#19# You and Me (Re-update)

3.6K 251 26
                                    

#A.D#

Maaf tidak bermaksud bertindak tidak sopan dengan membiarkan para reader berkomentar tanpa ada balasan sekalipun. ada beberapa hal yang membuatku susah connect ke wattpad. So.. aku sangat senang dengan semua yang kalian tulis dalam kolom komentar.

Oh.. untuk alasanku mengupload ulang story ini karena memang kesalahan jari-jemariku yang tanpa sengaja menyentuh tombol 'Publish'. padahal belum waktunya publish di update-an sebelumnya.

Tapi, kuharap kalian senang dengan update terbaruku.

..

Hope you enjoied....

..

Hangat mentari pagi menerobos masuk melewati jendela kamar sang putri tidur. Sapuan hangat mengganggu tidurnya hingga perlahan mengerjap membuka kelopak berhias bulu mata lentik. Batu amethysnya beberapa kali mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk pada matanya.

"Hinata."

"Sai san?"

Sai tersenyum tipis lantas mengambil segelas air putih yang selalu tersedia di meja samping tempat tidur.

"Minumlah!"

"Arigatou," Hinata tersenyum canggung. Ia meneguk minumannya hingga sisa setengah.

Hinata memberikan kembali gelasnya pada Sai.

"Sai san.. tahu kemana Neji nii?" Tanya Hinata ragu.

"Hm. Neji san bilang hendak pulang ke rumah dulu." Jawab
Sai.

"Oh."

Sai menatap Hinata intens seolah memikirkan sesuatu penuh perhitungan. Hinata yang yang merasakannya sedikit tidak nyaman.

"S-sai sa.."

"Waktunya sarapan," potong Sai membuat kalimat Hinata tertahan dibibirnya. "Kau harus mengisi kalori agar cepat pulih. Dokter bilang sore ini kau bisa pulang," lanjut Sai menyodorkan semangkuk bubur lengkap dengan suiran ayam dan beberapa potong sayuran.

"A-arigatou." Hinata bersemu menerima mangkok makanannya.

Sai tersenyum tipis namun, seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan dengan sedikit tergesa-gesa.

Srraak!!

"Tousan."

"Hiashi san?"

Hiashi mengabaikan tatapan bertanya dari Sai karena ia memilih untuk mengambil tas yang disimpan di laci meja samping ranjang Hinata. Tas ini berisi perlengkapan Hinata.

"Kita akan pulang sekarang, Hinata." Hiashi menjawab tanpa memandang mata putrinya saat mencoba melepaskan infus secara perlahan dari nadi tangan Hinata, "tahan sebentar."

Hinata mengangguk menahan sakit saat jarum inpus dicabut dari nadi lengannya. "Kenapa tergesa-gesa sekali, Tousan? Dokter bilang ..."

"Kita tidak punya banyak waktu. Nanti akan tousan jelaskan di mobil." putus Hiashi membungkam semua pertanyaan yang akan dilayangkan oleh Hinata.

Sai menawarkan untuk membantu Hiashi namun tawarannya di tolak mentah-mentah.

"Ku rasa lebih baik kau pulang ke keluargamu, Uchiha. Keberadaanmu di sini hanya menambah masalah."

Sai tertegun mendengar gaya berbicara Hiashi yang dingin. Sebelum ini lelaki paruh baya ini memang tidak memperlihatkan rasa sukanya tapi, sama sekali tidak memperlihatkan kebencian atau rasa terganggu apapun tentang kehadirannya yang tiba-tiba sejak semalam. Tapi, ini...

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang