#14# Memory

4.1K 317 30
                                    

...

On the last Chapter
...

"Ku kumohon.. lepaskan aku Sasuke san," ucap Hinata memohon. Tapi, percayalah tindakan Hinata bagai rengekan anak kecil yang minta di belikan permen loli di mata Sasuke.

"Kau pikir aku akan melepaskanmu, Hyuuga?" Suara pelan Sasuke bagai suara dewa kematian menurut Hinata.

"Jadi menurutlah! Karena jika tidak, aku tidak akan segan-segan mempermalukanmu dengan tampilan setiap adegan kita saat bercinta," jeda Sasuke mendekatkan bibirnya ke arah telinga Hinata lantas melanjutkan "....kepada keluargamu."

...
...

...
...

Ancaman dingin itu cukup sukses membuat Hinata tidak bisa berkutik. Bayangan-bayangan kekecewan dari keluarganya membuat Hinata kehilangan kekuatannya untuk bergerak melepaskan diri dari jeratan iblis Sasuke.

"K-kau ja-jahat Sasuke." balas Hinata menatap tajam.

"aku anggap itu sebagai pujian," Sasuke menyeringai kecil. Ia lantas menatap Sai yang kini berjalan cepat kearahnya.

Sayangnya Sasuke tidak memprediksi akan tindakan sang kakak kembar hingga saat
Dengan kekuatan khas laki-lakinya Sai menarik paksa Hinata memisahkan kontak dengan Sasuke. Tanpa berbicara apapun lagi sebuah kepalan tangan ia layangkan ke rahang Sasuke membuat sang adik jatuh tersungkur. Tanpa menunggu tindakan balasan, Sai kembali menarik kerah kemeja hitam yang dikenakan Sasuke untuk melayangkan satu pukulan lagi ke tempat yang sama.

"Keparat! Sekalipun kau adalah adikku. Takkan pernah segan-segan aku untuk menghajarmu jika kau berani untuk menyentuhnya lagi. Dan asal kau tahu saja Sasuke, Ino hamil bukan olehku melainkan karena lelaki brengsek yang bertaruh denganmu."

Sreek.

Brukh.

Satu sentakan kasar ia lantas melepaskan Sasuke membiarkan sang adik terjerembab di atas tanah.

"Aku tidak pernah meninggalkan Ino tapi, dia sendiri yang memintaku untuk meninggalkannya. Kau tahu alasan apa yang membuatnya melepasku?"

..

~Flashback~

Sai keluar dari mobilnya dengan membawa dua plastik belanjaan yang di belinya dari supermarket tidak jauh dari apartemennya. Ia berjalan tergesa menaiki lift. Hati Sai sedikit tidak enak saat dirinya telah mencapai pintu apartemennya. Menekan password menimbulkan bunyi klik yang tidak asing di telinganya.

"Aku sudah memutuskannya...."

Samar-samar Sai mendengar seseorang berbicara pelan dari arah kamarnya yang sedikit terbuka. Ia melangkahkan kakinya tanpa suara menuju kamar seseorang yang menjadi kekasihnya.

"..Aku masih mencintainya tapi, Sai begitu baik hingga aku tidak tega untuk membiarkannya terluka."

Sai memicingkan matanya ragu untuk memastikan jika itu adalah kekasihnya. Pintu kamar yang tidak tertutup rapat memudahkannya dalam melihat keadaan di dalam kamar.

"..Sai tahu jika bayi ini bukanlah anaknya. Tapi, dia tulus mencintaiku sehingga dia mau menerima anak ini," ucapnya seorang wanita mengelus perutnya yang membesar.

Sai diam ditempatnya masih memperhatikan tanpa sepengetahuan gadis yang kini telah berbadan dua didepannya.

"Tapi, aku... masih mencintai Sasuke kun."

Deg.

Sai menjatuh semua belanjaannya menimbulkan bunyi berisik sukses mengejutkan wanita bersurai pirang yang kini membalik tubuhnya ke arah Sai.

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang