#2# Sainthood Stained

8.1K 428 24
                                    

~Last Chapter~

"Jalang."

Hinata terbelalak saat Sasuke mengatainya dengan dengan kata yang sangat di bencinya.

Sasuke menyeringai dingin saat melihat reaksi tidak suka Hinata. Ia pun melangkah pasti untuk menerjang Hinata.

Hinata yang di landa perasaan marah dan takut secara bersamaan tidak menyadari jika tangannya mengayun berharap apapun yang sekarang menakutkan di hadapannya harus di singkirkan dari hadapannya. Langkah pertama adalah memukul hingga si pembawa aura menakutkan itu jatuh.

"Kyaaaa!!"

Bruk.

...

...

...

Sasuke jatuh tersungkur dengan wajah yang menyentuh aspal terlebih dulu. Bagaikan jely Hinata seketika jatuh terduduk dengan wajah yang syok.

Shion bergerak panik saat melihat teman kencannya ambruk tidak sadarkan diri. Ia menepuk-nepuk pipi Sasuke berharap kohai sexynya tersadar dari pingsannya.

"Sasuke kuun bangun.. aku mohon. bangunlah baby..."

Nihil. Pancingan Shion tidak berdampak apa-apa pada Sasuke. Jangankan merespon hanya dengan sedikit goncangan apapun, mata terpejamnya sama sekali tidak menunjukan pergerakan tanda kesadarannya selain wajah damai yang bagaikan putri tidur. Sudah dapat dipastikan luka pemuda yang akan menjadi teman kencannya ini cukup patal. Ini sudah tidak bisa di tolerir lagi. Harus ada yang bertanggung jawab atas hal ini.

"Kau!" Shion lantas berdiri menatap tajam pada gadis yang di ketahuinya adalah siswi tingkat dua yang terkenal dengan sifat pemalunya. Ia mengetahuinya namun tidak jelas mengenalnya selain penilaian sekilas yang tidak terlalu di perhitungkan. Hanya saja ia tidak menyangka jika gadis ini bisa melakukan tindakan seberani atau lebih tepatnya segila aka bodoh tadi, "..tenyata kau tidak sepolos yang ku kira ya, gadis cupu. Kau harus bertanggung jawab atas ini. Kau harus membayarnya. Aku akan melaporkanmu pada polisi."

"Tu..tunggu..."

Belum sempat Hinata menyelesaikan ucapannya Shion telah berlari meninggalkan dirinya saat iris purplenya menemukan seseorang yang disangkanya adalah seorang petugas keamanan.

Hinata kalang kabut. Ia bingung harus melakukan apa pada tubuh dua pria dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ia tidak mau masuk penjara jika seandainya Shion benar-benar melaporaknnya dan memang sedang dilakukan senpainya itu. Hinata tidak bisa membayangkan dirinya yang masuk penjara. Melihat kesedihan dan kekcewaan kedua orang tua dan kakak serta adiknya di desa. Astaga Hinata ingin menangis dan bunuh diri saja. Dalam rasa kebingungannya Hinata mendengar deru mobil yang sedikit familiar untuknya. Ia mengedarkan pandangannya dan seketika senyum kelegaan terukir di wajahnya yang pucat melihat seseorang keluar dari mobilnya dan bergegas menghampirinya dengan wajah yang penuh ke-khawatiran.

..

"Di sini.. pak." Shion menarik seseorang yang berseragam dinas polisi yang kebetulan sedang berpatroli di sekitar taman. Pria ini memiliki tubuh yang tinggi membuat Shion yang merupakan gadis siswi SMA biasa ini harus sedikit mengeluarkan tenaga ekstra untuk menyeret pria yang selalu mengeluarkan ekspresi bosannya ini.

"Mana yang kau maksud dengan orang-orang pingsan itu," tanyanya dengan suara bariton yang terdengar berat. "..kau ingin mengerjaiku ya, nona. Anak-anak SMA zaman sekarang cuma bisa membuat masalah saja," suaranya terdengar kesal membuat Shion sedikit merasa takut. Namun bukan Shion namanya jika tidak bisa menyembunyikan isi hatinya dengan kegengsiannya.

"Dengar ya pak polisi yang terhormat. Saya memang sering membuat salah tapi, aku tak pernah melakukan kebohongan, setidaknya untuk hal yang mengenai keselamatan orang lain. dan itu artinya aku tidak berbohong."

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang