Part 36 ( Keraguanmu )

354 14 3
                                    


Malam sudah semakin larut saat Jalal dg wajah yg sudah bersih dan makin tampan itu sampai di rumah sakit kampus dan mendekati Jodha yg kini duduk di ruang tunggu keluarga pasien ruang ICU ditemani Rahim, Khaibar, Maham Angga, dan Mbok Minah yg memangku tubuh Hussein yg kembali tertidur setelah terbangun sejak sore tadi. Sementara Dwi, sang babysitter disuruh pulang ke rumah.

"Cinta!" suara memekik Jalal yg memasuki ruangan itu membuat penghuninya yg sejak tadi tertunduk akhirnya mendongak.

Maham Anga dan Khaibar sejenak bingung siapa yg baru saja datang tsb krn jauh berbeda dg wajah Jalal yg pernah mereka lihat ketika di Gazza. Jodha segera berdiri menyambut kedatangan suaminya.

"Kakak..." dipeluknya tubuh Jalal dg erat seolah mencari ketenangan di sana.

Jodha sesaat kaget saat hidung bangirnya mengendus wangi parfum perempuan yg menyengat di baju Jalal. Wanita itu hanya butuh Jalal maka ia memilih mengabaikannya tanpa perlu bertanya macam – macam. Jalal membalas pelukan Jodha lebih erat.

"Apa yg terjadi dg Hassan?" tanya Jalal sambil mengelus punggung Jodha utk menenangkannya.

"Hassan jatuh dan berdarah, Kak. Dokter sedang menganalisa kondisi Hassan. Semoga Hassan bisa terselamatkan."

"Amin."

"Darimana saja kamu?" pertanyaan kasar Maham Anga menyela di antara pelukan Jalal dan Jodha. Keduanya pun melepas pelukan mereka.

"Saya sedang ada urusan di Bali." Jawab Jalal.

"Sebegitu pentingkah urusanmu shg mengabaikan anakmu yg sedang mengejarmu?"

"Saya tdk tahu klo Hassan mengejar saya."

"Pasti kamu mau berselingkuh, makanya buru – buru dan tdk peduli anak sendiri."

"Saya bukan berselingkuh, tapi saya harus menemui istri saya."

"Bukan hanya Jodha istri kamu, Ngga? Ya Tuhan... kebusukan apa lagi darimu yg tdk aku ketahui? Berapa banyak istrimu hah?"

"Cinta, kamu duduk dulu ya. Mudah – mudahan Hassan bisa cepat pulih." Jalal memilih utk tdk meladeni omelan Maham Anga dg mengalihkan perhatiannya pd Jodha kembali.

Keduanya duduk agak ke pojokan sementara Maham Anga yg terus dibelai lengannya oleh anaknya agar reda kemarahannya itu masih menatap benci ke arah Jalal. Sedangkan Rahim dan Mbok Minah memilih diam dan berdoa.

"Kak, ini yg aku takutkan utk kondisi Hassan yg punya kelainan. Setiap luka yg ia derita tdk mudah utk menghentikan aliran darahnya yg keluar lewat luka tsb. Makanya aku selalu mewanti – wanti dia utk jangan berlari – lari." Ujar Jodha sedih dan menjelaskan kondisi Hassan pd Jalal yg merengkuh tubuh mungilnya.

"Aku sungguh menyesal krn tdk tahu klo Hassan tadi mengejarku."

"Kakak tdk salah. Kakak khan memang tdk tahu. Namanya juga Hassan masih anak – anak, jadi wajar klo ia sering melupakan peringatan orang tuanya agar tdk lari – lari."

Crek! Suara deritan pintu mengalihkan perhatian semua orang ke arah pintu masuk kamar ICU. Seorang lelaki dg jas putih kebesarannya keluar menuju keluarga Hassan. Semuanya berdiri menyambut sang dokter.

"Bagaimana anak saya, dok?"

"Hhh... kondisi Hassan semakin menurun, suster. Pendarahannya belum juga berhasil kami hentikan 100%. Tapi darah yg terlanjur keluar banyak tadi harus ada penggantinya agar tubuhnya tdk lemah."

"Maksud dokter, Hassan harus menjalani tranfusi darah?"

"Ya. Dan kasusnya makin kompleks krn darah Hassan sangat langka. Yg paling memungkinkan mendonorkan darahnya utk Hassan adl dr pihak keluarga sendiri."

Akulah Cinta Yang KaucariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang