"Rin, Tami gimana?"
"Udah gak sakit, tapi antibiotiknya harus tetep diabisin."
Begitulah perbincangan Nichol dan Erin dari ponsel, seperti dugaan Nichol, malam itu Tami dibawa ke dokter, dan dokter menyarankan untuk cek darah juga cek urine karena ada kemungkinan Tami terkena radang usus.
Nichol saat itu juga menyusul untuk mengantar Tami ke dokter bahkan ke lab atas saran dokter, dan... ya.
Seperti biasa, Tami mengusirnya.
Tapi karena itu pukul setengah dua malam dan ia tidak enak semakin merepotkan Erin, ia menurut walau ia menganggap Nichol sebagai hantu yang kasat mata."Kabarin gue Rin kalo Tami kenapa-napa. Hari ini dia mau makan apa?"
"Siap. Gue gak ngerti sama dia, maghrib gini bilang pengen cotton candy masa. Lo beliin aja apa kek yang anget-anget dan jangan pedes, perut dia masih rawan."
"Ya udah, thank you Rin."
"Yo."
--------------------
Tami kini sudah berada di mobil bersama Dimi, apa lagi tujuannya kalau bukan mencari Abel?
Dimi hanya mengejek begitu mengetahui bahwa Tami sakit bahkan diduga menderita radang usus.
"Makanya jangan bayak gaya," begitu katanya.
Saat mobil berhenti di lampu merah, terdapat papan iklan besar yaitu poster film horror berjudul Danur.
"Kok aneh sih masa namanya Danur?"
"Danur itu bukan nama, itu tuh cairan yang keluar dari mayat tau!" jawab Tami karena sebenarnya ia selalu penasaran mengenai hal berbau mistis.
"Kata siapa? Sok tau ah lo."
"Sampe iya? Mau apa lo?"
"..."
Lalu mimik wajah Tami berubah seakan menjadi iblis bertanduk yang memiliki rencana jahaD pake D.
"Lo nonton Danur sendiri ya?"
Dimi tercengang dan dengan cepat menggelengkan kepalanya,
Terlalu cepat sehingga Tami mengetahui bahwa Dimi seorang penakut.
"Ah cowo bukan sih lo? Gitu aja takut, potong aja noh burung lo."
Dimi merasa direndahkan sebagai lelaki, apa lagi dari SMP ia selalu dipuja-puja oleh wanita.
"Oke! Kata siapa gue takut?"
"Fine. Deal?"
Tami mengangkat tangannya untuk bersalaman.
"Deal."
Dimi membalas jabatan tangan tersebut.
Sesudah banyak bukti dikumpulkan oleh Tami bahwa jawaban ia benar, Dimi protes, tetapi percuma karena Tami tidak mau tahu.
TAKIS ENTERTAINMENT (4)
Dimitri Matteo: woy pd dmn
Ekaputra: dokter kandungan
Dimitri Matteo: serius anjing
Ekaputra: bener. Tanya aja Anto
Tang Xiu Lian: Iye! Biasa ni kunyuk ikutan mulu, lg meriksa dogi si meymey yg hamil. Mo ikt?
Dimitri Matteo: ah kunyuk lo bedua
Dimitri Matteo: lo dmn bim
Kevin Bimatara: Di rumah mau tidur dan jangan ganggu gue

KAMU SEDANG MEMBACA
IMPRÉVU
Teen Fiction"Was it hard?" I ask. "Letting go?" I nodded. "Not as hard as holding on to something that wasn't real." --- Pertemuan dan waktu? Siapa yang tahu? Mereka semua dipertemukan dan disatukan sehingga menjadi takdir. Dengan waktu yang salah maupun benar...