Siang ini, Jalal yg sudah dinyatakan sembuh diperbolehkan pulang. Salima, Bhairam, dan Ruqqaia yg menjemputnya, sedangkan Rahim Jalal tugaskan memesankan tiket pesawat menuju Denpasar.
Sejak pulihnya ingatan dan kesadarannya, Jalal mulai memegang ponsel kembali. Berkali – kali ia menghubungi Beenazier tapi tdk tersambung. Ponselnya tdk aktif. Jalal mencoba mengerti, mungkin kesibukan kerjanya sebagai seorang entertainer, juga targetnya utk segera lulus kuliah dg fokus ke penyusunan skripsinya yg membuat Beenazier harus sering menon-aktifkan ponselnya agar tdk terganggu kerja serta studinya.
Jalal juga tdk mempermasalahkan itu. Bukan apa – apa klo Jalal berkali – kali menghubungi Beenazier dan ngotot ingin segera bertemu. Jalal hanya ingat terakhir dia bertemu Beenazier, gadis itu marah pdnya krn merasa Jalal memperlakukannya buruk sbg seorang kekasih. Sebagai lelaki yg bertanggung jawab, Jalal ingin segera menebus kesalahan tsb.
Di sisi lain, Jodha tdk terima dg keputusan Jalal yg mengabaikan dirinya atas nama tanggung jawabnya pd Beenazier. Jodha juga ingin Jalal bertanggung jawab pdnya. Selama seminggu terakhir Jalal dirawat di Grhasia, Jodha terus berusaha meyakinkan Jalal bahwa dialah cintanya bukan Beenazier. Jalal hanya bisa diam dalam kebingungannya.
Pun siang ini saat Jalal sekeluarga hendak memasuki mobil Bhairam utk pulang. Di pelataran parkir RSJ Grhasia, saat Jalal menjawab saran kakak iparnya utk tinggal sementara di Jogja atau di Brebes dulu yg dijawab Jalal dg langsung pulang ke Bali utk bertemu kekasihnya, Beenazier, tiba – tiba... entah darimana datangnya Jodha sudah mendekap erat tubuh Jalal dr belakang dg mengungkapkan perasaan sepenuh hatinya.
"Rangga, kamu tidak perlu susah dan repot mencarinya karena... akulah Cinta yg kau cari itu."
"Jodha..." Salima yg menyaksikan itu segera menyurukkan kepalanya ke dada sang suami.
Bhairam pun memeluk istrinya erat. Tak tega rasanya wanita itu melihat Jodha yg terus mengemis cinta pd Jalal.
Begitupun Ruqqaia yg tak mengerti dg sikap berani dan tak tahu malu yg Jodha tunjukkan.
Jalal segera memutar badannya utk menghadap ke arah Jodha. Dia tangkup wajah Jodha, gadis cilik yg telah dewasa, yg begitu ia sayangi itu dg kedua telapak tangan kekarnya.
"Cukup, Cin! Kenapa kamu jadi seperti ini? Apa bedanya kamu dengan Leela? Mengejar lelaki dg tdk tahu malu. Aku sayang padamu. Sangat menyayangimu. Untuk itu aku minta hentikan tindakan agresifmu ini." Terpaksa Jalal membentak Jodha agar gadis itu menghentikan usahanya.
"Aku jelas beda dengan Kak Leela. Kamu tdk mencintainya, sedangkan denganku kamu sangat mencintaiku. Dan aku tdk akan pernah berhenti utk menyadarkanmu bahwa hanya aku yg kamu cintai dan butuhkan, bukan yg lain." Ujar Jodha berapi – api.
Jalal mengusap wajahnya frustasi menghadapi kekeraskepalaan Jodha juga denyut keresahan di hatinya yg terasa ironis ketika menolak cinta dr seorang Jodha krn sesungguhnya ia juga menginginkannya.
"Cinta... mengertilah aku... aku sudah punya Beena. Kamu gadis yg sangat cantik dan baik. Pasti banyak yg mau denganmu. Aku bahagia klo kamu juga bahagia, adikku." Jalal masih berusaha mengelak dr perasaannya pd Jodha.
"Aku bukan adikmu! Itu statusku saat aku masih bocah. Sekarang aku adalah calon istrimu." Serang Jodha dg mata yg nyalang. Gadis itu memang harus berani utk meraih apa yg ia inginkan.
"Bagaimana lagi aku harus memberimu pengertian, Cin? Aku sudah melakukan seperti yg Kak Budi pesankan dulu utk memberimu pengertian dg lembut. Tapi klo kamu tetap keras kepala seperti ini, jangan salahkan aku klo harus bersikap kasar pdmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Akulah Cinta Yang Kaucari
ФанфикKabut cinta masih menghalangi pandanganmu. Tapi yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah salah menentukan takdir-Nya. Yang bisa kulakukan hanyalah bersabar menunggu saat kau sadar bahwa akulah cinta yang kaucari itu...