Part 22

2K 237 4
                                    

Lisa menatap cowok di hadapannya dengan pandangan kesal, kedua tangannya bersedekap di depan dada.

"Lo tuh kenapa sih, kerjaannya muncul secara tiba-tiba gitu?!" tanya Lisa dengan nada yang benar-benar ketus. Sudah dua kali cowok di depannya ini muncul tanpa diundang dan tanpa diharapkan. Bahkan, kehadirannya saja sudah membuat rasa kesal dan amarah di dalam diri Lisa membara.

Apalagi, kalau Lisa mengingat bahwa beberapa hari belakangan, cowok di depannya ini tidak mengganggunya sama sekali. Tidak salah bukan kalau ia menganggap bahwa cowok itu sudah menyerah mendapatkan maafnya? Eh, lihat saja sekarang, malah muncul lagi secara tiba-tiba. Menyebalkan!

"Sorry, gue gak sengaja ngikutin lo dari sekolah," Dera membuka suara, tentu saja Lisa kontan membulatkan matanya secara lebar-lebar.

"APA?!" serunya, membuat perhatian beberapa orang di depan pintu keluar mal tersebut tertuju padanya. "Lo tau dari mana sekolah gue?!" tanyanya.

Dera tidak menjawab, melainkan malah menarik tangan Lisa kembali ke dalam mal. Lisa yang tidak senang, berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan tangan Dera dari tangannya. Lagi-lagi membuat perhatian beberapa orang tertuju padanya. Apa yang ada di pikiran mereka mungkin seperti sedang melihat kedua sepasang kekasih yang tengah bertengkar. Maklum, rata-rata abege jaman sekarang memang seperti itu.

Sebenarnya, sejak Dera bertemu dengan Lisa saat di cafe untuk yang pertama kalinya sejak beberapa tahun yang lalu, cowok itu memang sengaja mengikuti Lisa sampai ke rumahnya waktu gadis itu meninggalkannya begitu saja. Lalu, beberapa hari yang lalu, ia baru mempunyai keberanian untuk menemui gadis itu lagi di rumahnya. Dan keesokan harinya, ia sengaja mengikuti Lisa sampai ke sekolahnya yang ternyata satu sekolah dengan temannya. Dari situlah Dera bisa tahu kalau Lisa sedang ada di mal ini. Tentu saja ia menunggu waktu yang tepat untuk menghampiri gadis itu. Waktu yang tepat sesaat setelah Keira pulang terlebih dahulu.

Dera baru melepaskan tangannya dari tangan Lisa, saat cowok itu membawanya masuk ke dalam salah satu restoran cepat saji.

"Gue tau lo belom makan, jadi gue bawa ke sini," kata Dera sambil menarik bangku di hadapannya dan mendudukan Lisa di atasnya. "Lo tunggu di sini, gue pesen dulu."

Baru saja Dera hendak melangkahkan kakinya ke arah kasir, Lisa sudah buru-buru bangkit berdiri dan menahannya seraya berkata,"gak perlu, gue mau pulang!"

"Lo boleh pulang setelah makan. Jadi, tunggu dulu."

"Lo kenapa sih sok perhatian banget?!" pertanyaan Lisa yang seperti bentakan, tentu saja tidak menjadi suatu penghalang bagi Dera untuk berhenti melangkahkan kakinya dan memesan makanan untuk Lisa. Mengingat perlakuan gadis itu belakangan ini, tentu saja sudah tidak mempan lagi untuknya.

"Dasar nyebelin!" gerutunya, lalu dengan berat hati kembali duduk di tempatnya dengan kedua tangan yang berada di atas meja untuk menopang dagunya.

Tidak lama kemudian, Dera kembali, dengan satu nampan yang berisi dua paket nasi ayam, dua soup, dua soft drink, dan satu curly fries berukuran besar. Tentu saja Lisa tidak mungkin tidak tergoda, apa lagi ia memang belum sempat makan siang karena Keira sudah buru-buru pulang mengingat ada janji dengan Samuel.

Lisa meneguk air liurnya, kedua bola matanya tidak kunjung berhenti menatap makanan tersebut, saat Dera mulai memberikan makanan itu untuknya, beserta dengan kentang curly yang menjadi kesukaannya. Sial, Lisa benar-benar tergoda, Dera memang tahu kesukaannya kalau sudah makan di–eh tunggu-tunggu, apa cowok itu memang sengaja?

"Lo sengaja ya ngajak gue makan di tempat ini?!" tanya Lisa ketus.

Dera menggelengkan kepalanya, seraya membuka plastik yang menutupi nasinya. "Engga, emang kenapa?" tanyanya, pura-pura tidak tahu.

Broken Over RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang