~Previous Chapter~
....
"Sebenarnya kedatangan saya ke sini adalah untuk mewakili keluarga Uchiha untuk mengajukan lamaran sebagai wujud mempererat hubungan kekeluargaan Uchiha dan Hyuuga. Saya mewakili kepala keluarga Uchiha untuk menyampaikan lamaran Uchiha Sasuke untuk Hyuuga Hinata."
"..."
"..."
"!!!"
"!?"
"...."
.........................................................................
.........................................................................
#36. Leaving Home
...
Sasuke menatap Hinata tidak berkedip. Betapa ia sangat merindukan gadis bersurai Indigo manis itu. Ditambah lagi gadis itu sulit sekali di hubungi beberapa minggu ini dan apa-apaan itu, pipinya terlihat lebih chabi dari yang terakhirnya diingatnya. Lucu dan manis sekali layaknya kue mochi. Sasuke tersenyum tipis_sangat tipis sehingga tidak satupun yang menyadarinya. Yah... mau bagaimana lagi, itu justru membuatnya semakin ingin memeluk, mencium dan lain-lain pada Hinata, melepaskan semua emosi dan rasa rindunya saat tidak bisa mendapatkan kabar apapun dari Hinatanya. Baiklah Sasuke harus bersabar sebelum Hinata benar-benar menjadi miliknya seutuhnya.
"Jadi bagaimana, Hinata? Apakah kau mau menerima Sasuke untuk menjadi suamimu?"
Sasuke mengalihkan perhatiannya pada Hiashi sebelum kembali menatap Hinata yang kini menunduk menyembunyikan matanya yang bergetar.
"A..aku.."
"Tentu kami akan sangat menghargai semua keputusanmu, Hinata." Sai segera menambahkan saat semua pasang mata tertuju padanya, "aku sangat merngerti perasaanmu karena pernyataan mendadak ini. Sasuke pun juga pasti akan mengerti." Sai tersenyum palsu menyadari Sasuke yang menatapnya tajam.
"Gommen nee.. a..aku.."
"Maaf Hiashi san, Hikari san... Saya ijin berbicara berdua sebentar dengan Hinata."
Sasuke tidak menunggu jawaban dari Hiashi dan Hikari, pria bersurai hitam emo itu langsung menarik Hinata menuju taman halaman kediaman Hyuuga. Neji yang melihat sikap kurang ajar Sasuke berniat menyusul tapi, Hiashi segera menahannya dan memintanya untuk membiarkan Hinata dan Sasuke menyelesaikan masalahnya. Neji yang di tegur merasa tidak terima tapi, menghargai ayahnya yang terlihat mempercayai Sasuke dan Hinata membuatnya urung dan duduk kembali di tempatnya. Lihat saja jika terjadi sesuatu dengan Hinata maka Neji akan menghabisi laki-laki berambut pantat ayam itu.
Sasuke mendudukan Hinata di kursi panjang diikutinya yang langsung menatap Hinata tepat di iris amethysnya yang memburam karena air mata.
"Ahh.. betapa aku sangat merindukan wajah ini, dan ..." Sasuke tersenyum menarik Hinata dalam pelukannya, "..aku merindukanmu. Rasanya seperti ingin mati kedua kalinya."
Hinata mendorong Sasuke mencoba melepaskan diri dari pelukan possesif yang membuatnya sesak. Memang berhasil meskipun tidak berpengaruh pada Zona intim mereka.
"He..hentikan." Hinata bersikap depensif menatap Sasuke tajam berusaha mengintimidasi, sayangnya di mata Sasuke wajah Hinata terlihat lucu.
"A..apa yang kau lakukan? Ka..kau kenapa tiba-tiba membawa Sai san dan melamarku? Kau bahkan tidak mendiskusikannya dulu denganku."
"Untuk apa? Lagi pula kau sulit ku hubungi. Anggap saja ini hukuman untukmu." Sasuke menyeringai kecil menatap Hinata.
"Ja..jangan seenak Sasuke kun. Pernikahan bukan hal yang main-main."

KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine
फैनफिक्शनKisah seorang putri pemberi kebahagiaan yang terjebak dalam perangkap seorang iblis kejam membuatnya hidup bagai dalam neraka. Tapi, bagaimana jadinya jika ada saudara sang iblis yang sangat baik hati menawarkan kebahagiaan yang lain kepadanya. Apa...