"Jodha. Dimana putri kita, Mas?" rintih tanya Wati pd Budi, suaminya, begitu wanita itu mulai merangkai ingatannya setelah tertidur panjang selama 8 tahun ini.
Budi yg mengalami nasib sama, koma selama 8 tahun tidak bisa menjawab apapun. Dia sendiri masih bingung dg keberadaan mereka sekarang ini yg belum diketahui tahun berapa saat ini, seingatnya ia baru tertidur kemarin sore saat... Oh tidak! Budi baru ingat klo baru saja keluarga kecilnya ikut jadi korban kecelakaan kapal.
"Jodha... dimana kamu, Nak?" kembali Wati merintihkan tanya benaknya akan keberadaan sang putri tercinta, Jodha. Budi masih terdiam, hanya batinnya yg ikut berkecamuk resah akan keadaan putrinya.
"Apa Jalal yg dipanggil tadi adalah Jalal adiknya Salima? Jalal si Om Rangga yg selalu putri kita cari?" kali ini Wati teringat satu nama yg baru saja ia dengar sedang dipanggil seseorang tak jauh dr keberadaannya kini. Lagi – lagi Budi diam, namun kepalanya menggeleng sebagai jawaban.
"Kapan mereka bertemu? Trus kita ada dimana ini? Terakhir seingatku kapal yg kita tumpangi terbalik saat badai. Apa putri kita selamat?" kalimat – kalimat tanya yg ini tak lebih seperti gumaman mulut Wati semata. Wanita kepala 4 itu hendak bangun utk mengejar lelaki yg dipanggil Jalal tadi.
"Auwh!" pekik kesakitan Wati begitu tubuhnya ia gerakkan.
Masa tidur panjangnya tentu saja membuat otot dan syarafnya menjadi lumpuh. Entah bisa pulih atau tidak.
"Kenapa, Dik?" tanya Budi cemas akan kondisi istrinya yg mengerang kesakitan.
"Ga tau, Mas. Tulangku rasanya dilolosi semua. Aku tidak bisa bergerak." Jawab Wati.
Budi berusaha bangun utk menolong istrinya, tapi ternyata kondisi tubuhnya juga sama.
"Aku juga, Dik." Keluh sesal Budi menanggapi kondisi tubuh mereka berdua.
"Ya Tuhan... lindungilah putri kami." Wati dan Budi sama – sama memanjatkan doa.
Sementara itu suami istri sang pemilik rumah yg baru saja mengurusi tangkapan ikan semalam bergegas masuk kamar yg ditempati Budi dan Wati krn mendengar orang bercakap – cakap.
"Alhamdulillah... akhirnya Bapak dan Ibu bangun juga." Ucap sang suami.
"Pak, Bu... kami ada dimana ini?" tanya Budi pd mereka berdua.
"Di Kandang Balak. Kami menemukan Bapak dan Ibu 8 tahun yg lalu di pesisir dg posisi berpelukan. Makanya kami menempatkan kalian dalam satu kamar krn kami yakin kalian adl suami istri." Jawab sang tuan rumah menjelaskan.
"Delapan tahun?" tanya histeris Budi.
Sedangkan kedua bola mata Wati membelalak tak percaya mendengar penjelasan sang tuan rumah.
"Ya. Selama itu pula Bapak dan Ibu tertidur."
"Apa kalian juga menolong putri kami?"
"Putri?" suami istri tsb saling menatap kemudian keduanya menggeleng.
"Tidak ada tubuh yg lain yg kami temukan selain Bapak dan Ibu berdua." Jawab sang tuan rumah kemudian yg membuat Wati dan Budi sangat sedih.
"Antarkan saya ke Jalal yg ada di depan rumah ini." Pinta Wati terburu – buru.
"Siapa Jalal itu, Bu? Kami tdk kenal." Pemilik rumah itu justru bingung dg permintaan Wati.
"Lelaki itu tadi dipanggil temannya." Jelas Wati. Sesaat keduanya terdiam utk menerjemahkan siapa yg Wati maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akulah Cinta Yang Kaucari
FanfictionKabut cinta masih menghalangi pandanganmu. Tapi yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah salah menentukan takdir-Nya. Yang bisa kulakukan hanyalah bersabar menunggu saat kau sadar bahwa akulah cinta yang kaucari itu...