......
Chapter 34. Game Over
...
...
Gaara Pov.
Aku masih mencoba mempertahankan kesadaranku saat rasa sakit tak terkira menerjang seluruh tubuhku. Aku bahkan kesulitan walau hanya sekedar membuka mataku dan melihat apa yang terjadi di sekitarku. Samar aku masih dapat mendengarkan suara tangisan Hinata di telingaku dan harum aroma wangi lavender kesukaanku. Untuk pertama kalinya Hinata mendekapku. Ini terasa nyaman dan hangat membuat ku merasa semakin mengantuk. Rasa sakitnya pun sudah hampir tidak ku rasakan lagi, tapi kenapa wanitaku berbicara aneh menyuruhku tetap sadar? Ah.. aku tahu. Mobil itu, Shion ingin memisahkanku dengan wanitaku? Cih. Jangan harap.
"Hiks..hiks.. maafkan aku. Ku..ku mohon, tetaplah bertahan."
Wanitaku menangis lagi. Apa karena aku lagi? Sial. Aku memang berbakat membuatmu menangis ya. Padahal aku menantikan di mana kita bisa hidup bahagia selamanya. Aku, kau, dan ...
Sial. Kenapa semuanya mengabur. Sial. Hinataku menangis lagi kan...
Gaara Pov. End
...
...
"Ti..tidak.. Sasori san.. Gaara.."
"Sial. Aku sudah membawa mobil ini dalam kecepatan maksimum," umpat Sasori kesal.
Tidak lama mobil Sasori telah sampai di rumah sakit Konoha Hospital. Gaara segera di bawa masuk ke ruang UGD. Sasori menjatuhkan dirinya di kursi tunggu depan UGD termasuk Hinata yang masih menangis tersedu-sedu dan syok secara bersamaan.
Sasori sendiri merasa amat teramat bersalah, tidak menyangka leluconnya ternyata membawa petaka untuk sepupunya sendiri. Darah Gaara masih terasa basah di bajunya, termasuk gadis di sampingnya ini.
"Sial."
Setelah menunggu hampir 3 jam lamanya, akhirnya pintu UGD terbuka. Sasori segera menghampiri sang Dokter di ikuti Hinata di belakangnya.
"Bagaimana keadaan sepupu saya, Dok?"
Dokter ahli bedah itu membuka maskernya menatap Sasori dengan wajah menyesal, "maafkan kami, kami sudah berusaha sekuat tenaga untuk menolong Sabaku san tapi, Sabaku san kehilangan banyak darah. Kami sudah mengupayakan melalui transfusi darah tapi kerusakan organ vitalnya cukup parah, selanjutnya hanya menunggu keajaiban dari yang kuasa."
Sasori yang kesal menarik kerah baju sang Dokter, hendak melayangkan pukulannya andaikan jika dirinya tidak di tahan oleh perawat dan Dokter lainnya.
"Dokter macam kau! Menangani satu pasien saja tidak becus!"
"Tenangkan diri anda Sasori san."
"Tolong tenang!" Perawat dan Dokter lainnya berhambur menahan Sasori yang akan memukuli sang Dokter malang.
"Anda harus tegar, mungkin anda bisa memberikan semangat kepada Sabaku san agar Sabaku san dapat bertahan seperti yang kita semua harapkan."
"Ck. Kuso."
Hinata mengangguk sebagai ucapan terima kasih dan segera menarik Sasori untuk masuk ke ruangan Gaara. Pakaian Gaara telah di ganti, selang infus darah dan berbagai peralatan penunjang kehidupan Gaara telah tertancap di tubuh atletisnya. Mata pria itu terpejam dan suara detak jantung dari monitor terdengar lemah. Apakah tidak ada harapan untuk Gaara bertahan?
"Sial."
Sasori menyesali sikapnya yang terlalu gagabah hingga akhirnya membuat Gaara kembali dalam keadan kritis seperti 5 tahun lalu. Tapi, untuk kali ini kenapa romannya terasa buruk bagi Sasori, seolah-olah ini pertanda akhir perjalan orang lain dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine
FanfictionKisah seorang putri pemberi kebahagiaan yang terjebak dalam perangkap seorang iblis kejam membuatnya hidup bagai dalam neraka. Tapi, bagaimana jadinya jika ada saudara sang iblis yang sangat baik hati menawarkan kebahagiaan yang lain kepadanya. Apa...