Seperti biasa, Abel adalah wanita yang selalu excited dalam segala hal. Seperti sekarang, di dalam bioskop, menonton kartun keluaran Dreamworks yang memiliki rambut ke atas dengan berbagai macam warna dan mempunyai alarm untuk saling berpelukan. Mata Abel berbinar-binar dan bibirnya selalu menyinggungkan senyum terbaiknya karena ini adalah film kartun yang ia tunggu-tunggu, terkadang Abel bertepuk tangan layaknya anak kecil sambil berkata, "Lucu banget", "Ih gemes aku, Dim!", "Pengen melihara jadinya".
Walaupun Abel terlihat seperti anak kecil, walau umur Abel berbeda 2 tahun lebih kecil dari Dimi, tapi tidak dengan kepribadiannya, buktinya Abel dapat membantu Dimi mengobati luka-lukanya.----------
Abel pulang dengan menjinjing boneka Monyet kecil yang Dimi dapatkan karena bermain permainan di Game Master. Mau dinamai "Udin", katanya. Tidak lupa juga mereka membeli kaos yang sama dari Coconut Island, mumpung diskon (juga) katanya, Dimi bilang agar seperti relationship goals, walau ia tidak mengerti dilihat darimana "goals"-nya.
"Dim, kalo boneka monyetnya bisa ngomong lucu ya", kata Abel sambil tertawa.
"Apaan tuh ini? Kode ya kamu mau aku kasih boneka yang kalo dipencet bisa ngomong."
"Enggak ih, aku kan cuman ngomong", kata Abel sambil mengerucutkan bibirnya.
"Yaudah, yuk pulang. Nanti kemaleman kamu keburu berubah jadi Jelek-Jelek Serigala yang matanya merah-merah itu",
Abel merengut kesal sambil menghentakan kakinya, "Nyebelin kamu, Dim."
Dimi tertawa puas melihat wanitanya cemberut karena diejek.
20 menit kemudian mereka sampai di depan rumah Abel.
"Sampeee, yuk turun", kata Dimi sambil tersenyum ke arah kiri samping kemudinya dimana Abel berada.
Pada saat Dimi mau membuka pintu mobilnya untuk keluar, Abel menahan tangannya dan langsung mencium pipi kiri Dimi,
"Makasih ya, Dimi. Hari ini aku seneng banget, aku tau kamu sibuk dan harusnya ngerjain tugas DKV kamu, tapi kamu tetep mau nemenin aku. Besok-besok gak apa-apa kok kalo kita gak pergi. Love you, Dim," kata Abel sambil tersenyum.
"Sama-sama, Sayang. Gak apa-apa kok, you know aku pernah bilang, kalau dalam suatu hubungan you should make a time", kata Dimi sambil mengelus rambut Abel.
Mereka-pun turun dan sesampainya didepan pintu rumah Abel, Abel mengetuk pintu rumahnya. Mama Abel pun membukakan pintu dan keluar,
"Malem, Tante. Abel-nya udah aku kembaliin dengan selamat sehat sentosa tanpa cacat ya," kata Dimi bercanda.
"Eh ada Dimi", Mamanya Abel tertawa.
"Mau masuk dulu, Dim?"
"Enggak usah, Tante. Dimi langsung pulang aja ya,"
Dimi menatap Abel, "Aku pulang dulu ya Abel yang belisik,"
"Hati-hati, Dim. Kalau udah sampe rumah langsung kabarin."
Dimi mengangguk,"Saya langsung ya, Tante. Saya pulang dulu", kata Dimi lagi.
"Hati-hati, nak Dimi. Jangan ngebut ya,"
"Siap, Tante."
Dimi-pun berbalik meninggalkan halaman rumah Abel lalu melambaikan tangannya sebelum masuk ke dalam mobil.
----------
Hari ini adalah hari dimana hubungan Dimi dan Abel sudah berumur 3 tahun.
Dimi sudah memiliki rencana untuk memberikan surprise kecil untuk Abel dan mengajaknya dinner.Karena kemarin malam Dimi harus menyelesaikan tugasnya yang tertinggal, jadi ia harus mencari bunga untuk Abel dadakan, ia memutuskan untuk memberikan Abel rangkaian bunga Hydrangea berwarna biru dengan campuran pink sebagai tanda terimakasih telah menemaninya dan mengerti dirinya selama 3 tahun. Untungnya, Dimi sudah memesan boneka monyet besar yang jika dipeluk terdapat sensor sehingga boneka tersebut mengeluarkan suara, dan suara tersebut adalah rekaman suara Dimi sendiri yang mengatakan, "Ti amo, Abel" dengan bahasa Italia yang berarti aku cinta kamu, Abel dalam bahasa Indonesia.
Dimi juga sudah mem-booking salah satu cafe dengan pemandangan yang indah di Jakarta.Jadi hari ini, Dimi akan mencari bunga Hydrangea dan mengambil pesanan boneka monyet untuk wanita-nya.
Pada saat Dimi tengah menuruni tangga untuk segera pergi, telepon genggamnya berdering.
Abelisik calling...
"Hallo? Kenapa Bel?"
"Kamu dimana, Dim?"
"Di rumah nih, mau beresin tugas."
Maaf, Bel. Aku harus berbohong demi kesuksesan surprise ini, kata Dimi di dalam hatinya.
"Nggg... Yaudah, deh."
"Kenapa memangnya?"
"Tadinya aku mau minta temenin kamu ke Singgawalu Swimming Pool sekalian pengen ketemu kamu. Aku kangen...
Tapi kamu harus nyelesain tugas kamu, yaudah gak apa-apa."Dimas terdiam.
"Hmm, maaf ya sayang aku gak bisa nganterin kamu. Kamu naik Uber aja gak apa-apa?"
"Iya gak apa-apa kok, ini aku mau pesen. Yaudah, bye Dim!"
"Iya, hati-hati babygirl. Love you."
"Aku juga sayang banget sama kamu, Dim."
Dimi tersenyum mendengar Abel mengatakan hal itu.
Abel memang selalu berenang bersama teman-temannya, biar tinggi katanya, capek di ejekin pendek apa lagi Dimi suka seenak jidat mem-bully Abel karena Dimi lebih tinggi darinya.
Setelah berjam-jam Dimi berkutat, akhirnya ia sudah membawa semua surprise-nya untuk Abel.
Jam 6 sore, harusnya Abel udah dirumah.
Tanpa melihat dan mengabari Abel, Dimi tancap gas ke rumah Abel, biar surprise jadi tidak usah bilang-bilang.
Dimi keluar dari perumahan komplek Marga Indah, dan sudah terlihat kemacetan disana.
Pada saat itu juga, telepon berdering.
Ibu Mertua calling...
Kok tumben, kata Dimi dalam hati.
Dimi mengangkatnya, dan mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut dari Ibunda Abel.
Mata Dimi terbuka lebar, jantungnya berdetak kencang, perasaan-nya sekarang memporak pondakan segalanya.
Dan setelah telepon berakhir, tanpa pikir panjang Dimi memutar-balikkan mobilnya.
Dimi mengumpat dan memukul setir mobilnya,
"Anjing!"
Heyo!
Lumayan yha 800an maaf masih belom panjang.
Jangan lupa vote dan comment ya!
Love,
Selin.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPRÉVU
Teen Fiction"Was it hard?" I ask. "Letting go?" I nodded. "Not as hard as holding on to something that wasn't real." --- Pertemuan dan waktu? Siapa yang tahu? Mereka semua dipertemukan dan disatukan sehingga menjadi takdir. Dengan waktu yang salah maupun benar...