13

11.3K 455 3
                                    

The things we want, always the things that are unexpected.

The things we want, always the things that are unexpected

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berlari menuju kelasku. Tadi, telat bangun, macet karena ada demo di tengah jalan, dan harus balik kerumah lagi karena aku lupa membawa buku IPS. Lima menit sebelum bel berbunyi untuk memulai pelajaran pertama, aku tergesa-gesa, karena aku belum mengerjakan PR IPS ku sama sekali, dan mengejutkan sekali, pelajaran IPS ada di jam pertama. Amazing. Kurang sial apa aku?

"KILAAA! PINJEM BUKU IPS BURUAAAN!", teriakku begitu aku sampai didepan kelasku. Ah. Tidak ada Kila. Hanya ada beberapa murid yang terkejut akan kedatanganku. Malu. Tapi tak apa, urat malu ku sudah putus dari dulu.

"Kenapa, Nam? Rambut lu berantakan, baju lu berantakan, dan lu berkeringatan. Habis ngapain?", tanya William ramah, menampilkan senyuman yang dulunya bagiku, ingin menatapi nya terus menerus.

"Oh. Gue lupa kerjain PR IPS gue, dan gue....".

"Pinjem punya gue. Ada di tas, ambil aja.".

"Eh. Ta-tapi Will...".

William pergi meleset dari pandanganku.

Ya udah, gue ambil aja.

Aku mengambil buku latihan IPS milik William dari tasnya. Aku harus sungguh berhati-hati, karena, mengambil sesuatu dari tas orang, sangat tidak sopan, walau sudah diizinkan pemilik tasnya.

Aku menemukan buku latihan IPS-nya, tapi, ada satu benda yang menarik perhatianku. Ada cokelat batang besar, di pasang pita pink diatasnya. Reflek seorang perempuan, aku mengambil cokelat batang itu, dan melihat, diatasnya, ada tulisan :

To : Ariana
From : William

Ariana? Siapa?

Aku menaruh cokelat batang itu lagi dipaling dalam, dan membiarkan buku-buku menimpah cokelat itu. Aku menutup tas itu dengan rapat.

Menyalin PR orang, bisa aku lakukan selama tiga menit. Tapi, begitu bel berbunyi, aku belum selesai menyalin PR-nya. Karena, nama "Ariana" terus memenuhi benakku. Siapa Ariana?!? Aku tidak pernah mendengar namanya.

Yang pasti, semua hal yang William pernah lakuin kepadaku, cuman sebuah harapan palsu. Semua yang telah William lakuin kepadaku, sampai membuatku jatuh kepadanya dulu, hanya perbuatan palsu. Memanglah, dia adalah seorang PHP, Pemberi Harapan Palsu, atau sebut saja, Pemberi Hati Palsu.

Tapi, sejak William masuk ke sekolah ini, dia terus menerus membuatku BAPER! Sikap manis nya yang kukira dia masih menyukaiku? Gila, aku kepedean sekali. Tapi bener, itu yang kukira. Sudahlah, biarkan saja. Lagian, aku sudah tidak suka dengannya. Intinya, dia bisa berpaling hati dengan perempuan lain secepat itu. Walau, status kita tidak pernah "pacaran", kan tetap saja... Ahh... Lupakan.

Cold As IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang