warning : 21 +
Waktu belum sampai subuh, masih pukul 3 pagi saat Jalal terbangun dr tidurnya terlihat panik mendapati Jodha tdk mau membuka matanya dan terus menguap, tubuhnya pun dingin. Jalal sangat cemas.
Saat Jalal bertanya, Jodha bilang tdk apa – apa dan hanya minta minuman manis, Jalal pun menuruti dan bergegas menuju dapur utk membawakan pesanan Jodha.
Jalal yg sudah selesai membuat susu di dapur, masuk ke dalam kamarnya kembali dan segera mendekat ke ranjang serta duduk di dekat kepala Jodha.
"Cin, ini susunya. Diminum dulu."
"Hm." Jodha hanya menggumam lemah.
Jalal mengangkat tubuh atas Jodha hingga bisa memposisikan duduk dan Jodha leluasa utk meneguk minuman yg Jalal ulurkan.
"Makasih, Kak." ucap Jodha setelah 3 tegukan masuk ke dalam kerongkongannya.
"Habiskan ya."
Jodha pun menurut. Ia memaksakan diri utk menghabiskan minuman tersebut agar kondisi tubuhnya pulih kembali.
"Istirahatlah."
Jalal membaringkan tubuh Jodha kembali. Dibelainya kepala Jodha dg sayang hingga dengkuran halus mulai terdengar dr mulut Jodha.
Jalal terus memandangi wajah istrinya yg selama ini selalu coba ia singkirkan dg dalih keberadaan Beenazier. Nyatanya mereka menikah juga.
Kecurigaan Jalal pd Jodha yg datang tiba – tiba dg siap sedia dalam balutan pakaian pengantin memang sempat dan terkadang hadir, namu selalu saja rasa sayangnya pd Jodha menepis dugaan buruk tsb. Jalal mencoba percaya bahwa ini jalan takdirnya, dia dan Jodha ditakdirkan utk menikah.
Jalal kini ikut berbaring di samping Jodha dan memeluk tubuh mungil istrinya tersebut. Air matanya menetes mengingat bagaimana perjuangan Jodha selama ini mendapatkan dirinya. Sungguh Jalal malu pd dirinya sendiri. Hatinya lumayan lemah hingga dulu ia sampai gila krn merindukan Jodha. Saat sudah menemukan Jodha kembali, hatinya telah memberi jawaban bahwa ia menginginkan Jodha, tapi dg tdk berperasaan ia enggan memilih Jodha demi Beenazier atas nama janji dan prinsip yg dipegangnya. Sampai akhirnya mereka sudah menikah, Jodha juga yg meminta malam pertama, sedangkan dia sok – sokan menolak atas dasar pernikahan sandiwara yg mereka jalani, tp nyatanya? Dia malah minta lagi hingga istrinya kecapekan. Jalal memang lemah dan plin plan.
Mata Jodha perlahan membuka, tampaknya ia mulai pulih kembali. kepalanya menengok ke samping dimana kepala Jalal menempel di lehernya. Jodha tersenyum. Diulurkannya sebelah tangannya utk meraih kepala Jalal.
"Kak..." ucap Jodha memanggil suaminya sambil mengusap kepala Jalal. Jalal mendongak.
"Kamu sudah bangun?" tanya Jalal.
"Hm." Jodha hanya menggumam singkat. Kini Jalal berbaring miring dg menumpukan tubuhnya memakai sebelah sikunya.
"Maafkan aku ya, Kak." pinta Jodha.
"Kenapa kamu harus minta maaf?"
"Semalam aku pasti kurang memuaskan Kakak."
"Kamu jangan bilang seperti itu. Aku sangat puas dan rasanya indah sekali tadi malam. Kamu memang hebat dan memenuhi janjimu waktu kamu pulang dr kampus 2 bulan yg lalu itu yg bertekad siap menerkam siapapun yg menjadi suamimu. Kamu luar biasa, Cin."

KAMU SEDANG MEMBACA
Akulah Cinta Yang Kaucari
Fiksi PenggemarKabut cinta masih menghalangi pandanganmu. Tapi yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah salah menentukan takdir-Nya. Yang bisa kulakukan hanyalah bersabar menunggu saat kau sadar bahwa akulah cinta yang kaucari itu...