Keesokan harinya, Dimi pulang untuk bersih-bersih dan mengganti pakaiannya.
Tiba-tiba teleponnya berdering,
"Hallo? Ada apa, mom?"
"Kamu kemarin kemana? Kata Mbak Tini kamu gak pulang"
"Iya, mom. Sorry aku gak ngabarin, kemarin Abel masuk rumah sakit jadi aku nungguin, i'm sorry."
"Iya udah gak apa-apa. Sekarang sudah dirumah, kan? Jangan lupa makan, mom gak bisa pantau kamu langsung karena kamu sekarang jauh. Jadi, kapan pulang ke Bandung?"
"Iya, mom siap. Nanti deh kalo libur kuliah, aku kesana. Sekalian ajak Abel, kan mom udah lama mau ketemu Abel."
Mom Vina tertawa, "Yaudah, nanti kabarin mommy kalo mau pulang ya! Jaga diri, jangan kebanyakan ngabisin sabun."
Seketika, tawa Dimi pecah, "Gak apa-apa lah, sekarang sabun banyak yang murah."
"Yeh, dasar kamu. Yaudah, mom sayang Dimi."
Dimi tersenyum, "Dimi love mommy too."
Panggilan berakhir.
Dimi memang ke Jakarta seorang diri demi menuntut ilmu ke Universitas yang ia inginkan, alhasil Mom Vina membayar seorang pembantu rumah tangga yang datang ketika pagi hari untuk beres-beres rumah dan akan pulang sore harinya.
"Mas Dim, ada orang tuh nyariin di depan."
"Siapa, mbak?"
"Gak tau toh, Mas. Wong aku aja baru lihat dia sekarang," Mbak Tini dan logat Jawa-nya selalu berhasil membuat Dimi tergelitik.
"Njeh, njeh. Nanti aku kedepan toh Mbak, jangan galak-galak", Dimi mengikuti logat Jawa Mbak Tini.
5 menit kemudian Dimi keluar rumah.
Ada seorang wanita berdiri disana, menggendong tas Jansport berwarna Maroon di punggungnya.Dimi berhenti sejenak,
kayak pernah liat...
Dimi mendekati pagar,
"Lo... siapa? Cari gue?"
Gadis tersebut menengok, raut wajahnya berubah kesal.
"Hape gue mana!"
"Gila, ya? Gue aja gak kenal lo siapa, tiba-tiba nanya-in hape lo? Lo kira gue mas-mas Oke Shop?"
Gadis tersebut mengeluarkan benda berwarna hitam kotak.
Seketika Dimi teringat kejadian kemarin siang."Lo gak mau kan semua kartu identitas lo, gue patahin semua?"
Dimi tercengang, ia segera keluar pagar rumahnya.
"Jangan macem-macem ya lo! Balikin gak dompet gue!"
"Enggak sebelom lo balikin hape gue, mikir dong gue udah hampir 2 hari tanpa hape, susah mau ngapa-ngapain."
"Iya, gue kembaliin! Tapi nanti, gue lupa hape lo dimana."
"Apa lo bilang? Bener-bener ya, udah hape gue lo bawa seenaknya, sekarang dengan gampangnya lo bilang lupa? Gue rusakin kartu ujian lo tau rasa lo ya"
"Jangan bercanda deh. Gue pasti balikin hape lo."
"Kapan? Gue butuh sekarang."
"Nanti, gue cari dulu."
"Gue mau se ka rang! Lo gak tanggung jawab banget sih jadi cowo!", Tami menghentakkan kakinya karena kesal.
"Yaudah, yaudah! Besok siang kita ketemu, kalo hape lo masih gak ada, gue beliin yang baru. Puas lo? Balikin dompet gue sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPRÉVU
Novela Juvenil"Was it hard?" I ask. "Letting go?" I nodded. "Not as hard as holding on to something that wasn't real." --- Pertemuan dan waktu? Siapa yang tahu? Mereka semua dipertemukan dan disatukan sehingga menjadi takdir. Dengan waktu yang salah maupun benar...