Jangan lupa Vomment sebelum membaca.
Hope you enjoy this part.
Mobil Arland terparkir dengan rapi di parkiran Timur SMA Persada. Arland turun yang diikuti oleh Aravika. Mereka berjalan beriringan. Sesekali Arland melemparkan guyonan ringan yang membuat Aravika tertawa.
Pemandangan itu tak luput dari penglihatan siswa siswi Persada yang kebetulan lewat ataupun yang memang sedang berada disana.
Mata para siswa terlihat lesu, mengetahui bahwa salah satu cecan Persada sudah tidak jomblo lagi. Sedangkan para siswi'nya sebagian menghela napas, begitu mengetahui idola mereka memiliki pasangan. Tetapi sebagian'nya lagi menggeram kesal entah karena apa.
"Gimana Sya, udah percaya'kan lo sama gue?"tanya salah seorang gadis yang berada di ujung koridor bersama dengan 2 orang temannya.
"Mendingan lo langsung ambil tindakan deh Sya, keburu mereka jadian,"timpal gadis lain yang sedang bersama mereka.
Gadis yang di panggil Tasya oleh mereka hanya menggeram kesal. Dia tidak akan membiarkan gadis yang sedang berjalan bersisian dengan Arland ini, selamat begitu saja.
'Dia tidak tau siapa Tasya rupanya,'batin Tasya kesal. Saat ini dia sedang dilanda api cemburu yang besar.
"Stefi, Karen, lo harus ikutin rencana gue,"ucap Tasya sambil menyeringai. Kali ini dia akan melakukan rutinitasnya seperti biasa. Membully.
Tasya membisikkan sesuatu pada kedua temannya, Stefi dan Karen. Yang membuat mereka berdua mengangguk mengerti.
"Yang jelas, dengan sekali ancaman, dia akan pergi gitu aja,"sekali lagi Tasya menyeringai. Dia siap untuk melakukan kebiasaannya itu lagi.
•°•°•°•
Bel pulang sekolah berbunyi. Seluruh murid Persada membereskan peralatan belajar mereka termasuk guru yang mengajar.
"Baik anak-anak, kita lanjutkan pelajaran kita minggu depan. Dan jangan lupa untuk mengerjakan pr'nya masing-masing. Selamat siang,"ucap guru yang berada di kelas Vika, sambil berlalu keluar dari ruang kelas 12 IPA 2.
"Eh, San,"panggil Vika sambil menepuk bahu temannya itu.
"Kenapa Vik?"
"Gue ke toilet dulu ya, kalau Arland nanya, atau ketemu sama lo bilang kalau gue lagi di toilet. Langsung tunggu aja di parkiran,"ucapnya yang dibalas anggukan dari Sania.
Aravika langsung berjalan dengan terburu-buru ke arah toilet yang berada di ujung koridor kelas duabelas. Cukup jauh dari kelasnya.
Sesampainya di toilet, Vika masuk ke dalam salah satu bilik yang ada disana. Tak berapa lama kemudian, dia keluar sambil merapikan baju dan rambutnya.
Tiba-tiba, pintu kamar mandi di buka dan menampilkan Tasya dkk. Aravika tidak menghiraukan kedatangan mereka, dan bergegas untuk keluar dari toilet itu.
Tetapi Tasya malah menghadang'nya dengan mencegat kaki Vika, hingga Aravika terjatuh.
"Hai,"sapa Tasya sambil tersenyum manis.
"Sorry ya, sakit gak?"tanyanya masih dengan senyum manisnya.
"Mau lo apa sih? Denger ya seinget gue, gue gak kenal sama lo, apa lagi pernah cari ribut sama lo!"ucap Vika sambil menahan sakit pada pergelangan kakinya.
Tasya langsung menjambak Vika dengan kuat, tapi Vika tak tingal diam. Dia berusaha untuk lepas, meronta-ronta melepaskan jambakan Tasya yang cukup kuat.
"Guys, pegangin dia,"perintah Tasya pada Stefi dan Karen. Mereka berdua langsung memegang kedua tangan Vika, dan menguncinya dibelakang tubuhnya.
"Pertama, kenalin gue dulu. Gue Tasya, pacarnya Arland. Dan dengan lo dekat dan berangkat bareng dia tadi pagi, itu sama aja lo cari masalah sama gue!"teriak Tasya didepan muka Aravika.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Badboy
Roman pour AdolescentsHighest ranking: #34 in teenfiction (17-02-17) #26 in teenfiction (19-02-17) Potongan-potongan memori itu kembali, membawa luka lama yang kembali berdarah. Menyisakan kesakitan bila diingat kembali. Dan disaat semua sudah mulai berubah, disaat 'nyam...