#25# I Want To Free, Please...

2.7K 205 62
                                    

.

Sinar lampu dari langit-langit menjadi pemandangan utama saat Sasuke membuka matanya. Kepalanya melirik ke arah jendela untuk menemukan Itachi yang terbalut kemeja hitam berdiri membelakanginya.

"Kita kembali kehilangan jejaknya."

Sasuke tidak merespon selain kembali menatap langit-langit ruang perawatannya. Bau obat-obatan sedikit tercium kuat saat menarik napas demi menghilangkan ketegangan di tubuhnya.

"Aku ketakutan saat menemukannya dalam keadaan seperti kemarin. Jantungku terasa berhentu berdetak ketika memikirkan dia telah tiada," Sasuke menutup matanya kembali demi menemukan bayangan seorang gadis dengan tatapan iris lavendernya yang terlihat lembut, "ku akui bahwa, aku  merindukan saat ia menyebut namaku lagi."

"....."

"Aku tidak tahu apa yang merubah pikiranmu untuk menemukan Hinata, tapi kali ini aku tidak akan membiarkan kau menyentuhnya yang berarti jika tujuanmu hanya untuk menyakitinya lagi, Itachi."

Satu garis tipis membentuk senyuman kesedihan saat mendengar kalimat seolah apa yang dilakukannya adalah kesalahan. Ia akui jika selama ini tidak ada perbuatan yang benar walaupun sekedar mengurus dan merawat kedua adik-adiknya sekalipun itu sebatas campur tangan dari orang-orang kepercayaannya. Sayangnya dampak besarnya hanya memunculkan sedikit kepercayaan kecil akan tanggung jawab yang bisa di dapat dari keduanya. Sejahat-jahatnya Itachi tetaplah dia sebagai kakak yang ingin melihat adik-adiknya bahagia, jikapun itu menyangkut seorang gadis sekalipun, ia tidak menginginkan adanya hubungan saudara yang pecah khususnya itu bagi Sai dan Sasuke. Tapi jika sudah begini, ia bisa berbuat apa untuk menjauhkan gadis itu dari adik-adiknya saat tahu ada bagian lain dari Uchiha berada dalam rahim putri Hyuuga itu.

Itachi menghembuskan napasnya perlahan.

Alasan lain dari pertentangannya akan hubungan sikembar dan gadis Hyuuga adalah untuk mencegah perselisihan lain yang mengingatkannya akan masa lalu ayah dan ibunya. Ia hanya ingin yang terbaik untuk adik-adiknya, tapi bukan berarti Hyuuga Hinata tidak baik. Sebaliknya, setelah melewati berbagai macam kejadian dalam masa pencarian gadis itu hingga sekarang mungkin perlahan pandangannya sedikit berubah.

"Terserah kau mau menilaiku seperti apa. Aku hanya mencoba melakukan sesuatu yang benar. Dari apa yang bisa kuberikan bukan lagi dari kecukupan kebutuhan lahiriah kalian sebagai adik-adikku. Baik itu kau atau Sai, menentang atau menolak bantuanku, aku tetaplah kakak kalian yang menjadi pengganti Tousan dan Kaasan." Itachi menatap Sasuke yang nampak tertegun atas balasan kalimatnya. Mungkin Sasuke salah mengantisipasi jawaban apa yang akan dilontarkan oleh sang kakak yang dikenalnya sebagai kakak yang bertangan besi.

"Aku tidak memberikan dukungan penuh padamu jika keputusanmu justru menyakiti Sai. Tapi aku juga tidak ingin kau merasakan penderitaan akibat mengambil keputusan yang akan kau sesali seumur hidupmu." 'Seperti yang dirasakan oleh Kaasan.'

'Oh, Kamishama. Fugaku kun memang tidak pernah mencintaiku dengan setulus hatinya. Selama bertahun-tahun kami menikah dan memberikan aku 3 putra yang tampan dan pintar hatinya masih belum bisa terikat denganku.

Pernikahan ini memang didasari dari keterpaksaan karena kesalahan kami. Tapi, haruskah ia berselingkuh dibelakangku. Gadis itu memang cinta pertama Fugaku kun saat kami masih dibangku sekolah. Tidak perduli dengan usianya yang terpaut jauh dengan gadis bermata amethys itu, Fugaku tetap mencintainya.'

Ingatan bagaimana Itachi pernah membaca buku diary ibunya yang masih telah lusuh masih membekas dipikirannya. Sebagaimana yang dituliskan ibunya tentang sebagaimana tersiksanya ibunya karena perselingkuhan Fugaku dengan Ibu Hinata.

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang