Part 15 ( Ayo bersaing! )

402 13 1
                                    



Sore ini, selepas acara wisuda Rahim dan perayaan sederhana utk kelulusan putra sulung Bhairam – Salima, Jalal langsung menuju bandara Adi Sutjipto utk kembali ke Denpasar, tempatnya bekerja. Kakak dan kakak iparnya beserta kedua keponakannya dan tak ketinggalan Jodha, ikut mengantar kepulangan Jalal.

Waktu hampir sampai ke jadwal keberangkatan. Salima semakin erat merangkul adik satu – satunya ini. Berat sebenarnya bagi Salima mengijinkan Jalal utk kembali ke Denpasar. Bukan karena kotanya, bukan karena pekerjaannya. Salima sudah terbiasa terpisah jarak dengan adiknya. Yang membuat Salima tdk rela krn Jalal pasti akan bertemu dg kekasihnya, Beenazier. Bayang percakapannya bersama Suci dan Indah 2 bulan yg lalu di taman RSJ. Grhasia masih jelas di penglihatan Salima, bahkan detil percakapannya dg dua sahabat Jalal yg sesama dosen di Univ. Jayalah Nusantara, Denpasar ini cukup mampu Salima hapal. Kedua sahabat Jalal itu menemukan sebuah kesimpulan dalam terkaan mereka klo yg telah memakai pelet agar Jalal tertarik adl Beenazier, bukan Leela.

Benar memang, bukan pelet itu semata yg membuat jiwa Jalal tergoncang, semua lebih karena rasa rindu Jalal yg begitu mendalam pd Jodha Cinta Mulia di tengah usahanya sendiri membunuh kerinduannya tersebut. Tapi... sebagai seorang kakak tentu saja Salima takut penyakit jiwa Jalal kambuh lagi klo dekat dg seseorang yg kemungkinan menggunakan ilmu ghaib. Salima cemas, khawatir, namun wanita itu tdk berani mengungkapkannya pd Jalal, takut Jalal justru menganggapnya sbg kakak cerewet. Salima hanya berani menceritakan kegelisahannya pd sang suami, Bhairam.


Suara dari pusat informasi mengumumkan bahwa pesawat yg akan menuju Denpasar sudah datang. Seluruh penumpang diminta utk bersiap karena beberapa menit kemudian pesawat akan berangkat.

Jalal segera beranjak dr tempat duduknya di ruang tunggu ini. Semua kerabatnya juga ikut berdiri utk melepas keberangkatan Jalal. Salima menangkup wajah tampan adiknya dg mata yg sudah berkaca – kaca. Rasanya berlebihan, Jogja ( Brebes, utk tempat tinggalnya saat ini ) – Denpasar tidak jauh, tapi terasa begitu menyedihkan perpisahan ini krn satu hal yg mengganjal hati Salima.

"Kamu hati – hati ya adikku.... jangan lupa utk sholat shg jiwamu selalu dekat dg Yang Kuasa. Tuhan Yang Maha Besar akan selalu melindungimu dan kamu tdk akan seperti kemarin saat ter... gon..." pesan Salima yg buntutnya keluar putus – putus krn tdk kuat dikeluarkan.

"Iya, Kak. Aku mengerti. Aku akan selalu mengingat nasehat Kak Salima." Jawab Jalal dg meraih kedua tangan kakaknya yg memegang pipinya.

Bhairam, Rahim, Ruqqaia, dan Jodha ikut larut dalam rasa haru perpisahan sementara kakak beradik tsb.

"Mungkin aku kurang intim menjalin komunikasi dengan Tuhan kita shg mudah rapuh hatinya." Ujar Jalal menyadari kekurangan diri.

"Aku tdk mau mengulangi kebodohan itu lagi. Aku tdk ingin membuat Kakak malu dan bersedih."

"Jalal..." Salima serta merta memeluk Jalal mendengar pengakuan dan tekad Jalal tsb.

"Kakak boleh minta satu hal padamu?"

"Apa, Kak?"

"Kakak mohon, hindarilah kontak mata dengan Beenazier..." Jalal membelalakkan matanya tak mengerti permintaan kakaknya yg aneh.

"Apa maksud dr perkataan Kakak ini? Kenapa aku harus menghindari mata kekasihku sendiri?"

Salima melepaskan pelukannya pd sang adik. Kembali ia tangkup wajah Jalal yg menatapnya tak sabar menunggu jawab.

"Maaf... Kakak tdk punya jawaban utk pertanyaanmu, Sayang. Kakak hanya ingin menumpahkan naluri keibuan Kakak lewat lisan. Pesan Kakak, mulailah segalanya dengan menyebut nama Tuhan, termasuk saat kau ingin memberontak dr permintaan Kakak tadi ( menatap mata Beenazier )." Salima tdk mau terus terang dg apa yg ia risaukan. Jalal diam utk mencerna kata – kata Salima.

Akulah Cinta Yang KaucariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang