P.s: bacanya sambil dengerin media lagu yg di atas ya hihi. Enjoy!
Ini sudah 20 menit Dimi berada di jalan, tetapi ia belum sampai juga, padahal ia telah menukar mobilnya dengan motor matic-nya agar lebih cepat sampai. Tetapi tetap saja.
Dimi marah, kesal, perasannya sangat campur aduk saat ini.
Ketika ia mengeluarkan ponselnya hendak menelepon bagaimana kabar Abel disana, ponselnya mati."Bangsat!"
Tanpa memikirkan apa-apa lagi, Dimi melaju disempitnya jalanan kota Jakarta pada sore hari. Tidak lagi Dimi memikirkan polisi yang menjaga jalanan raya, ia hanya fokus mencari wartel untuk mencari kabar kekasihnya.
Dan Dimi lupa bahwa pada saat ini, semua orang sudah tidak memerlukan wartel.
Ia berhenti di depan Halte Bus, dan berusaha meminjam ponsel genggam orang-orang yang ada disitu, tapi mereka pergi meninggalkan Dimi seolah tidak ada orang disana.
Lalu, Dimi melihat seorang wanita yang duduk di Halte Bus memainkan ponselnya.
"Maaf, mbak. Boleh saya pinjam hp-nya sebentar aja? Ini urgent, hp saya batre-nya habis."
Wanita itu mendongkak menatap Dimi, mencari kebenaran disana dan memastikan bahwa pria ini memang benar-benar membutuhkan ponselnya.
"Tolong, mbak", Dimi membuka suara kembali.
Akhirnya wanita tersebut memberikan ponselnya kepada Dimi, "Jangan lama-lama ya, Mas."
Dimi mengangguk dan segera menghubungi nomer tersebut.
"Hallo?"
"..."
"Ini gue Dimi, Iv"
Ivana... Sahabat dekat Abel.
"..."
"Abel gimana?"
"..."
Tanpa berpikir apa-apa lagi, Dimi segera mengeluarkan dompetnya,
"Mbak, mbak pegang dompet saya. Handphone batre saya habis, pacar saya lagi masuk UGD, hapenya pasti saya kembaliin, pasti.", tanpa menunggu wanita tersebut menjawab, Dimi langsung berlari dan melaju menuju Rumah Sakit Mountana dimana wanitanya berada.
"Woy!", wanita tersebut hendak berlari mengejar tetapi lelaki tersebut begitu cepat.
"Ah sialan, apa-apaan nih. Gue aja bahkan belom tau siapa nama dia, dia aja bahkan gak tau siapa gue, gimana ceritanya mau ngembaliin hape gue? Nyesel gue jadinya merasa kasihan ke cowok tadi", raut wajah wanita tersebut sangat kesal, lalu ia teringat bahwa lelaki tersebut memberikan dompetnya.
Wanita tersebut segera membuka dompet itu, dan melihat KTP yang ada di dalam sana.
William Dimitri Matteo...
Ada alamat rumahnya, gue harus nyusul, kata wanita tersebut di dalam hatinya.
----------
Dimi sampai Rumah Sakit Mountana 15 menit kemudian dan segera menelopon Ivana kembali, menanyakan dimana Abel berada.
"Van, gue udah sampe. Lo dimana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
IMPRÉVU
Teen Fiction"Was it hard?" I ask. "Letting go?" I nodded. "Not as hard as holding on to something that wasn't real." --- Pertemuan dan waktu? Siapa yang tahu? Mereka semua dipertemukan dan disatukan sehingga menjadi takdir. Dengan waktu yang salah maupun benar...