#10# Heartache

5.3K 368 52
                                    

..
..

Last Episode

..

"Aku ingin bertanya sesuatu dan kau harus menjawabnya dengan jujur."

Hinata mulai was-was dengan pertanyaan apa yang akan di lontarkan sang kakak padanya. Iya harap itu bukanlah sesuatu yang Hinata takutkan selama ini.

"Siapa kekasihmu?"

"Eh?"

"Aku tidak suka mengulang pertanyaanku, Hinata."

"E..Eto..."

"Tanda merah itu, apakah salah satu dari dua putra Uchiha itu?"

Deg

Pertanyaan ini lah yang Hinata hindari. Perubahan hidup yang seminggu ini Hinata jalani, Hinata berharap tidak ada satu orangpun yang bisa mengetahuinya. Terutama anggota keluarganya. Tapi, bagaimana Neji telah mengetahuinya, haruskah Hinata berbohong dan membuat alasan logis untuk bisa menipu kakak jeniusnya.

..

..

..

"He's Mine"

#10# Complicated

.

.

"K-kau bi-cara apa Ni-nisan? A-aku sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan mereka selain berteman." Hinata menunduk menyembunyikan wajahnya dengan dibalik rambut yang tergerai lurus.

"Aku adalah lelaki dan kau pikir aku tidak mengerti penyebab dari ruam merah yang terlihat di lehermu," Neji mengubah posisinya menjadi lebih serius namun pancaran mata yang begitu memilukan membuat Hinata didera perasaan bersalah yang teramat dalam, "...Kau adalah adik kesayangku, Hinata? Betapa aku sangat kecewa karenanya jika kau menyembunyikannya dariku."

"..Hiks.. G-gommen. A-aku yang telah melakukan kesalahan...." belum sempat Hinata menyelesaikan kalimatnya yang tersendat Neji sudah lebih dulu menyela tajam.

"Aku hanya bertanya siapa lelaki itu."

"..."

"Katakan!" Neji sudah mulai hilang kesabarannya saat Hinata sama sekali tidak berniat menjawabnya, ".. jika memang itu maumu. Aku akan meminata pihak sekolahmu untuk membuat suarat kepindahanmu ke desa Suna." lanjut Neji final.

"A-apa? Ta-tapi..."

Ting. Tong.

Hinata menghela napas gusar saat suara bel apartemen memancing Neji untuk beranjak dari sofa menuju pintu apartemennya. Hinata tidak bisa mendengar jelas obrolan singkat antara Neji dan dan sang tamu namun nampaknya Neji sedikit kesal dari samar suaranya.

Sampai seketika dua lembar tiket kereta di letakan di atas meja di depannya. Tiket kereta menuju desa Suna. Jangan-jangan...

"Segeralah berkemas, jam 6 sore nanti kita berangkat ke stasiun!" Neji beranjak meninggalkan Hinata yang nampak masih terkejut dengan rencana dadakannya. Ia hanya melakukan tugas melidungi adik tersayangnya dari para serigala ibukota.
Sial, belum sampai 3 tahun 'bunga cantik'nya  sudah banyak 'tergores' separah ini.

"Se-secepat ini, niisan? A-aku bahkan belum pamit kepada teman-temanku di sekolah."

"Tidak usah. Kita akan tetap berangkat sore ini."

Tidak ada hal lain lagi yang perlu ia katakan pada Hinata. Neji beranjak meninggalkan Hinata yang masih tidak terima dengan keputusan sepihak dari sang kakak. Hinata menangis dan Neji tidak yakin akan tahan dengan air mata dari sang adik sedangkan keputusan ini harus ia ambil untuk kebaikan adiknya ini. Suka ataupun tidak suka.

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang