Part 31 ( Terima kasih telah mencariku )

614 16 2
                                    


Warning : 21 ++

.

Malam sudah mulai larut saat Jalal berhasil menapaki Indonesian Hospital dg penuh rintangan bersama kedua putra kembarnya.

Bahagia di wajah kedua putranya mengandung banyak makna. Kebersamaan mereka dg sang bapak dg merasakan dada dan punggung kokoh Jalal juga keinginan bertemu sang ibu, Jodha, bakal terwujud. Kebahagiaan itu juga menular pd diri Jalal. Meski keraguan akan status kedua bocah kembar itu kadang berdesir di benak ego kelakiannya tapi tak dapat dipungkiri ada rasa bahagia yg tak bisa dicari padanannya di hamparan keindahan dunia manapun. Rasa bahagia bersama kedua bocah itu memercikkan bara hangat yg timbul dr letupan rasa rindu pd ibu mereka, Jodha.

Kebahagiaan 3 anak manusia yg mulai memasuki ruang dalam Indonesian Hospital terhadang muka garang nan masam seorang wanita bernama Maham Anga yg tengah keluar kamar perawatan stl mengabarkan habisnya isi botol infus yg mengalir di tubuh Jodha. Maham sangat geram krn menganggap Jalal lancang mempertaruhkan keselamatan kedua bocah yg sangat ia sayangi sebagaimana cucunya sendiri. Tak pelak perdebatannya dg Jalal tak bisa terhindari. Jalal jelas menang melawan Maham. Selain Jalal dg ketenangannya stl berhasil meredam emosi mampu menjawab keberatan Maham apalagi didukung pernyataan Hassan yg sudah lancar bicara bahwa Hassan dan Husseinlah yg mendesak Jalal mengantar mereka pd Jodha... Maham tertohok kenyataan bahwa Jalal ayah kandung mereka, bahkan Hassan yg memanggil Jalal dg sebutan 'bapak' tanpa ada yg mengajari. Fakta itu membuat Maham terdiam membeku.

Keterdiaman Maham membuat Jalal leluasa menggandeng kedua anaknya memasuki kamar perawatan Jodha.

Begitu mereka bertiga masuk, kedua bocah itu menjerit memanggil ibunya. Jalal terkesiap dg tingkah keduanya yg cukup brutal pdhal di ruang bawah tanah mereka terlihat kalem. Kerinduan mereka pd sang ibu mungkin yg mendorong bocah – bocah polos tanpa dosa itu terlihat nakal, meski kenakalan mereka masih wajar. Kedua bocah itu berlari seolah berlomba siapa yg lebih dulu sampai ke tempat ibunya. Jalal segera memperingatkan Hassan utk tdk berlari mengingat kondisi Hassan dan juga penyakit yg belum ia ketahui apa yg Hassan derita hingga Hassan dilarang berlari oleh semua orang.

Hassan menurut pd perintah bapaknya. Bocah itu berjalan biasa saja. Lain dg Hussein yg justru semakin kencang dan kini sudah naik ke tempat tidur Jodha. Jalal kewalahan menghadapi tingkah Hussein ini. Bahkan Hussein nekat mencari dada ibunya utk menyusu. Glek! Mau tak mau bukit kembar yg terpapar polos tanpa penutup itu, krn Jodha tdk memakai bra di balik pakaian pasien, membuat jakun Jalal bergerak resah dan tak terelakkan 'tikus' ajaibnya berjoget riang di bawah sana.

Untungnya Jalal bisa mengalihkan geliat hormon kelelakiannya dg mengurusi Hussein yg teramat bandel menghisap dada ibunya. Hassan sendiri sibuk berdoa dg berdiri di samping tempat tidur Jodha.

Kerepotan Jalal mengendalikan Hussein dan ketenangan Hassan memejamkan kedua matanya sambil menengadahkan kedua tangannya saat berdoa tak luput dr pandangan Maham yg mengintip 4 insan dalam kamar itu dg gejolak ribuan rasa. Bahagia melihat keluarga kecil itu akhirnya berkumpul, haru menatap kerinduan Hassan dan Hussein pd ibunya, sedih mengingat kondisi Jodha, dan... iri. Ya, Maham tak bisa memungkiri klo ia berharap sosok Jalal di ruangan itu di-deleted utk digantikan sosok putranya, Khaibar. Jodha sudah ia anggap putrinya, dan kedua anaknya ia rasakan cucunya sendiri. Dua tahun ini Maham serasa di dunianya sendiri bahwa ia tengah berada di tengah anak, menantu, dan cucu – cucunya ketika ia meluangkan waktu ke Gazza saat berpamitan pd suaminya yg sibuk bertugas. Dan kini, godam kenyataan itu telah menghempaskan Maham. Jalal, suami Jodha, bapaknya Hassan dan Hussein yg sesungguhnya telah datang merusak mimpi indah yg ia ciptakan sendiri. Maham punya firasat klo Jalal datang utk merampas putri dan cucu – cucunya. Maham tdk ikhlas jk benar itu terjadi. Tapi... ia bisa apa?

Akulah Cinta Yang KaucariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang