Denger mulmed terserah ye mau dari awal ato nanti pas bagian Diminya aja.
Buat yang mulmednya bermasalah bisa lewat lagu sendiri aja ya:
Talking to The Moon - Bruno Mars
Hari ini Dimi dalam perjalanannya ke Bandung bersama dengan Mom Vina karena ada acara keluarga.
Hingga mereka pun sampai di salah satu restaurant bernuansa sunda dengan tempat duduk lesehan.
"Langsung, Mom?" tanya Dimi.
"Iya, gak apa-apa kan? Gak lama kok, Dim," jawab Mom Vina.
Dimi pun mengangguk dan mengikuti Mom Vina masuk.
Saat sedang berjalan, Dimi memperhatikan seseorang yang ada di sebelah ujung ruangan dari jarak ia berjalan.
Tidak mungkin...
"Mom..."
Mom Vina berbalik dan melihat arah tatapan Dimi lalu tersenyum dan menatap Dimi dengan lembut.
"Kenapa?" tanya Dimi.
"Mom kan tahu...," lanjutnya.
"Sayang, ini sudah saatnya. Mau sampai kapan kamu terus-terusan sembunyi?"
"Bukan aku yang sembunyi. Mom tau selama ini siapa yang pergi dan nggak peduli. Aku gak mau," ujar Dimi sambil berbalik hendak meninggalkan restaurant ini.
"Dimi. Sebentar saja, demi Mom Vina. Ya?" Mom Vina menahan Dimi dengan memelas.
Jika bukan Mom Vina yang memintanya, Dimi enggan menghampiri dia.
Akhirnya Dimi berjalan berdampingan dengan Mom Vina menghampiri ia yang berada di ujung ruangan.
Mom Vina dapat merasakan sekujur tubuh Dimi menegang dan memberikannya semangat dengan meremas lengan lelaki yang sudah dianggap anaknya itu.
"Udah lama, Kak?" tanya Mom Vina
"Belum kok, Vin," jawab Freda kepada adiknya tersebut dan tatapannya beralih kepada Dimi.
"Apa kabar, Will?" tanya Freda kepada anaknya tersebut.
"Jangan pernah panggil saya Will lagi," jawab Dimi dingin tanpa menatapnya.
Freda tersenyum masam mendengar jawaban Dimi.
"Kalian mau pesan apa?" tanya Freda berusaha mencairkan suasana.
Tidak lama kemudian datang seorang lelaki bertubuh besar dengan pakaian khas kantorannya.
Dimi hendak berdiri dan pergi ketika melihat lelaki tersebut.
"Dim, tunggu dulu," tahan Mom Vina kembali.
"Dimi udah tau, mom. Kemana arah pembicaraan ini," jawab Dimi kepada Mom Vina.
"Sebentar saja, 10 menit. I promise. Ya?" pinta Mom Vina kembali.
Akhirnya mereka semua terduduk dengan suasana yang masih mencekam.
"Maaf, saya terlam-," kata lelaki tersebut.
"9 menit 46 detik lagi," ujar Dimi dengan dingin.
"Jadi gini, saya memutuskan akan menikahi mama kamu," kata lelaki tersebut.
"..."
"Will, mama mau minta restu kamu, mama mau kamu hadir pada saat hari pernikahan mama. Kita perbaikin semuanya dari awal ya," sahut Freda sambil meraba tangan Dimi.
Dimi tertawa dengan sarkastik sambil bertepuk tangan.
"Bisa ya kalian depan muka saya ngomong kayak gini? Tanpa sadar salah kalian apa? Apa yang kalian udah perbuat terhadap papa saya?" ujar Dimi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPRÉVU
Ficção Adolescente"Was it hard?" I ask. "Letting go?" I nodded. "Not as hard as holding on to something that wasn't real." --- Pertemuan dan waktu? Siapa yang tahu? Mereka semua dipertemukan dan disatukan sehingga menjadi takdir. Dengan waktu yang salah maupun benar...