Part 35 ( Dimana kamu saat anak kita sakit? )

346 16 4
                                    


Di waktu yg bersamaan dg tragedi jatuhnya Hassan di depan rumah mungil bapaknya, Maham Anga dan putranya Khaibar Kahn tiba di rumah tabon keluarga Jalal dan Salima.

Wanita itu nampaknya sudah sangat merindukan Jodha dan kedua anaknya. Ia berjalan penuh semangat ke dekat Mbok Minah yg tengah asyik menyapu teras. Tuan rumah dan tamunya saling melempar senyum ramah dan anggukan sopan.

"Benar ini rumahnya Rangga Jalal Agustian?" tanya Maham Anga lembut.

"Benar. Nyonya dan Tuan ini siapa ya?" jawab Mbok Minah tak kalah halus.

"Saya Maham Anga dan ini anak saya, Khaibar Kahn." Jawab Maham memperkenalkan diri.

"Kami berdua kerabat dekat Jodha yg selama 2 tahun pelariannya di Gazza selalu bersama." Ujar Maham Anga selanjutnya utk menjelaskan siapa mereka.

"Ooo... seperti itu." Dan Mbok Minah pun telah paham sekarang.

"Ini memang rumah keluarga Den Jalal. Dua minggu yg lalu mereka pulang kemari dg anak kembar mereka yg tampan dan cerdas. Tapi hanya 3 hari mereka disini, Den Jalal memutuskan utk membeli rumah baru utk anak dan istrinya. Jadi sekarang mereka tinggal di rumah tsb yg dekat dg kampus shg tdk terlalu jauh klo hendak mengajar." Mbok Minah mulai menjelaskan keberadaan keluarga kecil Jalal sekarang. Maham kecewa krn belum bisa ketemu Jodha dg segera.

"Kami bisa minta alamat rumah mereka? Jujur kami lupa minta no.ponsel mereka berdua saat pulang dulu. Kami hanya diberi nomor telp dan alamat rumah ini." Namun sejurus kemudian Maham menemukan solusinya.

"Oh, bisa. Mari silahkan duduk di dalam." Mbok Minah mempersilahkan tamunya.

"Disini saja, Bu." jawab Maham Anga sembari menunjuk kursi kayu jati di teras ini.

Mbok Minah pun mengangguk dan tersenyum. Maham dan Khaibar segera mengikuti langkah pelan Mbok Minah menuju kursi teras

"Sejak kepergian Den Ayu Jodha, nomor ponselnya memang tdk bisa dihubungi, sementara nomor ponsel Den Jalal tdk bisa dihubungi ketika akan pergi menjemput Den Ayu Jodha. Kami lupa menanyakan nomor mereka yg baru krn terlalu bahagia dan keasyikan bermain dg Hassan Hussein yg lucu – lucu." Cerita Mbok Minah sepanjang langkahnya menuju pintu rumah.

"Sebentar ya. Saya akan minta anak saya menuliskan alamat rumah baru Den Jalal."

Begitu sampai pintu rumah, Mbok Minah masuk ke dalam rumah setelah berpamitan dg Maham dan anaknya yg menjawab dg mengangguk dan tersenyum. Maham Anga dg Khaibar langsung menghenyakkan pantat mereka di kursi kayu yg tersedia.

Kriiing... baru beberapa langkah Mbok Minah memasuki rumah, telp rumah ini berbunyi shg menghentikan langkahnya menuju belakang yg tadi hendak mencari anaknya krn ia memilih mengangkat telp.

Sementara Mbok Minah ke dalam, Maham Anga dan anaknya menghirup udara yg segar krn banyaknya pohon buah yg rindang di halaman luas rumah tabon ini.

"Nomor ponsel yg mereka berdua pake memang privat, Ammi. Aku lihat sendiri klo hanya ada 2 nomor dg nama Rangga dan Cinta dalam phonebook. Menurut Rangga, ada sejarahnya kenapa sampai nomor itu privat dan rahasia. Kejadiannya 12 tahun silam saat Jodha dan Rangga pertama kali dipertemukan ketika Rangga remaja menemukan Jodha yg masih berusia 10 tahun. Jadi aku tdk berani meminta nomor mereka." Ujar Khaibar menceritakan perihal nomor ponsel.

"Cinta mereka berdua memang Ammi akui begitu kuat terjalin. Meski sekencang apapun badai yg menerpa cinta itu, keduanya tetap kembali menyatu. Ammi salut dg ketulusan cinta Jodha. Hanya saja Ammi tdk bisa memungkiri klo Ammi sangat kecewa saat Jodha dg mudahnya memaafkan dan menerima Rangga kembali." jawab Maham menanggapi cerita putranya.

Akulah Cinta Yang KaucariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang