Kabut cinta masih menghalangi pandanganmu. Tapi yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah salah menentukan takdir-Nya. Yang bisa kulakukan hanyalah bersabar menunggu saat kau sadar bahwa akulah cinta yang kaucari itu...
Setelah malam semakin larut dan Jalal juga tenang beristirahat, Jodha, Salima, dan Dennish keluar ruang perawatan Jalal.
Salima menawarkan pd Jodha untuk tinggal di rumah tabon. Jodha tanpa pikir panjang menerima tawaran Salima. Dennish yg memaksa Jodha utk mempertimbangkan kembali penawaran tsb dg alasan rumah tabon itu sangat jauh dg rumah sakit kampus tempat Jodha bekerja, juga Grhasia, tempat Jodha kerja praktek. Jodha tdk peduli, ia tetap ingin tinggal di rumah tabon keluarga Jalal di daerah Jogokaryan, Krapyak.
Setelah memberesi pakaian yg tdk seberapa dari tempat kost juga berpamitan pada ibu kost, Jodha bersama Salima segera meluncur ke rumah tabon tsb.
Dan sampailah mereka di rumah itu. Rahim dan Ruqqaia yg kecapekan karena seharian mengurusi Jalal, sudah tertidur.
Yang membukakan pintu Mbok Minah. Mbok Minah mengangguk hormat pd Salima. Saat melihat Jodha, wanita sepuh itu mencoba menerka siapa gerangan perempuan cantik di hadapannya tsb.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Siapa gadis ayu ini, Nyonya?" tanya Mbok Minah pd Salima.
"Simbok tdk mengenalnya?" Salima malah balik bertanya.
"Sepertinya Simbok pernah melihatnya. Kapan dan dimana ya?" Mbok Minah mencoba mengais ingatannya dr otak tuanya yg mulai lambat bekerjanya.
Mbok Minah yg terus berfikir kini membelalakkan kedua matanya seolah telah menemukan jawabannya.
"Aaa... Den ayu Jodha?" tanya Mbok Minah utk meyakinkan temuannya.
"Iya, Mbok. Ini aku, Jodha. Aku masih tetap ayu khan, Mbok?" jawab Jodha dan bertanya balik dalam kelakarannya.
"Den ayu..." Mbok Minah sesaat memeluk Jodha dg erat kemudian menciumi kedua pipi Jodha berulang – ulang. Salima tersenyum bahagia melihatnya.
"Bukan hanya ayu. Wajahmu sungguh jelita, seperti kemilau sinar purnama." Kedua tangan Mbok Minah menjewer kedua pipi Jodha saat memuji keelokan wajah sang suster muda.
"Simbok bisa saja. Simbok sehat khan?" tanya Jodha dg semburat rona merah di pipinya akibat pujian Mbok Minah barusan.