Part 23 ( Sakit, Kak... )

741 18 2
                                    


Kejadian seperti di malam pengantin Jalal - Beenazier terus terulang. Setiap Jalal akan menyentuh Beenazier sll gagal krn sosok Jodha cilik terus membayanginya dan mengganggu konsentrasinya sehingga Jalal tdk ada sedikitpun 'greng' pd Beenazier. Ujung - ujungnya, Jalal akan pergi ke rumah kontrakan Jodha utk memuaskan 'tombak saktinya'.

Di satu sisi Beenazier lega krn ia memang akan terhindar dr usahanya mencegah Jalal menembakkan 'senjatanya' ke lubang kenikmatannya. Tapi di sisi yg lain, perasaan Beenazier sbg seorang wanita mulai tergelitik sebuah tanya dalam keresahannya, kapankah ia bisa merasakan cinta seorang lelaki tanpa takut lagi lelaki yg juga ia cintai itu meninggal krn berse***uh dengannya. Dalam keresahannya tsb, hati iblisnya semakin melecut mencari korban yg bisa merasakan sakit hatinya juga. Maka dari itu, kebenciannya pd Jodha semakin tumbuh subur di hatinya. Beenazier iri melihat Jodha yg nampak begitu sempurna sbg seorang perempuan yg layak dicintai, bertolak belakang dg dirinya. Kapankah ia mendapatkan kebahagiaan? Mungkinkah itu bakal terwujud? Hanya Tuhan Yang Maha Tahu.

Sementara Jodha, satu sisi hati Jodha merasa sakit setiap kali Jalal datang demi memuaskan birahinya, tapi sisi hati yg lain yg lebih besar justru bersyukur krn itu berarti Jalal tdk menyentuh Beenazier. Bukan sekedar cemburu membayangkan Jalal bergumul dg Beenazier, tapi rasa takut kehilangan Jalal yg sering hadir mengganggu pikirannya mengingat siapa Beenazier itu dan besarnya resiko yg mesti Jalal tanggung klo sampai ber**tub** dg Beenazier.

Setelah berhari - hari selalu seperti itu, Jalal meninggalkan Beenazier setiap akan menyentuhnya dan berakhir dg menemui Jodha utk menyalurkan hasratnya, bahkan hingga Jalal mengajak Beenazier pulang ke rumah tabon, Jalal memutuskan utk membawa pulang Jodha ke rumah tabon.

Setelah semalam Jalal menginap di rumah kontrakan Jodha, pagi - pagi Jalal menyampaikan keputusannya tsb yg disambut senang hati oleh Jodha. Jadilah Jodha menyerahkan kunci rumah pd pemiliknya kemudian mengikuti Jalal pulang ke rumah tabon. Tdk banyak barang yg Jodha bawa krn ia memang tdk membawa pakaiannya waktu pergi dulu. Hanya baju seragamnya saja yg ia beli lagi dr koperasi rumah sakit dan beberapa potong baju. Semua pakaian Jodha masih utuh dalam lemari di kamar Jalal.

Kedatangan Jalal dg membawa Jodha disambut lengkap seluruh anggota keluarga. Rahim dan Ruqqaia tersenyum melihat kehadiran Jodha lagi.

"Den Ayu..." Mbok Minah segera menghambur memeluk tubuh Jodha saking senangnya akan kepulangan Jodha ke rumah tabon. Jodha membalas pelukan Mbok Minah dg bahagia pula.

"Kenapa Cinta harus dibawa ke sini?" sedangkan Beenazier yg kecut mendapati kemunculan Jodha mengajukan tanya yg menyiratkan keberatannya pd Jalal.

"Karena dia juga istriku." Jawab Jalal lugas saja.

"Apa tdk sebaiknya dua istri itu tidak tinggal dalam satu atap, Om?" Rahim memang senang klo Jodha kembali ke rumah ini, tapi kondisi sekarang lain, itu yg perlu Rahim ingatkan pd pamannya.

"Meskipun satu rumah, mereka punya kamar sendiri - sendiri, Him." Jawab Jalal pd keponakannya.

"Tapi, menurutku tinggal seatap lebih berpeluang terjadinya pertikaian di antara keduanya, Om." Rahim memberi pandangannya yg membuat Jalal melirik kesal pdnya.

"Aku yg jadi suami mereka. Bukan kamu. Kamu pikirkan saja dirimu sendiri, jangan mencampuri urusanku. Mengerti?" hardik Jalal pd Rahim.

"Terserah Om Jalal sajalah. Hanya satu pesanku, telinga dan mata Om masing - masing ada 2, jadi... pergunakan semuanya. Om pasti sudah paham apa maksudku." Ucap Rahim kemudian memberi nasehatnya.

"Aku berangkat kerja dulu." Pamit Rahim kemudian.

"Selamat datang kembali ke rumah ini, Jo. Aku sangat senang. Harapanku, ketegaranmu tdk pernah luntur seperti aku mengenalmu selama ini."

Akulah Cinta Yang KaucariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang