kalian baca dulu, trus kita kerjain soalnya. Kalo ada yang ga paham tanya sama gue atau Bian,"jelasnya.

"Oh, ya.kalian mau minum apa? Biar gue buatin sebentar."tawarnya.

"Aku mau es teh manis aja deh Ra. Tapi jangan yang manis banget ya, karna manisnya udah ada di kamu,"gombal Arland yang membuat Rio dan Bani menoyor kepalanya.

"Modus aja lo Land,"komentar Bian.

"Kalo gue jus ya Vik,"ucap Bani.

"Jus apa Ban?"tanya Vika.

"Just wanna say i love you" Langsung saja Bani mendapatkan jitakan dari Arland dan kekehan dari Vika.

"Kalo gue mau sirup aja Vik,"ujar Rio.

"Sirupnya rasa apa Yo?"

"Rasa yang tak pernah sampai, ada gak?"tanyanya yang mendapatkan tawa geli dari semua yang ada diruangan itu.

"Lo apa Yan?"

"Sirup juga deh."jawab Fabian

"Rasa?"

"Rasa bersalah Vik,"sambar Rio.

"Kalian ada-ada aja. Kalo gitu gue buatin minum sama cemilan dulu ya."

Semua berjalan lancar, dan sepertinya semangat mereka bertiga semakin meningkat, ketika menyadari mereka harus berusaha memperbaiki nilai mereka yang hancur. Tak terkecuali dengan Arland yang memang belajar dengan sungguh tapi sesekali melancarkan modusnya kepada Aravika.

"Ra, yang ini gimana ngerjainnya?"tanya Arland.

" Lah, tadikan kamu bisa ngerjain yang ini?! Kenapa nanya lagi?"

"Modus Vik!"sindir Bian.

"Diakan rajanya modus Vika,"ucap Rio.

"Kita mah cuma jadi obat nyamuk dibuat dia,"ucap Bani.

"Arland! Belajar yang bagus. Jangan main-main mulu!"ucap Aravika mengingatkan.

"Iya Ra. Kan gapapa modus sama pacar sendiri. Emangnya kamu mau aku modus sama cewek lain?!"ucap Arland.

My Possessive BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang