Part 21 ( Bahagia )

620 12 1
                                    


Keesokan harinya di villa milik Abul Mali, sang pemilik bersama keponakannya telah pulang dr tempat penyekapannya yg dilakukan oleh Handoko.

Meskipun Handoko punya banyak bukti, tapi belum akurat. Kekurangakuratan bukti tsb tdk akan cukup membuat Beenazier dan Abul Mali mendekam lama di penjara, masih ada beberapa oknum aparat yg menjadi dekengan gerak Abul Mali dan Beenazier. Jadilah Handoko memutuskan menyerah terlebih dahulu.

"Tuan, kemarin Tuan Muda Dennish telp kesini, katanya ia menunggu Tuan dan Nona di tempat akad nikah. Tapi Anda berdua tidak kunjung tiba. Memangnya Anda berdua kemana? Apa tdk jadi ke masjid tsb?" begitu masuk ke dalam villanya, seorang bodiguard sudah menyambutnya dg berondongan pertanyaan. Abul Mali menatap bengis ke arah sang bodiguard.

"Apa aku sudah pernah mengijinkan kamu cerewet utk tahu semua hal mengenai majikanmu?" tanya Abul Mali tak suka dg pertanyaan pegawainya.

"Tidak, Tuan. Maaf... Saya hanya sekedar bertanya agar saya bisa menjawab jika ada yg bertanya ttg Tuan atau Nona." Jawab sang bodiguard menundukkan wajah.

"Justru itu yg tdk boleh kamu lakukan. Bilang saja tdk tahu klo ada orang bertanya." Ucap Abul Mali menegaskan.

"Trus, Dennish kesini atau bagaimana?" tanya Abul Mali kemudian.

"Tuan Muda Dennish sorenya datang kesini utk menunggu Anda berdua." Jawab sang bodiguard.

"Kemarin dia pergi seharian dan malamnya pulang dg harapan bertemu dg Anda berdua. Tadi pagi dia pergi sebentar menemui seseorang krn sore nanti pulang ke Jogja." Bodiguard itu meneruskan penjelasannya.

"Sebelum menuju bandara, katanya akan mampir kesini dulu, siapa tahu bisa bertemu Anda berdua."

"Ya sudah. Teruskan tugasmu."

"Siap!"

Bodiguard itu bergegas pergi menjauhi kedua majikannya yg hendak meneruskan langkah ke ruangan dalam. Beristirahat.

.

"Bagaimana ini, Om? Apa yg akan kita jawab klo Dennish menanyakan kita kemana 2 hari yg lalu? Tidak mungkin khan klo kita jujur dg mengatakan ditangkap polisi. Pasti dia akan bertanya macam – macam. Ini, itu, koq bisa, bagaimana mungkin, begitu kah, benarkah, ah! Pasti berisik banget suaranya." Tanya kecemasan Beenazier ditengah langkahnya menuju kamar.

"Kamu tenang saja. Dennish tdk akan berani mendesak kita lebih jauh klo kita bisa berhasil memberikan jawaban yg masuk akal."

"Trus apa jawaban kita?"

"Bilang saja klo kemarin kita tersesat."

"Tersesat? Memangnya baru berapa hari kita disini? Bagaimana mungkin kita bisa tersesat? Yang masuk akal donk, Om..."

"Tersesatnya krn ada sebuah kekuatan ghaib yg menuntun kita."

"Aku yakin Dennish tdk semudah itu percaya. Rasionya sangat kuat, dia tdk percaya hal – hal yg seperti itu."

"Dia harus percaya. Dan kamu percayakan pd pamanmu ini."

.

"Apa Beena dan paman sudah pulang?" baru saja Abul Mali dan Beenazier memisahkan diri utk memasuki kamar masing – masing, terdengarlah suara Dennish.

"Sudah, Tuan Muda. Beliau berdua ada di dalam." Jawab orang di luar sana pd Dennish.

.

Akulah Cinta Yang KaucariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang