#12# Reality Is Hidden

4.7K 322 37
                                    

..

..

Seorang wanita bersurai panjang dengan keunguan nampak terengah-engah setelah mengatur napasnya untuk mengeluarkan sang belahan jiwa dari perutnya. Ia tersenyum dengan lelehan air mata kebahagiaan untuk wanita yang kini resmi menjadi seorang ibu. Iris soft shapirenya mengerjap beberapa kali.

Suara tangisan khas bayi yang baru lahir bagaikan nyanyian yang indah di telinganya. Ia enggan memejamkan matanya sekalipun kelopak mata amethysnya sangat berat. Sampai ketika seseorang masuk tergesa-gesa menghampirinya mencium keningnya dengan ketulusan yang selama ini selalu membuatnya merasa nyaman dan terlindungi.

"Hitomi. Aku sangat bahagia, kau tahu? Aku sangat senang kau baik-baik saja. Maaf aku baru bisa datang sekarang," bisiknya dengan suara penyesalan yang tulus.

"Daijoubu. Aku baik-baik saja Hiashi kun," jawabnya lembut memberikan ketenangan bagi hati yang resah seorang Hiashi Hyuuga. Hiashi kembali mencium kening Hitomi lembut. Ia mengalihkan perhatiannya pada salah satu perawat yang membawa sebuah kain putih berisi sosok bayi mungil yang cantik dengan kulit yang putih bersih seperti Hitomi.

"Berikan padaku!"

Perlahan Hiashi menerima bayi kecil yang terbalut kain putih lembut yang kini berada dalam gendongannya. Mata sang bayi terpejam erat rona merah menghiasi pipi tembem khas bayi, hidung mancung nan mungil dan bibir merah kecil yang sesekali menguap imut dan sangat menggemaskan. Hiashi terkekeh pelan saat tidak ada refleksi dirinya dari sang buah cintanya hingga ketika mata sang bayi sedikit terbuka mengintip warna soft lavender yang sangat indah di mata Hiashi.

"Dia refleksi dirimu Hitomi. Tidak ada sedikitpun tanda-tanda diriku padanya kecuali dengan mata cantiknya." Hiashi mendekatkan sang bayi pada Hitomi yang kini masih terlihat lemas. Bahkan untuk menggendongnya saja nampaknya Hitomi tidak kuat.

"Apa kau yakin baik-baik saja, Hitomi?" tanya Hiashi menatap Hitomi khawatir.

Hitomi tersenyum menggeleng palan. Ia mengalihkan perhatiannya pada bayi kecil yang berada dalam gendongan Hiashi. Ia menyentuh pipi putri cantiknya lembut, "hime memang refleksiku tapi matanya milikmu. Sebagai gantinya aku ingin kau menamainya Hiashi kun."

"Aku sudah menyiapkan nama yang cocok untuk peri kecil kita," Hiashi menjeda sebentar, sebelum melanjutkan, "..Hinata, Hinata Hyuuga."

Hitomi tersenyum tipis melepaskan kontak tubuhnya dengan enggan lantas menyenderkan kepalanya pada kepala tempat tidur masih tidak melepaskan kontak matanya sedikitpun dari sang bayi cantiknya.

"Hinata. Tempat yang cerah. Sangat cocok untuk bayi cantik yang kelak akan memberikan semua orang cahaya kebaikannya. Memberikan cahaya terang pada tempat yang gelap. Nama yang sangat cocok untukmu sayang," bisiknya dengan suara yang lemah.

Hiashi menatap Hitomi curiga sebelum akhirnya ia menyadari sesuatu yang membuat hatinya tergelung perasaan sakit, "Hitomi kau baik-baik saja, bukan? Apa yang terjadi?" Beberapa perawat segera tanggap memeriksa wanita bermarga Hyuuga ini. Berbagai alat mulai di pasangkan pada Hitomi berharap mengembalikan kinerja jantungnya yang mulai melemah sebelum akhirnya memberikan bunyi panjang pertanda telah hilangnya detak jantung wanita yang baru resmi menjadi ibu ini.

Beberapa kali Hiashi memanggil nama
wanita tercintanya namun, masih tidak ada timbal balik apapun sebagi respon dari Hitomi. Hinata kecilnya mulai menangis seolah merasakan kesedihan yang dirasakan oleh sang ayah sekarang.

"Hitomi! Bangun Hitomi!"

BRAK!

Hiashi menolehkan kepalanya saat seseorang mendobrak pintu ruang persalinan Hitomi. Seorang pria berstelan jas yang tak kalah rapi dengannya berdiri dengan wajah khawatir yang ketara disana.

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang