#15# Pregnancy

4.5K 336 44
                                    

On The Last Chapter

.

Mata onyx tajam saling beradu memberikan aura kemarahan dan permusuhan yang rentan diantara mereka. Sai hendak menjawab pertanyaan Sasuke dengan kalimat kasarnya andaikan seorang perawat membuka pintu dan bertanya perihal siapa anggota keluarga Hinata.

"Saya!" "Saya!" Baik Sasuke dan Sai menjawabnya bersama-sama.

..

..


..

..

..

Sang perawat menatap bingung saat melihat dua pemuda begitu mirip mengumukakan bahwa keduanya adalah kerabat sang pasien. Hanya saja keadaan yang sedikit babak belur membuat perawat berambut pirang ini sedikit berhati-hati dalam berbicara. Bisa jadi dua pemuda ini preman bar-bar meskipun bertampang bak model-model dari Coverboy Magazine Asia.

"Maaf. M-maksud saya adalah 'suami' dari pasien."

"A..?" Sasuke kehilangan kata-katanya saat menyebutkan siapa suami dari Hinata.

Sai yang menyadari gelagat kebingungan Sasuke segera mengambil alih dengan mengatakan bahwa dirinyalah calon suami dari sang pasien.

"Mari untuk ikut saya."

Tiba-tiba seseorang yang diketahui sebagai seorang dokter yang menangani Hinata, berjalan keluar membimbing Sai menuju ruangannya.

Sasuke yang masih dalam dunia kebingungannya mulai tersadar. Ia ditinggal sendiri didalam lorong rumah sakit yang menghubungkan dirinya dengan ruangan seorang wanita yang menjadi alasannya berda di tempat asing ini.

Kalimat dari perawat tadi masih terngiang di kepalanya. Bagaikan dengungan yang membuat dadanya didera perasaan resah.

'Maaf. M-maksud saya adalah 'suami' dari pasien.'

''Suami dari pasien.'

'Suami'

'Suami'

Apa tadi makdunya dengan kata 'Suami'? wanita Hyuuga itu bahkan masih SMA, apakah mungkin Hinata telah dijodohkan tapi, bagaimana perawat itu bisa mengetahui jika Hinata telah berkeluarga dan mempunyai suami? Ia sendiri juga tahu jika Hinata tidak pernah telibat hubungan apapun dengan lelaki manapun kecuali dirinya dan kakak sialannya termasuk dengan keluarganya. Jadi, bagaimana mereka bertanya tentang suami Hinata.

Kepala Sasuke didera rasa sakit tak tertahankan. Berbagai macam kilatan interaksinya beberapa minggu sebelumnya. Mulai dari adu mulut di apartemen milik wanita itu, lalu pemaksaan dirinya merebut mahkota Hinata hingga Intensitas hubungan menggairahkannya yang berlangsung beberapa hari.

Satu kemungkinan tentang alasan perawat tadi menanyakan prihal suami Hinata, Hinata hamil.

'Hamil?'

Sasuke mengerang sekali lagi, merasakan kepalanya berdenyut bagaikan ikatan tali baja yang membuat penglihatannya memburam lelah.

'Sial!'

Disaat seperti ini kenapa tubuhnya susah sekali diajak kompromi, setidaknya sampai ia bisa memastikan kebenaran yang sesungguhnya. Sebisa mungkin Sasuke mengabaikan pandangannya yang mulai terasa berputar-putar sampai...

"Otousan! Kakak ini mau pingsan!"

Seseorang berjalan kearahnya dengan wajah datar. Surai kecoklatannya yang panjang di ikat rendah dan mata amethys pria paruh baya ini terlihat sama persis seperti milik Hinata. Bibirnya nampak menekuk seolah menolak memberikan sedikit belas kasihan padanya Namun, setitik kekhawatiran masih dapat tertangkap oleh iris Onyx Sasuke. Masa ini mengingatkannya akan sosok pria yang dulu selalu menjadi panutan sebelum akhirnya sebuah kecelakaan merenggut semuanya, termasuk ibunya. Sekitika pandangan Sasuke menggelap.

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang