Pagi masih gelap saat Rahim dan Mbok Minah yg membawa Jalal telah sampai ke RSJ. Grhasia Pakem, Sleman, Yogyakarta.
Dokter Wildan yg dulu merawat Jalal sudah datang ke rumah sakit setelah dihubungi perawat yg bertugas.
Kini mereka sudah ada di ruangan dr. Wildan utk konsultasi. Sang dokter, Rahim, dan Mbok Minah menatap miris Jalal yg masih terus *na** menghadap dinding ruangan. Baju Jodha yg dipakai utk pelampiasan nafsunya cukup banyak, tdk hanya 1 seperti saat di kamarnya.
"Cinta... kamu sudah tahu betapa bermanfaatnya dirimu utkku... kenapa kamu pergi hah?" Jalal menciumi foto Jodha yg ia tempelkan di dinding.
"Tidak enak tahu bergumul dg bajumu saja. Enakan guling – guling dg tubuhmu. Meskipun mungil, tapi kenyal dan anget, Cin..." Jalal terus cengengesan saat berbincang dg foto yg dipegangnya.
"Apa yg terjadi dg Jalal, Him?" tanya dr. Wildan setelah beberapa saat mengamati tingkah Jalal. Namun mata dokter jiwa itu terus menatap ke arah Jalal.
"Dia frustasi krn ditinggal pergi Jodha, dok." Jawab Rahim.
"Memangnya suster Jodha kemana?" tanya dr. Wildan kembali.
"Itu yg kami tdk tahu, karena Jodha pergi akibat sakit hatinya mendengar kalimat suaminya."
"Ooo, jadi suster Jodha sudah menikah? Dengan siapa?"
"Dengan paman saya, dok. Om Jalal." Jawaban Rahim membuat dr. Wildan sejenak menoleh ke arah Rahim.
"Kapan?" tanya dr. Wildan lagi.
"Baru sebulan yg lalu." Jawab Rahim.
"Masih pengantin baru tapi mereka sudah berpisah?" tanya dr. Wildan heran.
"Karena Om Jalal sudah menikah lagi dg kekasihnya yg ia kenal sebelum Om Jalal bertemu kembali dengan Jodha."
"Hhh... itulah hidup berpoligami, klo tdk bisa adil, yg ada rumah tangga hanya jadi seperti neraka." dr. Wildan mendesah resah mendengar Jalal punya 2 istri.
"Istrinya yg lain kemana? Pergi juga?" tanya dr. Wildan kembali.
"Kak Beena, istri kedua Om Jalal tdk mau ikut ke RSJ, soalnya dia khan artis, takut ada jurnalis yg menangkap keberadaannya di tempat memalukan ini shg jadi bahan gosip infotainment." Jawab Rahim menjelaskan.
Mereka bertiga masih terus melihat Jalal yg larut dalam keasyikannya ber*na** dg pakaian – pakaian Jodha.
"Ya Tuhan... apa yg sudah kaulakukan yg menyakiti suster Jodha hingga kamu seperti ini, Jalal?" tanya dr. Wildan prihatin.
"Simbok juga tdk tahu apa yg Den Jalal ucapkan pd Den Ayu Jodha kemarin pagi shg Den Ayu Jodha memutuskan pergi, dok. Satu yg pasti, Den Ayu Jodha sangat sakit mendengarnya. Simbok hanya menangkap sebaris kalimat rintihan Den Ayu Jodha, 'bukan sekedar perempuan yg hanya bisa ia manfaatkan'. Den Ayu Jodha sangat putus asa waktu itu." Mbok Minah mencoba memberi keterangan sebatas yg ia tahu. Dokter Wildan mendengarkan dg seksama.
"Saya pikir memang seputar kalimat itu, dok, pokok permasalahannya." Rahim mendukung penjelasan Mbok Minah.
"Waktu saya pertama kali memergokinya o**ni, Om Jalal bilang, 'hanya Cinta yg bisa aku manfaatkan, Him. Klo wujud aslinya tdk ada, gambar dan bajunya jadilah...'. Selain itu Om Jalal bicara sendiri pd foto Jodha, 'Cinta... 'tikusku' masih pengen. Kamu mau khan melayaniku? Pasti mau, kamu khan selalu rela aku manfaatkan. Iya khan, Cin?'. Begitu, dok." Rahim menjelaskan secara detail semua yg ia dengar dan lihat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akulah Cinta Yang Kaucari
FanfictionKabut cinta masih menghalangi pandanganmu. Tapi yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah salah menentukan takdir-Nya. Yang bisa kulakukan hanyalah bersabar menunggu saat kau sadar bahwa akulah cinta yang kaucari itu...