Malam harinya setelah menyelesaikan makan malamnya, Jodha mulai membicarakan keinginannya pd kedua orang tuanya. Keinginan utk pindah sekolah ke Jogja. Jodha sudah sangat resah karena ponsel Jalal tdk pernah bisa dihubungi.
.
"Tidak! Papa tidak akan mengijinkanmu utk pindah sekolah ke Jogja. Tidak mungkin Papa membiarkanmu sendirian di tempat yg sangat jauh dr kami."
.
"Tapi di sana ada Om Rangga yg bisa menjagaku, Pa."
.
"Kamu pikir Jalal bisa menjagamu 24 jam? Dia pasti sibuk dengan kuliahnya. Trus kamu akan tinggal dengan siapa? Yang menyediakan kamu makan siapa?"
.
"Aku bisa goreng telor, masak mie instan..."
.
"Setiap hari kamu akan makan itu? Gizi dari manaaa???"
.
"Apa yg akan Om Rangga belikan utkku pasti bergizi dan aku janji akan makan teratur sehari 3 kali, Pa."
.
"Memangnya Jalal sudah pernah bilang seperti itu, Jo?" Wati yg sejak tadi hanya diam dan menatap miris saja kengototan Jodha utk pindah, kini ikut buka suara.
.
"Enggak sich, Ma."
.
"Nha!" Budi seketika berteriak mendengar jawaban Jodha. Istri dan anaknya terlonjak menatapnya.
.
"Bagaimana bisa kamu percaya diri seperti itu dengan yakinnya Jalal pasti mau mengasuhmu di Jogja?" papanya kembali berupaya membuat Jodha mengurungkan niat dg mengajukan bukti yg ada.
.
"Jalal sudah menelphonemu?" tanya Budi kemudian.
.
"Belum, Pa. Ponsel Om Rangga sepertinya tdk aktif. Bahkan SMS aku juga belum delivered..." jawaban Jodha memunculkan pertanyaan di hati Wati.
.
"SMS? Kamu SMS Jalal pake handphone Papa?" dan pertanyaan itu ia keluarkan di lisannya kini.
.
"Jalal membelikan putri kita ponsel, Ma." Bukan Jodha yg menjawab pertanyaan Wati, melainkan Budi. Wati semakin heran dibuatnya.
.
"Kapan? Koq Mama tdk tahu?"
.
"Sudah hampir setengah tahun yg lalu, sejak Jodha terlambat pulang sekolah krn ada latihan koreo itu."
.
"Ya Tuhan..."
.
"Sudahlah, Jo. Kamu jangan rewel lagi dengan meminta pindah sekolah ke Jogja. Papa tidak akan pernah mengijinkan." Setelah memberi penjelasan mengenai ponsel rahasia Jalal dan Jodha pd istrinya, Budi kembali meminta pengertian Jodha.
.
Tepat di saat itu, Rahim yang baru pulang dari les taekwondo lewat depan rumah Budi dan mendengar perdebatan ayah dan anak itu. Anak sulung Bhairam itu melangkah ke arah dalam.
.
"Maaf, Om. Maaf klo saya ikut campur. Benarkah Jodha ingin pindah sekolah di Jogja?" tanya Rahim begitu sampai ke dalam rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akulah Cinta Yang Kaucari
FanfictionKabut cinta masih menghalangi pandanganmu. Tapi yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah salah menentukan takdir-Nya. Yang bisa kulakukan hanyalah bersabar menunggu saat kau sadar bahwa akulah cinta yang kaucari itu...