6

14.6K 598 3
                                    

Semua berawal dari "Penasaran" menjadi "Perasaan".

Aku menatap Erik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menatap Erik. Huh... Dia tuh, AAAGH.. Ganteng sekaliii.

Tapi aku sama sekali tidak ada niat untuk mendekatinya, entah mengapa, mungkin karena ego ku yang begitu egois sehingga aku merasa bahwa dia akan datang kepadaku dengan sendirinya, atau mungkin karena aku memang biasa-biasa saja dengannya.

Kalau dipikir-pikir. Yang salah adalah ego ku, mengapa aku sempat-sempatnya berpikir kalau dia lah yang akan datang kepadaku. Tidak mungkin! Sudah seperti yang Kila katakan, dia itu dingin! Sifatnya super dingin!

Tapi, kalau aku benar-benar suka kepadanya, atau mungkin "mencintai"-nya, orang-orang pasti berkata "perjuangkanlah". Kalau tidak, kita sendiri bakal menyesal.

Menurutku, kalau kita sudah "Jatuh Cinta", mau tidak mau, kita pasti akan merasakan yang namanya "Patah Hati". Karena menurutku, Jatuh Cinta dan Patah Hati adalah sahabatan. Jika kalian ingin Jatuh Cinta, otomatis, kalian harus bersiap-siap untuk merasakan yang namanya Patah Hati.

Jujur saja, dari awal, aku memang sudah sangat penasaran dengan sosok "Erik" ini. Kalau aku disuruh untuk mendeskripsikan sifat Erik, aku akan berkata "Aneh". Ya, menurutku dia aneh. Pertemuan awal kami, yaitu dimana dia menceramahiku di jalan, dan menawariku untuk dibonceng dengannya. Lalu, dia juga sudah memperlihatkan sifat dinginnya kepadaku saat di UKS. Dia kalau jawab, suka SPJ. (Singkat, Padat, Jelas).

And to me, he's mysterious. Makes me want to get to know him more.

***

Erik berjalan menujuku, aku gugup. Berkeringat? Iya. Sosok Erik semakin dekat, dan dekat.. dan sekarang dia ada didepanku. Aku terkejut. Mau apa dia?

"Mau masuk UKS lagi?", tanya Erik dengan mengarahkan tatapan tajam kearahku.

"Hah? Maksudnya?", tanyaku, aku kebingungan. Pertanyaan dia aneh, sama seperti orangnya.

"Mau masuk UKS lagi?", dia mengulang pertanyaan yang sama dengan ekspresi wajah yang sama.

Agak galak, tapi ganteng. Hehehe...

"Enggak.", jawabku.

"Kalau gak mau masuk UKS lagi, ikat tali sepatu lo. Kalo lo kesandung, jatuh, masuk UKS dah lo.", katanya lalu dia pergi.

Aku tidak bisa berhenti memandangnya sampai dia lenyap dari pandanganku.

Aku menatap kebawah, melihat sepatuku. Yap, aku lupa mengikatnya. Aku pun mengikat tali sepatuku.

Perhatian banget, batinku. Aku sudah memikirkan hal-hal yang aneh, seperti; Apa dia suka sama gue? Sampai-sampai dia ngingetin gue untuk ikat tali sepatu gue?

Sudahlah, Nam. Orang dingin, orang aneh, orang galak seperti dia tidak mungkin menyukai diriku.

Aku hanyalah gadis biasa. Gadis berambut hitam sepanjang bahu. Kulit ku tidak bisa dibilang putih, tapi juga tidak bisa dibilang hitam. Hidungku pesek. Mata ku belo, alias besar. Apa istimewa nya diriku?

Cold As IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang