Berikan apresiasi pada cerita ini, ok?
Enjoy this part.
•°•°•°•
"Jadi, lo udah jengukin dia?"tanya Bian.
Arland mengangguk mengiyakan. "Menurut lo, dia suka gak sama gue?"tanya Arland.
" Ya pasti sukalah. Mana mungkin dia mau dijengukin sama lo kalo dia gak ada rasa sama lo,"celetuk Rio.
"Bener juga kata Rio. Yang pasti dia udah nyaman sama lo, dan merasa kehilangan kalo gak berada deket lo Land,"ujar Bani sambil menatap layar hpnya.
"Nunggu apalagi Land? Langsung tembak aja,"usul Rio.
"Ntar kalo ditembak, matilah goblok."Bani menoyor kepala Rio.
"Ck, bukan gitu bego. Maksud gue langsung di jadiin pacar."
"Ohh... biasa ajalah ngomongnya. Kok nge-gas mas?"ejek Bani.
"Gimana Land? Mau lo tembak atau nggak?"tanya Bian.
"Mmm... menurut lo gimana?"tanya Arland balik.
"Denger kata hati lo,"jawabnya singkat.
"Gue... bakalan nembak dia. Lo semua bantuin gue ya,"ucap Arland.
" Beres lah kalau itu. Tapi jangan lupa pj ya Land,"ucap Bani yang mendapat balasan toyoran dari Arland.
" Yee... minta pj aja lo. Iya kalo diterima, kalo nggak?"tanya Arland.
" Ya kalo nggak diterima masih ada abang Rio yang mau nerima Arland apa adanya,"jawab Rio yang mendapat jitakan dari Arland.
"Najis gila, gue sama lo."
"Kamu jahat mas Arland. Jadi selama ini kamu anggap dek Rio nih apa?"
"Pembokat gue,"jawab Arland santai yang membuat Bani tertawa terpingkal-pingkal.
"Haha... ngakak lo Yo. Cocok juga lo jadi Pembokatnya Arland."Bani tertawa hingga bahunya berguncang kuat.
Sedangkan Bian hanya terdiam mengamati obrolan mereka, tanpa berniat untuk ikut dalam percakapan konyol mereka.
Ya, mereka sedang berkumpul di rumah Bian. Arland langsung meluncur kerumah Bian sehabis dari rumah sakit, menjenguk Aravika. Langsung saja dia menceritakan keakrabannya dengan Aravika sewaktu dirumah sakit tadi. Dan itu membuat teman-temannya minus Fabian heboh sendiri.
"Lebih baik nunggu dia balik dari rumah sakit dulu Land, biar lo mudah nembaknya,"celetuk Bani.
"Eh, bener tuh. Biar lo nembak dia disekolah aja, sekalian biar si nenek lampir Tasya itu ngelihat. Tumben otak gue encer ya?!"komentar Rio.
Bani dan Arland berdecak heran melihat kelakuan sahabatnya yang satu ini, selalu aneh.
"Tuh temen lo,"tunjuk Bani kepada Arland.
"Huh? Gak kenal gue,"elak Arland. "Temen lo kali?"tanyanya balik.
"Kalo dia lagi dalam mode waras dan gak malu-maluin, dia itu temen gue. Tapi sekarang enggak."Bani melirik Rio yang masih asik sendiri.
"Idiot,"sinis Bian.
"Bego,"desis Arland.
" Goblok."kali ini Bani yang berkomentar.
"Huh? Siapa yang idiot, bego, sama goblok?"tanya Rio dengan muka polos tanpa dosanya.
"ELO!"teriak mereka semua minus Rio yang masih terbengong mencerna perkataan mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/89142367-288-k484144.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Badboy
Teen FictionHighest ranking: #34 in teenfiction (17-02-17) #26 in teenfiction (19-02-17) Potongan-potongan memori itu kembali, membawa luka lama yang kembali berdarah. Menyisakan kesakitan bila diingat kembali. Dan disaat semua sudah mulai berubah, disaat 'nyam...