Part 11 ( Ikhlas )

818 14 1
                                    


Selesai merampungkan shift paginya dg mengurusi Nadira, Jodha menghadap ke ruangan dr. Wildan utk melaporkan kondisi Jalal saat ini.

Selesai laporannya hingga senja mulai menjelang, Jodha kembali memasuki ruang perawatan Jalal dimana posisi Jalal kini sudah berbaring miring menghadap tembok.

"Om Rangga, kenapa Om harus mengalami nasib tragis seperti ini? Aku sungguh tdk tega melihat Om menderita begini." rintih hati Jodha menatap punggung lelaki yg teramat ia sayangi itu.

"Ya Tuhan... ujilah rasa cinta, kesetiaan, dan pengabdianku ini pd calon suamiku tercinta, jika memang itu harga yg harus aku bayar utk memulihkan kembali ingatan Om Rangga." Jodha menengadahkan kedua tangannya ke atas agar Tuhan meridhoi cintanya pd Jalal.

Tak berapa lama hidung Jodha bergerak resah mencium aroma yg sangat tdk sedap. Perutnya seperti diaduk – aduk.

"Ehhh, bau apa ini? Hueeek!" keluh Jodha.

Mata Jodha terus meneliti ke sekitar, bau apakah gerangan yg masuk indera penciumannya.

"Astaga, Om Rangga diare." Pekik Jodha saat dilihatnya piyama Jalal basah berwarna kuning kecoklatan.

"Ya Tuhan... dia pasti masuk angin krn terlalu lama berendam di air dingin. Mungkin juga karena banyak obat keras yg masuk di tubuhnya." Gumam pelan Jodha sambil sibuk sendiri mengambil peralatan utk membersihkan tubuh Jalal dr kotoran.

Dengan berbekal seember air hangat, washlap, dan juga tissue basah, Jodha dg telaten membersihkan tubuh Jalal yg tetap pulas tertidur dg miring membelakangi Jodha.

"Huek! Hueeek!!!" meskipun keikhlasan ia pegang teguh, bagaimanapun kotoran yg ia lihat dan ia cium aromanya itu cukup membuatnya mual.

"Aku mual krn manusiawi. Tapi sungguh aku ikhlas melakukan ini demi pengabdianku, Om. Meskipun kamu belum menjadi suamiku, aku sudah belajar utk melayani semua kebutuhanmu." Ucap Jodha masih dengan kesibukannya membersihkan Jalal juga tempat tidurnya.

Jodha kini lari ke lemari utk mengambil baju ganti Jalal. Setelah itu memakaikannya, Jodha mengambil selimut bersih utk menyelimuti tubuh Jalal yg kini tidur telentang.

"Nah, Om Rangga sudah bersih lagi. Tidur nyenyaklah. Aku menjagamu." Ucap Jodha sambil mengusap kepala Jalal. Seulas senyum nampak di bibir Jalal.

"Om yang kuat ya. Aku siap sedia merawatmu, Om. Cepatlah sembuh." Melihat senyum Jalal hati Jodha tenang, tapi kesedihan itu belum juga sirna.

"Aku menyayangimu. Om tahu itu khan?" Jodha mengecup kening Jalal dg sayang.





Jodha sudah menguap berulang kali. Ia pun memutuskan utk tidur sambil duduk di sisi bed Jalal, namun saat ia meletakkan kepalanya, bau tdk enak itu kembali menyengat penciuman.

"Ya Tuhan... aku sudah sangat lelah dan mengantuk, tapi diare Om Rangga belum juga mampet." Jodha tahu klo kotoran Jalal mulai keluar lagi.

Dengan tubuh yg sudah payah dan mata yg mengantuk berat, Jodha membersihkan tubuh dan tempat tidur Jalal hingga memakaikan baju dan menyelimutinya.

Baru selesai ia bersihkan, kotoran itu kembali keluar. Jodha kembali disibukkan dg acara bersih – bersih itu. Akhirnya, setelah berkali – kali seperti itu, matanya tdk bisa lagi diajak kompromi. Kurang lebih pukul 01.15 akhirnya Jodha tdk sadar klo ketiduran.





Pukul 2 dini hari tiba – tiba kedua mata Jalal terbuka. Tampaknya ia bangun lebih cepat dr target yg suster Jodha tetapkan.

Dengan terbukanya kedua mata Jalal, sosok Jodha cilik keluar dr tubuhnya dan kini berdiri di samping suster Jodha yg merebahkan kepalanya di bantal yg Jalal pakai.

Akulah Cinta Yang KaucariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang