Part 14 ( Menikmati Jogja bersamamu )

582 15 0
                                    

Jalal dan Jodha masih berdekapan. Mulut Jalal masih mengecup pucuk kepala Jodha dalam dan lama.

"Sungguh beruntung siapapun yg akan menjadi suamimu, Cin. Memiliki istri yg penuh kasih dan pengabdian." Ucap Jalal di tengah kecupannya.

"Aku pastikan bahwa lelaki itu adalah Om Rangga, bukan lelaki lain. Hati dan hidupku akan aku abdikan selamanya pdmu." Jawab Jodha penuh keyakinan.

"Cinta... aku..." lagi dan lagi... Jalal mencoba mengelak.

"Ehm! Ehmmm!!!" tapi deheman Dennish menyentak kesadaran Jalal dan Jodha. Mereka berdua menoleh kemudian melepaskan pelukan mereka.

"Oh, Dennish! Sudah lama?" tanya Jodha.

"Lumayan lama utk menonton sebuah balada." Jawab Dennish sinis.

"Lantas kenapa kau biarkan dirimu menganggur sebagai penonton kesepian? Di dekatmu ada seorang gadis cantik. Kalian sangat serasi." Mendengarnya, Jodha menanggapi dg sinis pula.

"Kamu masih saja tdk mau mengerti aku, Jo. Aku sangat mencintaimu." Ucapan cinta Dennish membuat Jalal spontan meraih pinggang Jodha utk menunjukkan kepemilikannya. Jodha tersenyum mendapati tingkah Jalal ini.

"Kenapa aku tdk terima ada seorang lelaki yg menyatakan cinta pd Cinta? Bukankah aku sendiri yg meminta Cinta utk menerima lelaki lain, tapi kenapa aku posesif pdnya? Oooh... aku benar – benar lelaki munafik!" batin Jalal seketika mencibir tingkahnya sendiri yg tdk konsisten.

"Aku hanya milikmu, Rangga... kamu tenang saja." Ucap Jodha dalam hati.

"Aku bahkan bela – belain mengikuti kemanapun kamu pergi demi melindungimu sebagai perempuan yg aku cintai. Tapi sedikitpun kamu tdk menghargaiku." Dennish yg tdk terima dg cibiran Jodha tadi masih meneruskan kalimat yg memojokkan Jodha.

"Apa aku memintamu melakukan itu, Den?" ternyata Dennish salah. Jodha tdk merasa gentar sedikitpun.

"Memang tidak. Tapi paling tdk kamu menghormati perasaanku. Apa orang tuamu tdk pernah mengajarimu bersikap sopan dan menjaga perasaan orang yg sedang bicara pdmu? Dasar gadis liar!"

"Tutup mulutmu! Cinta gadis baik – baik!" Jalal mengecam mulut Dennish yg berani melecehkan Jodha.

"Om... Om Rangga... sudahlah. Om tidak perlu naik pitam, jaga emosi Om Rangga." Jodha segera mengelus dada Jalal agar tenang.

"Tapi dia sudah menghina dan merendahkanmu, bahkan menilai Kak Wati juga Kak Budi buruk." Jalal masih ingin melanjutkan kemarahannya.

"Sabar... Om masih dalam proses penyembuhan." Jodha terus mengelus dada Jalal sambil berujar mengingatkan. Melihat itu hati Dennish makin panas.

"Kurang apa aku ini, Jo...? Kamu malah memilih mantan orang gila!" cemooh Dennish pd akhirnya.

"Dennish!!!" seketika Jodha berteriak lantang tdk menyangka Dennish mengeluarkan kalimat keji itu.

"Aku terima klo kamu melecehkanku. Aku memang liar. Aku memang kurang didikan orang tua karena sejak kecil aku sudah yatim piatu. Mungkin benar yg kamu bilang, aku tdk sopan, tdk peka hati... oke, aku tdk membantahnya. Itulah aku, apa adanya diriku." Jodha mengeluarkan semua uneg – uneg dalam hatinya. 

Dennish mulai merasa bersalah krn kelepasan gara – gara emosi. Rahim dan Ruqqaia hanya diam menyaksikan drama penuh emosi kembali.

"Tapi kamu tdk berhak menghakimi papa mamaku. Mereka selalu menanamkan nilai kebaikan, mengajarkanku bagaimana harus bersikap sebagai seorang gadis, menegurku klo aku melenceng dr segala norma yg ada. Tapi mereka juga mendidikku utk menjadi wanita tangguh yg berani melawan segala kesemena – menaan. Berdiri di atas kebenaran. Itulah kenapa mereka memberiku nama Jodha Cinta Mulia. Mereka ingin aku seperti tuan putri Jodha yg cerdas, pemberani, dan baik hati, memiliki cinta kasih dan banyak kemuliaan utk sesamanya." Panjang lebar ia menjelaskan alasan keberatannya atas tuduhan Dennish.

Akulah Cinta Yang KaucariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang