Part 38 ( Masa penuh emosi )

346 12 7
                                    


Tubuh Jalal yg terkulai tak sadarkan diri masih di liang lahat Hassan segera diangkat Khaibar sendirian kemudian meletakkannya di atas tikar. Jodha yg menemani tubuh suaminya yg tak sadar tsb mengipasinya dan mengoleskan minyak angin di bawah hidung Jalal shg suaminya itu pun tersadar.

Para tetangga meneruskan mengurug makam tsb hingga tertutupi tanah semua kemudian semua keluarga menaburkan bunga di atasnya.

Tubuh Jalal yg lemah setelah pingsan tadi tetap ingin mengikuti upacara pemakaman sampai selesai. Setengah hati Jalal menerima bantuan Jodha yg memapahnya utk kembali ke dekat gundukan tanah kubur Hassan.

Seorang pemuka agama kampung ini memimpin doa dan sedikit memberi tauziah serta sambutan.

Begitu acara pemakaman selesai tetangga menyalami keluarga Jalal sekedar mengucap bela sungkawa, mendoakan yg terbaik bagi sang mayat juga keluarga yg ditinggalkan.

Pulangnya semua tetangga menandai saat mereka harus meninggalkan tanah pekuburan itu menuju ke dalam rumah.




>>>>>>>>><<<<<<<<<



Siang telah berganti sore hingga kemudian malam pun tiba. Tahlil utk mendoakan arwah Hassan pun dilaksanakan ba'da isya. Para tetangga bahkan juga teman – teman Jalal dan Jodha ikut datang dalam tahlilan tsb.

Selesai acara tahlilan dan ruang tamu yg digelari tikar telah bersih dr segala piring dan gelas hidangan, tiba saatnya perbincangan pihak keluarga.

Di satu sudut ruangan Jalal duduk sendirian, dia sedang enggan didekati siapapun, terutama oleh Jodha. Sementara Jodha sendiri diapit Maham Anga dan Mbok Minah yg pahanya memangku kepala Hussein yg tertidur.

Bhairam dan Salima duduk berdampingan. Ruqqaia memilih di sudut yg lain. Tampaknya gadis cantik itu warna hatinya juga sama dg sang paman, obar abir tdk karuan.

Rahim yg nampaknya mulai akrab dg Khaibar duduk bersisihan juga. Kedua lelaki ini posisinya netral tanpa emosi yg berlebihan. Termasuk ketika menanggapi dinginnya sikap Jalal saat Jodha dg pelan dan hati – hati berusaha meminta pengertian Jalal juga kepercayaan suaminya klo Hassan adl anak kandung Jalal dan Jodha bersumpah tdk pernah menjalin hubungan khusus dg lelaki manapun.

"Sudahlah, Jo. Kita pergi saja. Ammi pikir pembicaraan ini tdk ada gunanya. Lelaki tak punya hati seperti Rangga ini tdk bisa diajak bicara baik – baik." Maham Anga yg sudah terlalu kesal segera menghentikan usaha pembelaan diri Jodha yg rasanya percuma melihat sikap yg Jalal tunjukkan.

Tensi percakapan di ruangan ini meningkat. Salima tdk terima dg kalimat Maham Anga yg terdengar menjelekkan adiknya.

"Mbak! Adik saja lelaki yg baik. Saya pikir bukan hal yg aneh klo Jalal punya pikiran yg buruk atas status si kembar." Gertak Salima pd Maham Anga.

"Ma! Jaga emosi Mama." Bentak Bhairam mengingatkan istrinya.

Ia wajib memperingatkan Salima krn klo tdk, semua orang bisa tertular emosi level poool shg yg ada tak pernah tercapai kata mufakat dlm pembicaraan ini.

"Kakak mana yg terima adiknya dijelek – jelekkan, Pa? Ga ada!" Salima tdk terima dg bentakan suaminya.

"Tante juga percaya klo saya telah berselingkuh? Masih kurangkah bukti cinta dan kesetiaan saya selama ini pd Kak Rangga, Tan?" Jodha kali ini meminta pendapat Salima yg sepertinya sependapat dg Jalal.

Akulah Cinta Yang KaucariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang