Part 10 ( Pengabdianku )

531 16 2
                                    


warning : 18+


Keheningan dan ketenangan malam di Grhasia terusik oleh teriakan demi teriakan Jodha krn takut akan terjadi sesuatu yg buruk pd Jalal atas ulah Janizar.

Dokter, perawat, dan petugas rumah sakit lainnya mengerubungi depan kamar perawatan Jalal utk tahu apa yg terjadi.

Mereka bahu membahu utk membuka pintu yg terkunci. Berbagai cara mereka coba agar segera mereka bisa masuk dan mengetahui nasib Jalal.

Bugh! Bugh! Bugh! Ditengah usaha ketiga lelaki mencongkel daun pintu dengan linggis, lelaki – lelaki lainnya bergantian mendobraknya, hingga...

Braaak!!! Daun pintu itu akhirnya terbuka dg paksa melalui kerja sama yg solit antar petugas rumah sakit.

"Om Ranggaaa!" begitu pintu terbuka lebar, Jodha menghambur masuk kamar sambil berteriak.

dr. Wildan mengekor langkah lari Jodha diikuti oleh petugas rumah sakit lainnya yg lumayan banyak tsb.




Hanya Jodha dan dr. Wildan yg masuk semakin ke dekat kamar mandi, sementara yg lainnya belum berani sebelum ada instruksi dr dokter, krn ada kode etik tersendiri utk menjaga nama baik dan kehormatan pasien. Siapa tahu kondisi pasien saat ini dalam keadaan polos tanpa busana.

Sesampainya di depan kamar mandi, Jodha segera membuka pintunya yg beruntung tdk dikunci dari dalam.

Begitu pintu terbuka lebar, kedua mata sang dokter dan perawat itu membelalak lebar melihat kondisi Jalal saat ini. Jalal benar – benar telanjang bulat menghadap dinding toilet dg mulut dibekap telapak tangan kiri Janizar yg berdiri di belakang Jalal. Sedangkan tangan kanan Janizar melingkari perut Jalal.

"Om Rangga..." rintih pilu Jodha melihatnya.

"Pak Janizar!!!" teriak dr. Wildan.

Benar memang Janizar berpakaian lengkap, tapi otak Jodha dan dr. Wildan tetap saja tdk bisa terhindar dr dugaan buruk atas perbuatan tdk manusiawi yg tengah Janizar lakukan pd Jalal.

"Oh... eh... dr. Wildan. Ada apa datang berombongan kemari?" Janizar yg menoleh, kaget mendapati dr. Wildan dan Jodha masih mendengar suara gaduh di luar kamar mandi.

Tampaknya nafsu telah menyumpal pendengarannya shg tdk mendengar suara pintu dibuka paksa tadi.

Janizar membuka bekapan tangannya di mulut Jalal. Jalal pun segera merintih – rintih menyebut nama 'Cinta'.

"Apa yg Bapak lakukan pd Jalal???" tanya dr. Wildan geram.

"Jalal... Jalal habis BAB, dok. Saya bermaksud menyeb*kinya." Jawab Janizar berusaha tenang.

Tubuh Janizar masih tetap menghadap tubuh belakang Jalal. dr. Wildan semakin geram akan sikap mencurigakan yg Janizar tunjukkan.

"Hadap ke sini klo sedang bicara, Pak!" perintah dr. Wildan.

"Saya belum selesai nyeb*ki dia. Nanti dokter jijik klo liat kotorannya." Janizar masih mencoba beralasan.

"Hadap kemari!!!" terpaksa dr. Wildan berteriak melengking agar Janizar menuruti perintahnya.

Tangan kiri Janizar terlihat sibuk di celananya sementara tangan kanannya masih mengunci tubuh Jalal yg berteriak – teriak memanggil sosok Jodha cilik yg terdiam di pojokan kamar mandi dg linangan air mata.

Akulah Cinta Yang KaucariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang