NEUF

83 13 1
                                    

Tami terbangun karena getaran handphone dari alarm yang dipasang olehnya.

Ia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum terduduk untuk mengumpulkan arwahnya.

Ia mematikan alarmnya lalu melihat notification sms.

Hadeuh, palingan Beli 6 Gratis 6 Dunkin Donuts.

Tetapi setelah dibuka ternyata dari nomer yang tidak dikenal oleh Tami.

From: 082680517xxx

Tam, hari ini Dimi ada kelas jam 9. Dia masih tidur sekarang. Kalo lo bisa, lo surprisein ke rumahnya langsung aja ya. Makasih, Tam.
-Abel

Lalu Tami segera menelopon nomer tersebut.

Nggak aktif...

Tami menuruti instruksi yang telah diberikan Abel.

Ia bersiap-siap dan membawa kado serta kue yang telah dibuatnya kemarin.

"Woy setan bangun! Jangan lupa lo kelas jam setengah 9. Absenin gue dulu ye, Rin!"

"Hmmm."

Tami berangkat dan segera menuju ke rumah Dimi.

Setelah 20 menit kemudian Tami sampai di depan rumah berpagar hitam tersebut.
Mobil Dimi terparkir dihalaman rumahnya.

Jantung Tami berdegup kencang, ia takut akan hal apa yang akan Dimi katakan nantinya.

Tami membunyikan pagar dengan mengetuk gembok diujung pagar.

"Permisi."

Tami mencoba mengetuk sekali lagi.

"Permisi," katanya dengan suara yang lebih keras.

Tidak lama pintu terbuka.

"Iya, non."

"Dimi ada mbok?"

"Ada non, tapi masih tidur. Mau mbok bangunin?"

"Gak usah, mbok. Saya mau ngasih kado sama kue aja. Boleh masuk?"

"Oh, boleh non. Ayo silahkan."

Tami pun tersenyum dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah Dimi.

"Non mau minum apa?"

"Gak apa-apa mbok gak usah. Makasih ya"

"Kalau non haus itu dimeja ada aqua gelas ya non. Ya sudah mbok balik dulu ke dapur ya non, permisi."

"Iya, mbok. Silahkan."

Tami menatap pintu kamar Dimi.

Aduh gimana nih gue kalo kena semprot

Ia berdiam di ruang tamu kediaman Dimi

Ah yaudahlah. Diem doang gak akan bikin kue sama kado ini jalan sendiri ke kamar Dimi.

"Niat gue bantu Abel," seru Tami tegas kepada dirinya sendiri.

Ia membuka kamar Dimi, terlihat Dimi tengah tidur tengkurap.

Dan seperti biasa, mulutnya terbuka.

Tami menaruh kue tersebut di meja sebelah pintu kamar Dimi dan mulai menyalakan lilin berwarna warni tersebut.

Lalu ia membawa kue tersebut, menarik nafas panjang dan menghembuskannya sambil berbalik.

1... 2... 3...

"Happy birthday to you... Happy birthday to you... Happy birthday, happy birthday. Happy birthday to you," Tami bernyanyi dengan semangat.

"Budek apa tai kupingnya gak pernah dikorek sih ni orang."

IMPRÉVUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang