#20# Amnesia (bagian 1)

3.6K 289 137
                                    

....

Story sebelumnya..

....................................................

Gaara mendecih kesal. Tidak perduli siapa yang akan kena sasaran selanjutnya, Gaara kembali mengarahkan moncong pistol ke arah Hinata. Namun, sungguh tidak diduga, Hinata justru berlari kearahnya. Menubrukan tubuhnya pada Gaara.

Secara tidak diduga hal itu justru membuat Gaara hilang keseimbangan. 3 langkah 4 langkah mundur kebelakang dan saat langkah yang kelima ia justru kehilangan pijakannya hingga ia terjatuh dari tepi jembatan. Tidak lupa Hinata pun juga tertarik bersamanya.

BYUUURR..

....................................................

#20#

...

Hinata POV.

Tubuhku tertarik saat Gaara balas mencengkram pinggangku menarikku untuk terjatuh bersamanya. Hal yang tidak ku sangka saat aku merasakan dinginnya air yang menusuk setiap pori-pori kulitku. Aku mampu berenang tapi, arus sungai yang kuat menarik tubuhku terhanyut. Aku berusaha melepaskan diri dari cengkraman pria jahat ini. Beruntung arus air memudahkanku untuk bisa melepaskan tangannya yang berotot. Aku berenang semampuku tapi, arus ini justru semakin kuat menarikku. Aku berusaha mencapai ke permukaan, air yang keruh membuat pemandangan didalam air jadi sangat gelap. Aku menemukan sebuah pegangan setelah beberapa kali aku muncul tenggelam terbawa arus sungai.

Saat aku muncul ke permukaan aku sudah tidak bisa menemukan jembatan lagi, hanya pepehonan dan tempat yang sangat asing. Aku tidak tahu seberapa jauh aku terseret arus sungai namun, aku rasa ini bukan di sekitar Suna lagi.

Aku melihat sekelilingku. Aliran airnya tidak sederas sebelumnya namun, banyak undakan batu yang pasti akan membuatku mudah tergelincir. Apa boleh buat aku harus bisa cepat pergi ke pinggiran apalagi aku merasakan tarikan arus yang semakin kuat dipinggangku. Aku berusaha meraih satu persatu ujung batu yang dapat di jadikan pegangan.

Aku akan meraih undakan batu selanjutnya andaikan jika ujung matanya tidak menangkap kepala seseorang yang muncul tenggelam kepermukaan. Itu adalah pria merah jahat tadi, berbagai pikiran berkecamuk dalam kepalaku antara membiarkan dan mensyukuri kemalangannya, namun tanpa sadar tanganku justru meraih ujung kerah pakaian pria itu lantas menariknya kearahku. Itu bahkan tdiak ada dalam list niatku sebelumnya.

'Apa yang kau pikrkan Hianta, bagaimana jika seandainya lelaki itu kembali mencoba menyakitmu lagi?'

Pikiranku bersuara namun, gerak tubuhku berkata lain.

"A-apa kau b-baik saja?"

Aku bertanya disela-sela konsentrasiku menetapkan kekuatan extra untuk tetap pada posisinya saat melawan arus dengan menahan lelaki yang bahkan mungkin hampir 2 kali lipat ukuran dan berat tubuhku.

Aku melihat pria bersurai merah yang di panggil sebagai Gaara ini, terbatuk berpegangan pada batu yang sama denganku. Mata Jadenya nampak kelelahan menatapku sebelum berganti dengan tatapan terkejutnya.

"Kau apa yang kau ..."

"Kita harus segera bergegas keluar dari air sebelum air bah menarik kita semakin jauh."

Benar saja aku mendengar semakin keras gemuruh air mendekati kami. Aku mendengar pria ini mendecih pelan lantas beranjak menuju batu yang lain sebelum ia berbalik menatapku dan mengulurkan tangannya dengan wajah yang terlihat ogah-ogahan.

"Aku akan tetap membunuhmu, tapi, tidak sekarang Hyuuga." Aku masih menatap tangannya dengan bingung sampai ia kembali berucap dengan nada ketidak sabarannya. "Kemarikan tanganmu, Hyuuga!"

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang