Part 32

2.6K 270 33
                                    

Ada satu hal yang tidak diketahui oleh orang-orang mengenai Rio, kecuali mereka yang kenal dekat dengannya. Dan, cowok itu juga berani bersumpah kalau Lisa juga tidak akan tahu mengenai hal tersebut. Bukan tidak mungkin, mengingat gadis itu kerjaannya hanya bisa berpikiran negatif saja tentangnya. Bahkan, hal-hal yang tidak benar pun, dianggap benar olehnya. Untung Rio naksir, kalau tidak, selamat tinggal deh.

Hal tersebut mengenai ... Rio yang sebenarnya belum pernah merasakan yang namanya pacaran!

Memang terdengar aneh sih, tapi itulah kebenarannya. Rio yang tidak pernah merasakan pacaran. Namun, bukan berarti ia tidak pernah merasakan sakit hati. Ia pernah, tapi dulu, saat dirinya masih berada di bangku SMP. Anggap saja cinta pertama. Jadi seperti ini, waktu itu, di kelasnya ada seorang gadis bernama Amira yang terkenal pintar karena intelegensinya tinggi. Tidak terlalu cantik, tapi sangat pintar. Kepribadiannya juga baik dan mempunyai etika yang patut diacungi jempol.

Entah karena apa, tapi Rio benar-benar menyukai Amira. Kalau tidak salah, ia sudah menyimpan perasaannya untuk gadis itu saat keduanya terlibat di dalam suatu kelompok seni budaya saat kelas tujuh, yang juga satu kelompok dengan Dera waktu itu. Tetapi, berbulan-bulan berlalu setelah keduanya makin dekat karena kelompok tersebut, Rio masih tidak berani mengungkapkan perasaannya. Jelas saja, ia kan saat itu hanya seorang cowok yang baru saja lulus dari sekolah dasar, jadi belum mengerti bagaimana caranya nembak cewek. Masih polos istilahnya.

Hingga suatu hari, Dera mengatakan padanya untuk coba mengutarakan perasaannya pada Amira. Tentu saja Rio menolak. Kalau ditolak kan malu, belum lagi mereka sekelas. Mau taruh dimana mukanya nanti kalau bertemu dengan gadis itu. Tapi, Dera tetap bersikeras untuk menyuruh Rio mengutarakan perasaannya. Kata itu cowok seperti ini:

"Jangan ngaku cowok, kalo ditolak aja takut."

Makanya, setelah Dera berbicara seperti itu, keinginan Rio untuk nembak Amira pun semakin menjadi-jadi. Ia akan membuktikan kalau dirinya adalah cowok gentle yang tidak takut ditolak cewek. Tapi, begitu Rio mengutarakan perasaannya untuk Amira, gadis itu malah berkata:

"Kata nyokap gue, pacaran itu dosa. Jadi, maaf, gue gak bisa nerima lo. Lagi pula, kita baru kelas tujuh, belum pantes main pacar-pacaran."

Tahu apa yang terjadi kepada Rio, setelah Amira menolaknya begitu saja? Cowok itu sakit hati, galau! Sudah yang pertama kali, ditolak pula! Sakit banget 'kan rasanya?

Nah, sejak saat itu, Rio paling males dan gak mau lagi suka sama cewek. Maksudnya bukan pindah haluan jadi suka sama cowok alias homo, tapi belajar dari pengalaman saja. Sakit hati itu emang tidak berdarah, juga tidak sesakit saat dirinya jatuh dari pohon mangga saat kecil dulu. Tapi, ini masalah perasaan, masalah harga diri.

Sejak saat itu pula, Rio lebih memilih untuk memperbanyak gebetan, supaya Amira tahu kalau dirinya tidak sakit hati karena ditolak olehnya. Ya, walaupun memang iya sih, hal itu dilakukannya agar Amira menyesal saja. Tapi sayangnya, tidak sama sekali. Amira justru malah menganggap kalau Rio itu playboy. Duh, sudah jatuh, tertimpa tangga pula.

Namun sepertinya, sakit hati yang dirasakan oleh Rio saat SMP, kembali terulang lagi. Mungkin, lima kali lebih sakit jika dibandingkan dengan ditolak Amira dulu.

Masih diingatnya pula bagaimana kejadian saat pulang sekolah tadi, membuat Rio tidak bisa berkata-kata.

"Gue anter pulang, ya?" tawar Rio kepada Lisa di sebelahnya yang sedang sibuk memberesi mejanya dari buku-buku pelajaran. Gadis itu menoleh sekilas ke arah Rio, lalu mengambil ponselnya yang tiba-tiba bergetar, menandakan ada sebuah pesan masuk.

Sepuluh detik kemudian, Lisa menggeleng. "Sori banget, hari ini gue dijemput temen."

Rio mengerutkan keningnya, lagi-lagi menandakan tanda tanya besar pada dirinya. Apa lagi, setelah membaca nama pengirim pesan ke ponsel Lisa pagi tadi, saat gadis itu ke toilet. Dera. Sebuah nama yang membuatnya merasakan cemas berlebihan dan firasat buruk secara tiba-tiba. "Siapa?" tanyanya perasaan.

Broken Over RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang