"Mama."
"Iya, Pa."
"Tolong Papa kali ini. Sepertinya Papa sedang tertidur pulas dg lingkaran mimpi buruk, tapi Papa tdk bisa bangun lagi. Pukul Papa sekeras mungkin biar Papa bisa bangun dr tidur paling ga enak ini."
"Pa..."
Suasana sarapan pagi ini di rumah dinas Bhairam di Blok E PG. Jatibarang, Brebes tiba – tiba hambar, dingin, dan suram.
Itu semua dikarenakan baru saja Rahim menelepon kedua orang tuanya, Bhairam dan Salima klo Ruqqaia kini tengah dirawat di rumah sakit gara – gara semalam menjadi korban kemarahan Jalal.
Anak perempuan mereka harus menjalani perawatan intensif di kepalanya dan operasi tulang bahu akibat didorong Jalal hingga membentur tiang kayu penyangga rumah tabon. Suami istri itu naik pitam mendengar kekejaman Jalal.
Namun saat Rahim menceritakan apa yg membuat Jalal kalap, keduanya melupakan amarah pd Jalal. Kini perasaan mereka berganti kalut dan kecut.
Tak pernah terlintas di pikiran mereka klo Ruqqaia-lah aktris di balik kekacauan rumah tangga Jalal – Jodha. Sang aktris yg telah tanpa sengaja membunuh adik sepupunya sendiri, Hassan, hanya demi memenuhi perintah sutradara tercintanya, Dennish.
Malu, frustasi, gamang, marah, ngilu, kecewa, beragam rasa yg berkecamuk di benak suami istri itu. Rasanya mereka tengah mengalami mimpi buruk dan sangat ingin segera terbangun dr mimpi, tapi ini terlalu terang utk merasa tengah bermimpi.
Bhairam bahkan meminta istrinya utk memukulnya sekencang mungkin demi meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini bukanlah nyata.
Salima tentu saja tdk segera memenuhi perintah suaminya. Bahkan wanita itu hanya diam dan menangis seraya memandang miris wajah garang Bhairam. Wajah garang nan bengis itu seolah melontarkan tuduhan pd sang istri.
"Pukul Papa, Ma!" bentak Bhairam krn Salima tak kunjung menurutinya.
"Mas Bhai..." air mata Salima semakin deras menetes.
"Cepat pukul!!!" bentakan Bhairam makin meninggi dan tangisan Salima makin tak tertahankan.
"Mama!!!"
"Sadar, Pa..." Salima mengelus lengan suaminya.
"Sadar? Sadar dr apa, Ma? Sadar dr rasa mabok meski Papa tdk minum alkohol? Sadar dr mimpi buruk meski Papa tdk sedang tertidur? Atau sadar klo kita sudah gagal total sbg orang tua hingga punya anak perempuan seorang pembunuh?"
"Papa..."
"Dua tahun yg lalu Mama yg memohon pd Papa utk membiarkan anak tak tahu diri itu terus mendekati dokter laknat itu. Mama ingat khan?" Salima hanya mampu mengangguk saat Bhairam mengingatkan hal tsb.
"Papa sudah melarangnya. Mama yg merayu Papa utk memberi ijin. Papa tdk mau punya anak gadis yg 'ngethek'. Tapi Mama malah mengajukan Jodha sbg pembanding. Jelas kasus mereka beda. Jalal sangat jelas mencintai Jodha dan tdk mencintai Beena sedangkan Dennish tdk ada setitik pun bibit naksir sama Ruq. Dokter itu cinta mati pd Jodha!" cerocos Bhairam membeberkan kronologi hubungan Ruqqaia – Dennish yg menurutnya hanya krn 'kengethekan' Ruqqaia. ( ngethek = cewek hobi nyosor )
"Maafkan Mama, Pa. Ini memang salah Mama. Mama terlalu naif memandang sama kisah cinta Jodha dan Jalal dg cinta Ruqqaia pd Dennish." Salima tdk mengelak atas tuduhan sang suami yg memang benar adanya.
"Mama menyesal telah menyetujui usaha anak gadis kita itu utk meraih cintanya."
"Anak gadis kita? Dia bukan anakku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Akulah Cinta Yang Kaucari
FanfictionKabut cinta masih menghalangi pandanganmu. Tapi yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah salah menentukan takdir-Nya. Yang bisa kulakukan hanyalah bersabar menunggu saat kau sadar bahwa akulah cinta yang kaucari itu...